Salah satu impian saya sejak dulu adalah menjadi seorang ibu. Memang saya suka sekali anak-anak, dan membayangkan akan punya anak sendiri itu menyenangkan sekali. Namun dari semua persiapan yang saya lakukan, ternyata saya kurang mempersiapkan urusan menyusui sebelum anak pertama lahir. Saya sering melihat ibu-ibu yang menyusui, jadi seharusnya ini bukan hal yang sulit ya.
image credit: pexels.com
Ternyata...
Setelah saya melahirkan di salah satu rumah sakit ibu dan anak, perawat hanya berkunjung silih-berganti sambil bertanya, “ASI sudah keluar belum?” Saat saya jawab belum, mereka menjawab, “Tidak apa-apa, dipijat saja, nanti juga banyak.” Secara umum payudara saya hanya dipijat-pijat tanpa instruksi yang jelas.
Memang saat saya melahirkan masih itu tahun 2006, informasi tentang menyusui belum seluas sekarang. Payudara saya pun makin bengkak, sakit tidak karuan. Bayi pun tidak jadi tidur sekamar dengan saya. Kelihatannya ia baik-baik saja dan sudah diberi tambahan susu formula di kamar bayi.
Pada malam terakhir sebelum pulang saya mencoba memompa ASI dengan pompa yang dipinjamkan oleh rumah sakit. Tidak ada yang mendampingi dan menjelaskan apa yang perlu saya lakukan. Benar-benar seperti tersesat entah di mana. Hasilnya: puting bertambah nyeri, hasil pompa ASI hanya sedikit, dan bengkak juga tidak berkurang. Sebenarnya lebih dari sekadar bengkak. Payudara seperti membatu, terasa nyeri saat berdiri, duduk, dan berbaring. Salah posisi berbaring pun menyebabkan bengkak bertambah.
Keesokan harinya saya pulang ke rumah dengan gagah berani. Saya hanya berdua di rumah dengan si kecil yang baru berumur lima hari. Suami harus bekerja dan Mama saya juga pulang ke rumahnya. Saya mencoba menyusui, tetapi ia tetap menangis, sepanjang hari menangis dan tidak mau tidur. Akhirnya saya menelepon ke rumah sakit dan bertanya bayi ini harus diberi susu formula apa karena saya sudah menyerah. Suami pulang kerja membawa susu formula dan memberikannya ke bayi. Ia pun bisa tidur juga. Saya sendiri lalu menangis karena sedih dan lelah, apalagi menghadapi kenyataan kalau saya tidak bisa menyusui si kecil. Padahal ada banyak orang lain yang bisa melakukannya.
Keesokan harinya kami pergi ke Klinik Laktasi Carolus sebagai usaha terakhir. Di sana saya diajari segala hal yang perlu diketahui tentang menyusui. Saya juga diajari memijat payudara, berapa kali harus mengompres panas dan dingin. Saya juga diminta menyusui si kecil di sana, diperbaiki dan dikomentari apa saja yang perlu diperbaiki. Langsung praktik, tidak hanya sekadar teori. Padahal saya lulusan sekolah kedokteran dan saya tidak tahu semua hal ini.
Teknik memijat yang saya dapatkan:
- Urut lurus dari sisi terjauh ke arah puting.
- Urut dengan gerakan melingkar ke arah puting.
- Ulangi pagi sore dan beberapa kali setiap tekniknya.
Akan terasa sakit dan ASI akan keluar sebagai hasilnya. Tujuan pemijatan payudara ini adalah meluruskan saluran ASI (duktus) yang kusut sehingga bengkak berkurang dan ASI mengalir lebih lancar. Saluran ASI yang jumlahnya banyak sekali di payudara kita itu kadang tersumbat saat produksi ASI meningkat. Makin tersumbat, payudara akan makin bengkak. Akibatnya bayi tidak mendapatkan aliran ASI yang lancar. Produksi ASI banyak, payudara bengkak, menyebabkan bayi tidak bisa minum. Jadi pemijatan payudara ini sangatlah penting.
Selain dipijat, kompreslah payudara dengan menggunakan dua handuk kecil. Kompres berselang-seling antara air panas dan air dingin. Air panas di sini maksudnya benar-benar panas, bukan sekadar suam-suam kuku. Tujuan pengompresan ini untuk mengurangi bengkak.
Saat menyusui sebaiknya dipastikan pelekatan yang baik untuk memudahkan bayi menyusu dan mengurangi risiko puting yang lecet. Jika pelekatan benar, bayi menyusu tidak hanya pada puting, seluruh areola.
Beberapa hal lain yang tidak saya ketahui saat menjadi ibu baru:
- Saat menyusui satu sisi maka sisi sebelah bisa menetes atau bahkan banjir. Jadi sebaiknya menggunakan breast pad atau penampung ASI.
- Nipple cream is of utmost importance. Menyusui dengan puting yang lecet itu sakit sekali. Sebaiknya cari yang tidak perlu dibasuh sebelum menyusui. Jangan lupa oleskan ASI karena memiliki khasian antiseptik.
- Menyusui secara langsung umumnya jauh lebih mudah daripada harus terus-menerus memompa ASI atau memberikan susu formula. Jika akan bepergian kita tidak perlu memikirkan botol steril, air panas, susu bubuk, dll. Tetapi sekali lagi, setiap ibu punya pertimbangan dan masalah masing-masing dalam menyusui.
- Beberapa tips untuk tetap menyusui sambil bekerja dari Konselor Laktasi RS Pondok Indah, dr. Meutia Ayuputeri:
- Perah/pompa ASI dalam jangka waktu 3-4 jam sekali selama di kantor. Frekuensi perah/pompa ASI ini sebisa mungkin menyerupai frekuensi menyusu bayi di rumah.
