Tedak Siten Ganesha

Ini kali kedua saya mengadakan upacara tedak siten. Belajar dari pengalaman mengadakan tedak siten anak pertama yang waktu itu masih jauh dari harapan saya, sejak jauh-jauh hari sudah saya rencanakan dengan baik. Namun karena kesibukan saya, akhirnya saya menyerahkan pengurusan acara ini pada EO.

Ritual tedak siten yang saya jalani ini bukan untuk sesuatu yang dinamisme atau animisme, tetapi merupakan wujud rasa syukur atas pemberian Allah SWT. Bersyukur diberikan anak yang murah senyum, yang kuat, dan yang tampan seperti ganesha. Dan bersyukur diberikan rezeki yang baik untuk keluarga kami. Saya juga ingin turut serta menjaga warisan budaya leluhur dan memaknai nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam tedak siten.

Saya mengikuti setiap petunjuk MC adat dan pemandu adat. Dari saya harus menggendong Ganesha dan menitahnya sebanyak 7 langkah. Selanjutnya menginjak jaddah 7 warna, menaiki tangga yang terbuat dari tebu wulung, mengurung ganesha di kurungan ayam, mencuci kaki ganesha, menyebar udik-udik, dan memotong tumpeng. Prosesi tedak siten selalu membuat saya penasaran. Apakah Ganesha mau menginjak jaddah sebanyak 7 kali? Apakah Ganesha bisa menaiki tangga? Benda apa yang akan Ganesha pilih ketika di kurungan? Dan seseru apakah orang-orang berebutan udik-udik?

Karena Ganesha terkenal jago makan dan menyusu, prosesi titah, menginjak jaddah, dan menaiki tangga berlangsung dengan botol berisi ASIP harus selalu menempel di mulut. Dicabut sedikit, ia langsung menangis. Mungkin Ganesha takut ketika melihat banyak orang. Ganesha mulai ceria ketika dimasukkan ke kurungan ayam.

Kalau biasanya udik-udik berisi beras kuning dan uang recehan, sengaja saya tambahkan kupon hadiah-hadiah sederhana di dalamnya. Tujuannya agar yang rebutan lebih ramai.

Ada lagi yang menarik pada acara ini, yaitu sweet corner yang didesain ala jawa. Alhasil hidangan tampak menarik dan ludes tak tersisa. Tedak siten yang mengesankan buat saya, keluarga, dan tamu yang datang.