Yang sering kita dengar adalah opposite attracts, sesuatu yang berlawanan atau berbeda justru membuat kita tertarik. Apakah ini terjadi juga pada urban Mama ketika bertemu urban Papa sebelum menikah? Misalnya Mama yang pendiam tertarik pada suami yang lebih aktif berbicara. Mama yang menyukai aktivitas tertentu, justru tertarik pada suami yang menyukai aktivitas yang berbeda.
Selain banyak persamaan, saya dan suami pun memiliki perbedaan. Saya suka olahraga lari, sementara suami saya biasa saja. Saya sering mengajaknya lari bersama-sama, meski pernah (itu pun bisa dihitung dengan jari), lebih sering berakhir dengan penolakan.
Pernah terpikirkan akan seru dan menyenangkan kalau memiliki aktivitas yang sangat Mama sukai itu dilakukan bersama pasangan kan? Tapi kalau tidak, urban Mama tidak perlu kecewa. Simak 3 alasan kenapa urban Mama tidak perlu kecewa bila berbeda hobi dengan suami:
1. Membuat Hidup Lebih Berwarna
Apakah urban Mama yang hobi lari pernah "iri" melihat pasangan suami istri yang memasuki garis finish sambil berpelukan pada sebuah race? Rasanya ingin juga mengalami hal itu dengan suami. Yakin deh, dari beberapa perbedaan aktivitas favorit urban Mama dengan pasangan, tentunya ada banyak hal lain yang sama-sama urban Mama Papa sukai. Jadi jangan fokus pada perbedaannya saja. Berbeda adalah hal yang sangat wajar dan normal. Berbeda hobi justru akan membuat kehidupan urban Mama dan Papa akan lebih berwarna. Pillow talk bisa diisi dengan aktivitas masing-masing yang memperkaya pengetahuan urban Mama.
2. Saling Menghormati
Tidak ada yang salah bila urban Papa tidak mau melakukan hal yang sama dengan Mama. Tidak cukup itu untuk meragukan cintanya. Mama juga tentu tidak bisa melakukan aktivitas yang disukai suami bila Mama kurang menikmatinya kan? Suami suka bersepeda sementara urban Mama lebih suka membaca buku. Perbedaan ini justru menjadi ajang kita saling menghormati pilihan satu sama lain, tidak memaksakan harus suka. Kalau urban Papa sedang asik berkegiatan bersama teman-temannya, urban Mama juga bisa fokus melakukan kegiatan yang Mama sukai atau bahkan menemukan kegiatan baru yang menyenangkan dengan teman-teman lain. Jaringan pertemanan urban Mama dan Papa yang berbeda hobi juga akan semakin luas.
Jangan kesal kalau suami tidak menyukai aktivitas yang menurut kita menyenangkan. Jangan kesal kalau suami excited untuk mendaki gunung atau memancing. Justru sebaliknya, support aktivitas suami. Urban Mama bisa menyiapkan peralatan yang dibutuhkan urban Papa dalam menjalankan hobi-nya. Dijamin, pasangan akan semakin sayang dan bahagia dengan support urban Mama. Diam-diam anak-anakpun melihat ini dan menarik pelajaran berharga sejak dini.
3. It's All About Balance
Semua orang membutuhkan me-time. Urban Mama pun membutuhkan waktu untuk diri sendiri kan? Demikian juga dengan urban Papa. Hormati bila urban Papa membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, lagi pula, aktivitas yang dijalankannya pun positif kan?
Tapi tentu harus diingat juga bahwa selain sebagai orangtua, urban Mama dan Papa adalah pasangan suami istri yang juga perlu memelihara hubungannya. Tetap ada dan perlu waktu untuk berdua.
Diskusikan dengan suami, weekend ke berapa dimana urban Mama dan Papa bisa melakukan aktivitas yang bisa dilakukan bersama. It's all about balance!
thanks teh, artikelnya sangat informatif
Teh Ninit, setuju banget. Aku dan suami punya karakter dan hobi yang berbeda, tapi justru itu jadi berkah buat kami karena saling melengkapi. Kami juga jadi menghormati satu sama lain dan berusaha agar kami bisa tetap bahagia menjalani me-time masing-masing meski telah hidup bersama :)
Setuju teh. Malah dari awal punya hobi beda jadi merasa seru, ngga monoton. Paling kesel2nya kalo suami maunya tidoooor terus di akhir minggu hahaha
ini banget yang kejadian di aku & suami. iya sih, kami punya satu kesukaan yg sama: nonton. Tapi selain hobi nonton tsb, yang lain2 blasss beda banget. Salah satunya aku senang hiking, dia lebih senang di rumah. Pernah sekali waktu ngajak suami hiking. Meski dia tampak antusias, tapi pulangnya malah kecapekan & kakinya sakit xD ya sudahlah, ternyata suami lebih enjoy ngoprek jeroan komputer di rumah. toh beliau pun nggak pernah melarang aku kelayapan hiking (asalkan pulang, kata dia :P)...ini adalah satu berkah yg aku syukuri banget, hehe.
setuju mba ninit, hidup jadi lebih berwarna. Kalo dua2nya hobinya sama, ngobrolnya cuma muter disitu-situ aja hehe. Kuncinya: saling menghormati dan saling support. Suami saya hobinya diving dan touring pake motor sama teman-teman klubnya, saya hobinya ngeblog sama baca. Beda bumi langit ya? Tapi tiap dia touring kemanapun saya dukung, gak pernah larang-larang (sering denger cerita dari suami kalo pasangan para temannya sesekali melarang cowok-cowok ini touring hehe) Eh kok jadi curcol ya? :)