Para balita suka berkhayal dan mengarang cerita. Mereka juga suka berkreasi dengan tangannya, menempel dan mengatur benda-benda. Untuk memfasilitasi kedua hal ini, saya membuat Sticky Wall (Dinding Lengket) di salah satu panel kaca rumah kami untuk Jojo (2,5 tahun). Bukan ide orisinal saya, tetapi hasil browsing Internet ke situs-situs pendidikan dan permainan anak. Setelah saya pelajari dan ingat-ingat apa yang kami sudah punya di rumah, tampaknya saya bisa membuat Sticky Wall dengan mudah dan murah. Saya memang penggemar mainan edukasi dan konsep belajar-saat-bermain, terutama yang bisa dibuat sendiri dari barang-barang kita di rumah.
Langkah pertama adalah membuat media tempel. Saya menggunakan kertas stiker buram sisa waktu kami melapis kaca kamar mandi. Karena bahan sisa, ya ukurannya seadanya saja. Saya tempelkan stiker ke kaca dengan menggunakan blue-tac, bagian yang lengket menghadap keluar. Posisi diatur supaya Jojo masih bisa mencapai bagian yang tertinggi. Setelah itu, kertas pelapis dilepas sehingga seluruh permukaan yang lengket terekspos. Begitu saja – sangat mudah bukan?
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan benda-benda untuk ditempel. Koleksi benda ini harus sedemikian rupa sehingga anak bisa membangun cerita dan berkhayal heboh menggunakannya. Sebagian ada benda-benda yang sudah ada di rumah, sebagian saya beli di toko – yang jelas, tidak ada yang mahal. Berikut daftar benda-benda yang saya gunakan:
- Setumpuk paper clip berwarna-warni dan beraneka bentuk
- Segenggam kapas bulat
- Satu kantung daun prakarya
- Satu kantung bahan alami untuk prakarya, berisi batang kayu, biji-bijian, tali rami warna hijau, daun kering, dll
- Dua pak foam stick warna-warni
- Aneka bentuk hewan, rumah, kapal, dll yang terbuat dari kayu. Sebenarnya ini adalah bros yang saya lepaskan peniti di bagian belakangnya
- Seikat karet rambut warna-warni
Selain benda-benda di atas, bisa juga tambahkan apa saja yang kita mau. Kertas warna-warni, kepingan puzzle balita, daun dan bunga, sedotan dan sebagainya. Tidak ada aturan dan tidak ada batasan. Letakkan benda-benda ini di satu wadah besar supaya anak mudah mengambilnya.
Saya meletakkan wadah di atas kursi kecil supaya Jojo bisa leluasa mengambil isinya, persis di sebelah media tempel. Peletakan semacam ini istilah kerennya adalah “invitation to play” di mana kita menggelar permainan dan mengundang anak untuk datang dan mencobanya. Saat saya panggil, Jojo langsung tertarik walaupun dia belum mengerti apa yang harus diperbuat. Setelah saya beri contoh menempel beberapa benda sambil berceloteh (ini awan, ini hutan, ini gajah masuk ke hutan) dia langsung semangat untuk mencoba. Karena kosakata masih terbatas dan baru pertama kali mencoba, Jojo masih asal tempel saja dan belum berusaha membangun cerita. Saya yakin saat dia makin besar, daya imajinasinya akan makin kuat dan dia akan lebih terbiasa multitasking berkhayal, menempel sekaligus bercerita. Ini saja dia sudah heboh, identifikasi benda-benda (nama, bentuk, warna) sambil berusaha menempel di mana-mana. Kadang dia berubah pikiran, benda yang sudah ditempel dicabut lagi dan dipindah ke lokasi yang lain. Setelah media tempelnya penuh, dia duduk termenung beberapa saat mengagumi hasil karyanya.
Selesai bermain, saya ajak Jojo untuk mencabut dan membereskan benda-benda ke dalam wadah. Jika dibiarkan di media tempel, saya khawatir akan menempel seterusnya dan susah untuk dipindahkan. Sekaligus melatih beres-beres sendiri – ini salah satu fungsi tambahan dari permainan ini selain dari pengembangkan daya imajinasi dan kemampuan motorik halus.
Selamat mencoba, urban mama!
Salam kenal mba Mia.. thanks bgts jadi pgn nyobain di rumah dgn Baim.. ;)
wah,, mantebbb banget idenya mba,, jadi pengen segera eksekusi juga buat Raisa,, tapi masih 7 bulan nih anaknya, bisa ga ya...
Jojo lucu banget tampangnya di foto terakhir, bingung nyari tempat kosong yaa :)
love the idea mbak ;)
Duh gemes liat tampang Jojo di gambar terakhir. Lagi ngayal apaan, Jo? ;p
kereenn :D