- Jangan ragu-ragu untuk meminta fasilitas penunjang menyusui di kantor. Hal ini dilindungi oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah. (lihat UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan PP No 33 tahun 2012)
- Simpan ASI perah pada wadah dan suhu yang sesuai untuk diberikan pada bayi nantinya.
- Apabila memungkinkan, atur agar bayi dapat dibawa ke tempat kerja di waktu istirahat agar dapat menyusui di tempat kerja.
- Jangan lupa bahwa selama di rumah, pastikan bayi dapat menyusu langsung semau bayi. Hal ini berarti menyusu sesuai permintaan bayi, sampai bayi puas.
- When in doubt, get expert help.
Kesimpulan saya, walaupun memang menyenangkan dan indah, menyusui itu tidak selalu mudah, terutama bagi ibu baru. Tetapi dengan mengumpulkan banyak informasi tentang menyusui serta menyempatkan diri mengunjungi konselor laktasi, mudah-mudahan kita bisa melakukan yang terbaik saat menyusui si kecil.
Happy breastfeeding. Happy World Breastfeeding Week!
Assalamualaikum mbak..saya mau tanya maaf oot..anak saya baru saja operasi tongue tie dan lip tienya.Dan sekarang yg saya alami bayi saya kesusahan nyusu badan,mohon info bagaimana caranya agar bayi saya yg baru 1 bln ini mau kembali menyusu badan? Semoga ibu dokter berkenan memberikan infonya.
mba fiona, kalau di jogja konselor laktasi yg recommended siapa ya? terima kasih
Assalamualaikum, sy prnh mengalami mastitis, dgn payudara sebelah untuk menyusui, karena yg satu lgi, sudah di off oleh dokter, jadi sekarang menyusui hanya dgn 1 payudara, dan sekarang payudara yg 1 masih bisa mengalirkan asi kini serasa terasa lagi gejalanya, yg sy tkutkan terulangi kembali harus menginap di rs, apakah ada pencegahan nya / apakah ada dokter khusus untuk masalah payudara, apakah di sini ada dokter area bandung, agar saya bisa periksa kan yg sy alami sekarang, jika terasa sakitnya lumayan panas dingin terasa juga demam demikian., mohon bantuannya
Semangat menyusui selalu, mom dian.
Halo, mbak dian. Waalaikumsalam. Kl di bandung saya sarankan teman sejawat saya dr frecillia Regina, SpA, konselor laktasi berpengalaman di RS Limijati agar bisa menyusui kembali dgn lancar di kedua payudara krn kalau tidak diisap maka yang satu lagi bs bengkak spt dulu.
Hii para Mom..
Mohon bantu share nya yaa,
Saya mommy baru, anak baru umur 10hari.. Lagi brmasalah sama ASI, pgn bged asi esklusif, tp trnyata puting ga kluar dan asi pun blm lancar sampai dgn hari ini.. Setiap hari sdh makan sayuran (daun katuk, daun pepaya, kacang, booster asi, dll) tp blm berhasil.. Saking ngototnya mau pake asi, anakku kena kuning di hari ke 5, karna kurang minum, jd sempat di sinar.. Stelah itu, sambil tetap nyusuin langsung (apapun hasilnya), akhirnya dikasih sufor.. Saya nyusuinnya pun pake puting sambungan, karna puting pendek jd lepas2 trus..
Sarannya yaa Mom, harus gmna lg biar asi lancar dan puting kluar?
coba pakai nipple puller kalau puting belum keluar. ada merek pig*on. tapi sebenernya sih menyusui itu bayi di areola bun, jadi walaupun puting datar tidak masalah, karena tetap bisa menyusu. (mohon diperbaiki apabila saya salah) yang penting bayi terus aja di suruh ngenyot bun. saya juga waktu persalinan tidak langsung keluar asi, 3 hari kemudian baru keluar. tapi selama 3 hari itu saya paksa bayi saya untuk menyusu setiap 1 jam sekali walaupun belum keluar asi. Alhamdulillah akhirnya keluar juga asinya.
Ahhh sedih kalo ingat masa masa menyusui saat bekerja. :( Jangankan fasilitas, bahkan dukungan moril pun tidak didapat dari bos ku :(((((
Akhinya aku memutuskan resign demi bisa memberikan ASI eksklusif kepada si bocil..
Dulu aku pumping di toilet, dan ga bisa lama-lama.. karena toilet pasti dipakai wara wiri oleh orang kantor..
Ya engak enak aja kalo udah sampe5orang yang mau masuk ke toilet.. :)
Lalu bos selalu mencari kalo aku lagi pumping. Kadang meeting berjam jam dan ga bisa pumping, sampai susah nulis atau ngetik karena bengkak..
Sering menggunakan waktu diperjalanan(mobil) saat menuju tpat meeting untuk pumping.. daripada ga bisa pumping lagi saat meeting..
Ahhh pokoknya sedihlah kalo ingat.. :((((((((
Semoga ga ada lagi Ibu yang megalami drama menyusui kaya aku ya..
Aku ngobrol dengan temanku di komunitas, sayangnya aku sudah resign, ternyata kita bisa minta tolong asosiasi menyusui untuk memberi pemahaman kepada pihak kantor yaaa..
Tapi yasudahlaah.. yang penting sampai sekarang si bocil masih ASI.. alhamdulillaah..
:(( iya, baguslah si kecil bisa dapat ASI Ekslusif. Memang banyak kantor-kantor yang perlu dibina tentang pentingya pemberian ASI dan juga bahaya kalau ASi tidak dipumping.