Dari kecil, saya sering mendengar cerita tentang betapa beratnya perjuangan seorang ibu ketika melahirkan bayinya, dan hal ini juga sering saya saksikan di televisi atau di film-film. Tapi herannya, saya hampir tidak pernah mendengar cerita tentang perjuangan seorang ibu agar bisa menyusui bayinya dengan baik. Tadinya tidak terpikirkan bahwa akan ada perjuangan tersendiri agar seorang ibu bisa sukses menyusui bayinya.Bahkan dokter kandungan saya pun tidak banyak menyinggung masalah menyusui saat saya kontrol kehamilan.Tapi saat saya sudah melahirkan, banyak ibu-ibu yang menjenguk saya mengatakan bahwa memang menyusui itu lebih “sakit” daripada melahirkan. Lho, kok, mereka baru bilang sekarang?
Mungkin saya cukup beruntung karena bekerja di bidang informasi, sehingga tahu cukup banyak tentang IMD, ASI Eksklusif, dan lain-lain. Sejak awal masa kehamilan, saya memang sudah berusaha mencari tahu sebanyak mungkin tentang hal-hal yang berkaitan dengan menyusui, mengikuti milis, berkunjung ke sentra laktasi, membekali pasangan saya agar kami punya visi yang sama, dan lain sebagainya. Apakah kemudian saya berhasil melalui fase menyusui ini dengan lancar… ternyata tidak… memang menyusui tidak semudah yang dibayangkan.Tapi tenang, asalkan kita cukup tenang dan siap, pastilah semua masalah tersebut bisa diatasi dengan baik.
Ada baiknya, selain heboh belanja perlengkapan bayi, para ibu juga mempersiapkan segala sesuatunya agar bisa berhasil menyusui. Beberapa hal yang menurut saya perlu diperhatikan adalah:
- Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang menyusui, seperti: apa yang dimaksud dengan IMD, ASI eksklusif, dan lain-lain. Cobalah mengikuti milis tentang menyusui (asiforbaby), berdiskusi di forum seperti theurbanmama.
- Bekali juga dengan informasi faktor-faktor yang sering menjadi penyebab gagalnya proses menyusui, seperti: inverted nipple, asi yang sedikit, asi yang encer, bayi yang menangis terus, dan lain-lain. Biasanya hal-hal itu bisa diatasi, asalkan kita punya jawaban atas masalah-masalah tersebut, dan tidak panik saat masalah itu muncul.
- Sempatkan berkunjung ke sentra laktasi. Ajaklah pasangan dan orang lain yang nantinya akan turut andil mengurus bayi. Biasanya orang lebih mudah diyakinkan apabila ada pihak ketiga yang memberitahu, apalagi jika narasumber itu adalah seorang dokter atau bidan. Di sentra laktasi kita juga bisa belajar cara merawat payudara, memijat payudara, dan dibekali pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi hambatan, seperti bengkak, lecet, dan sebagainya.
- Samakan visi tentang menyusui dengan pasangan dan orang lain yang nantinya akan mengurus bayi. Perlu diingat, saat kita habis melahirkan, biasanya merekalah yang akan lebih banyak mengambil keputusan berkaitan dengan si bayi.
- Hindari stres, jangan panik jika ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan. Teruslah mencoba untuk menyusui bayi, karena isapan bayi akan merangsang produksi asi.
- Tidak perlu khawatir jika pada hari-hari pertama hanya sedikit ASI yang keluar. Sebetulnya saat itu tubuh ibu sedang berusaha menyesuaikan produksi dengan seberapa banyak kebutuhan bayi.
- Ingatlah terus kebahagiaan akan kelahiran bayi, karena suasana hati yang gembira akan meningkatkan produksi ASI.
- Perhatikan posisi menyusui yang tepat, jika terjadi lecet yang tak kunjung sembuh dalam waktu dua minggu, itu artinya posisi mungkin kurang tepat. Kalau bisa, sempatkan berkunjung ke sentra laktasi atau mintalah konselor laktasi untuk datang, agar masalah ini segera terselesaikan.
- Berkonsentrasilah untuk menyusui bayi. Sejak hamil, mungkin ada baiknya memikirkan siapa yang akan mengurus masalah rumah tangga pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan.
- Perhatikan asupan makanan ibu, usahakan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi.
- Usahakan untuk tidur saat bayi tertidur.
- Bayi yang menangis tidak selalu berarti ASI kita kurang atau ia lapar. Perubahan yang drastis dari suasana di dalam kandungan ke dunia luar pastilah membuatnya gelisah.
- Jangan ragu untuk meminta bantuan suami, dan katakan secara langsung. Ingatlah, suami tidak bisa membaca pikiran kita.
- Sukses menyusui itu sangat dipengaruhi oleh pikiran kita. Yakin benar bahwa ASI kita pasti cukup untuk si bayi dan bersyukurlah untuk setiap tetes ASI yang bisa kita hasilkan.
Semoga tip-tip di atas bisa membantu para calon ibu agar berhasil menyusui dengan lancar… walau butuh perjuangan lebih, keindahan momen menyusui sulit digantikan oleh apa pun.
@calysta: ayo semangat ya... syukuri saja berapa pun asi yang didapat... lama2 bingung akan membuat makin stres dan makin mengurangi produksi asi...
yup...cocok banget nih tips buat aku yg lagi bingung..asi ku udah 2 hari ini berkurang..
wah ini bener banget, waktu saya sebelum hamil saya sudah baca banyak ttg asi. Juga ikutan milis asiforbaby makanya setelah saya hamil tekad saya sudah bulat u memberikan asi u anak saya, dan allhamdulillah karena saya happy tanpa ada tekanan dan juga dukungan orang sekitar dan lingkungan saya sampai saat ini saya msh memberi my kale 22bln ASI. Dan kale jarang banget sakit loh. Ayo semngat untuk menciptakan generasi cerdas & sehat :)
TFS ya ...
Ayo semangat menyusui, apalagi sudah akan didukung RPP tentang ASI eksklusif. Bakal tambah banyak anak cerdas dan sehat di negeri ini karena hanya minum ASI bundanya.
Sy yg termasuk telat dpt info ttng asix wkt hamil. Malah sibuk ngurus p'lngkapan bayi. Stlh lahir br ngeh kl asi hrs d perjuangkan, ga bgt aja ada, slh satunya mental. Smp skrng asi ku msh sk up n down..yg penting d syukuri.
Izin share..