Anak zaman now itu katanya dekat dengan stres. Penyebabnya beragam, jadwal sekolah dan kegiatan yang padat, tingginya ekspektasi akademis, dan juga pengaruh media sosial. Sungguh sesuatu yang lumrah. Namun, setelah kondisi itu dirasakan oleh anak sulung saya, perhatian saya langsung beralih.
Ternyata setelah banyak membaca literatur dan juga mengikuti workshop saya belajar bahwa stress is actually a normal part of life. Hidup itu pasti naik turun, punya masalah, ada ketegangan, ada kecemasan, ada sedih, dan takut. Jadi being stress free juga sebenarnya bukan hal yang wajar tetapi yang tepat adalah belajar mengendalikan stres yang dialami.
Stres sendiri ada dua macam yaitu eustres dan distres. Eustres adalah stres yang masih dalam batas normal sedangkan distres adalah jenis stres yang sampai mengganggu keseharian kita. Nah, kita perlu eustres ini dalam kehidupan loh karena dengan ini kita terpacu untuk waspada, lebih maju, atau berusaha lebih keras. Bayangkan kalau hidup tanpa stres, ya datar saja begitu.
Anak dengan tipe perfeksionis atau pencemas akan lebih mudah mengalami stres karena semua dipikirkan. Dia juga cenderung khawatir akan masa depan, memiliki banyak pikiran buruk tentang kegagalan, atau tidak fleksibel. Penyebab bawaan ini dapat diperparah jika anak memiliki orang tua yang perfeksionis juga, penuntut, atau lingkungan yang serba sempurna.
Anak seperti ini perlu penanganan dan penguatan khusus terutama dari orang tua karena mungkin cemasnya belum sampai tahap yang perlu ke psikolog atau psikiater tetapi jika tidak dikendalikan maka sangat mungkin mengganggu dalam kesehariannya.
Balik lagi ke cerita anak sulung saya. Dia adalah tampilan yang cukup khas untuk anak perfeksionis yang kadang menderita dengan 1001 kecemasannya. Ada beberapa teknik yang saya ajari dan dapat dipraktikkan untuk mengurangi kecemasan:
- Teknik pernapasan
Ajak anak latihan pernapasan saat merasa takut atau cemas. Tarik napas perlahan selama 3 detik lalu hembuskan dalam 5 detik. Ulangi beberapa kali.
- Teknik relaksasi
Cari kegiatan yang membuat anak merasa santai. Bisa dengan bermain musik, olahraga, atau menggambar. Anak saya memilih coloring book for adults dan berenang di weekend yang kosong.
- Teknik CBT
CBT adalah kependekan dari Cognitive Based Therapy. Jadi intinya, anak itu kan punya sejumlah pemikiran cemas dan stres di otaknya. Kadang ga mungkin banget deh pemikirannya atau malah lebay tapi untuk si anak itu rasanya mungkin-mungkin aja. Nah, sebagai orang tua perlu terus mengolah pemikiran anak agar lebih realistis. Ajukan pertanyaan atau ceritakan berbagai kisah agar anak lebih terbuka wawasannya dan dapat mengubah pola pikirnya secara bertahap.
Saya sendiri introspeksi kembali apakah saya telah menjadi orang tua yang penuntut? Rasanya sih tidak, tetapi sebagai upaya pribadi saya melakukan beberapa hal di bawah ini:
- Learn to relax
Katanya kita sering memberi nasihat seperti: Just do your best! Kamu pasti bisa. Kamu anak pintar kok, Mama bangga! Dan masih banyak jenis lainnya. Namun, saat anak pulang bawa hasil ulangan atau setelah lomba, Mama yang tadinya semangat jadi pemarah. Kok cuma 90? Yang dapat 100 tadi siapa di kelas kamu? Kamu salah yang mana saja soalnya? Kamu pasti lupa belajar bagian yang itu, dan sebagainya. Anak jadi bingung dan dia tetap merasakan tekanan dari orang tua walau kita bicara baik-baik dan terkesan tidak memberi target.
Semangat menemani anak-anak kita mengendalikan stres ya, moms. Jangan lupa untuk selalu menimba ilmu dengan banyak membaca artikel tentang anak dan remaja yang banyak tersedia di dunia maya.
Dr Fiona, Ini yg terjadi nih pd anak sulung saya..hehe, anak zaman now cerita nya. Kalau si kakak, dia stres lebih dikarenakan urusan pendidikan yg luar biasa menghabiskan waktu dan tenaganya sih moms, karena dia sekolah di sdit dan full day school dan ternyata lagi sekarang2 ttp ada pr yg seabrek, belum lagi hafalan kejar2an dengan waktunya yg sangat sedikit di rumah, walhasil kalau sdh stres, reaksi nya pasti kaya orng alergi, gatal2 telapak tangannya..ini jg faktor keturunan sih moms, persis kaya bapaknya..hehe. Jd mmng kalau aku pribadi, suami jg sih, kami tdk pernah mempush dia utk belajar ataupun dalam peringkat kelas, ttp kami semangatin tp kami biarkan dia menjalani senyaman dia aja. Alhamdulillah dia udah tahfiz, masuk 5 besar, klw turun2 dikit ya msh di 10 besar lah, klasifikasi kelas jg msh di kelas A. Dan setelah baca2 artikel ini, jd tambah ilmu nih..
Wah, pas banget ini untuk membantu mengelola kecemasan dan potensi stres mengingat anakku tahun ini masuk SD, banyak hal baru yang bahkan ortunya pun udah mulai kepikiran... Terima kasih, dr. Fiona.
Baca ini jadi reminder buat belajar relax, kadang-kadang suka kebawa ngikutin kesehariannya anak. Teknik-tekniknya bermanfaat sekali, terima kasih tipsnya dr Fiona :)
Benar mama, jika tidak diajarkan sedari dini, anak bisa tumbuh menjadi sosok yang egois dan tempramental.
Mama, yuk main ke website kami di http://funtasplay.com/. Banyak info parenting dan activities book untuk si kecil yang bisa didownload gratis lho! Jangan lupa mampir ya...
Assalamu'alaykum Wr. wb.
Halo Ayah Bunda...
Ada kabar bahagia untuk ayah bunda yang sedang bingung mencari Mitra dalam membersamai tumbuh kembang ananda untuk wilayah malang.
Kini...
Telah dibuka Triple-C Daycare (Cahaya Childern Center) cabang Sawojajar-Malang
Rumah Kedua Buah Hati Anda
Yang siap membersamai ananda dalam tugas tumbuh kembangnya.
More info: 082134085008
About us
our sosmed
blog: keluargacahaya.com
FB : www.facebook.com/TripleC
IG: www.instagram.com/@cahaya_childern_center
email: [email protected]
TRIPLE-C
Rumah Kedua Buah Hati Anda