Sudah hampir dua tahun ini kami pindah rumah di daerah Citayam Depok. Ada hal yang membuat saya resah, salah satunya mencari dokter ahli kandungan dan Rumah Sakit yang cocok lagi. Selain mencari rumah sakit bersalin terdekat dari rumah, saya juga mencari rumah sakit bersalin yang setidaknya pelayanannya tidak jauh berbeda dari rumah sakit bersalin di pusat kota. Setelah beberapa kali kontrol kehamilan di beberapa RS terdekat dari rumah baru, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan kontrol dan bersalin di RS Mitra Keluarga Depok.
Persalinan saya yang kedua Desember tahun lalu rasanya seperti deja vu karena melahirkan dengan suasana yang sama persis sebelumnya. Untuk diketahui, persalinan pertama saya berlangsung 2015 silam.
Beberapa minggu yang lalu, saya harus sering bolak-balik ke Bandung untuk urusan keluarga. Karena suatu hal, saya memutuskan untuk pergi ke Bandung dengan menggunakan Kereta Api bersama anak-anak. Kini naik Kereta Api ke Bandung sangat nyaman dan menyenangkan. Anak-anak saya bahkan sangat menyukainya!
Memasuki trimester ketiga, horornya proses persalinan mulai menghantui pikiran saya. Betapa tidak, persalinan terakhir baru berlangsung 2015 silam dan setelahnya saya memang sempat mengalami trauma melahirkan. Saat itu, butuh berminggu-minggu untuk bisa move on dari rangkaian peristiwa tersebut.
Timbul perasaan khawatir saat dokter spesialis anak yang menangani Aiko menginformasikan bahwa Aiko akan diobservasi karena lahir dengan berat badan lahir bayi rendah atau biasa disebut BBLBR. Observasi dilakukan guna melihat kematangan organ tubuh Aiko untuk memastikan apakah Aiko memerlukan penanganan khusus seperti inkubator atau tidak.
Banyak orang sangsi melihat ibu hamil menggunakan Commuter Line dalam perjalanan menuju dan kembali dari tempat kerja. Banyak pula yang meragukan kenyamanan ibu hamil ber-Commuter Line saat jam padat, lantas memilih menggunakan kendaraan pribadi beroda dua yang tingkat risikonya lebih tinggi untuk ibu hamil.
Kapan urban Mama Papa mulai memikirkan untuk memiliki anak? Apakah urban Mama sudah siap untuk hamil? Lima hal ini bisa dipertimbangkan sebelum menjalani proses kehamilan.
Dokter menjelaskan, epidural itu semacam bius yang disuntikkan ke tulang punggung belakang. Nanti di punggung akan dipasang semacam selang halus/kecil tempat mengalirkan obat biusnya. Selang ini disambung dengan jarum suntik. Jarum suntiknya diletakkan di samping pasien, jadi kapan terasa sangat sakit tinggal tekan jarum suntiknya.
Kehamilan sering kali membuat ibu hamil mengurangi bahkan sama sekali tidak melakukan olahraga. Ada berbagai ketakutan untuk tetap berolahraga saat hamil, seperti membuat bayi 'terguncang' dalam rahim sampai risiko keguguran.