Bicara tentang mengajari si kecil untuk makan, Urban Mama dan Papa pasti pernah terpikir tentang makanan yang terbuang akan lebih banyak dibanding dengan makanan yang masuk ke mulut si kecil. Belum lagi kegiatan belajar makan membutuhkan waktu lebih lama.
Saat Adik F berusia tiga bulan, dokter menyarankan agar ia dibawa ke fisioterapi. Saya kaget karena kok kepala peyang saja repot begini ya, padahal kalau di tanah air ini menjadi hal yang biasa saja.
Menurut saya, setiap busui pasti pernah menghadapi drama menyusui. Mulai dari puting lecet yang sakitnya luar biasa, keluarga terdekat yang ngomporin untuk memberikan susu formula tanpa indikasi medis, anak mogok menyusu, ibu kelelahan…. You name it!
Urban mama yang sudah punya anak ataupun sedang menanti kehadiran si kecil pastilah memikirkan perawatan kulit mereka. Apalagi bayi itu kulitnya masih lembut dan halus, rentan sekali, jadi kalau salah perawatan bisa membuat kulit yang tadinya baik-baik saja malahan jadi bermasalah.
Nyatanya memang harus telaten, kontinyu dan sangat istiqomah untuk mengajak anak latihan berenang seminggu sekali. Berikut beberapa tips yang harus Urban Mama dan Papa perhatikan sebelum, saat, dan sesudah mengajak anak berenang.
Di tulisan sebelumnya, saya berbagi tentang waktu untuk memulai pemberian MPASI di Belanda, pengenalan jenis makanan, serta beberapa kebiasaan makan anak-anak di Belanda. Tentunya berbeda dengan kebiasaan makan anak-anak di Indonesia, tetapi ada beberapa contoh yang menarik untuk Urban Mama amati, seperti bagaimana kalau anak susah makan?
Saat berkunjung ke consultasi biro di Belanda, kami kembali bertemu dengan specialist nurse dan beliau masih ingat tatkala kami banyak bertanya tentang peraturan dan budaya kesehatan di Belanda. Ketika berdiskusi soal MPASI, menurutnya budaya makan Asia sangat berbeda dengan Belanda.
Beberapa bulan lalu saat ke posyandu untuk memeriksakan tumbuh kembang Faiha, kami mendapatkan selembar kertas oranye dari perpustakaan kota. Ternyata kami mendapatkan satu paket buku bayi secara gratis khusus untuk anak-anak 0–2 tahun, serta panduan bagi orang tua untuk mendampingi anak-anak membaca buku.
Shanum sudah berusia tujuh bulan dan artinya sudah MPASI. Puas rasanya bisa memberikan ASI ekslusif pada Shanum. Namun saya merasa khawatir juga karena tahap berikutnya adalah fase MPASI yang artinya saya harus belajar mengatur waktu dengan lebih baik lagi.
Saya masih ingat saat Lana berusia enam bulan dan mulai MPASI. Ketika itu saya masih bekerja setiap hari di kantor, rasanya masa-masa ini penuh drama. Apalagi saya termasuk ibu yang jarang masuk dapur, jarang masak, dan belum ada peralatan MPASI yang canggih seperti saat ini.