Apakah punya hewan kucing di rumah berbahaya bagi si kecil yang masih bayi? Memang banyak sekali mitos-mitos seputar bayi dan kucing di luar sana. Ada kalanya kita tidak bisa asal percaya atau menyepelekannya.
Apakah bayi aman bermain dengan kucing? Sebenarnya, hampir semua hal di rumah menyimpan potensi bahaya bagi bayi. Mulai dari mainan tertelan, tertimpa bantal, terjelit selimut, dan bahaya-bahaya sekitar lainnya. Namun, bahaya-bahaya tersebut dapat dihindari jika bayi berada dalam pengawasan. Begitu juga dengan keberadaan kucing. Tidak masalah jika bayi bermain dengan kucing, asalkan berada di bawah pengawasan Mama dan Papa. Kucing tidak akan menyerang jika tidak dipancing lebih dulu atau merasa terancam. Jika si kecil belum mengerti, untuk mencegah bayi memegang bagian tubuh kucing yang sensitif seperti buntut atau perut yang membuat kucing marah, pastikan kucing dan bayi berada dalam jarak aman. Nantinya, perlahan-lahan ajarkan anak untuk memegang kucing dengan lembut dan sayang, serta tidak banyak membuat gerakan yang mengejutkan saat memegang kucing.
(Gambar: www.shutterstock.com)
Benarkah kucing menyebabkan bayi menjadi alergi dan sakit? Dampak negatif pada kesehatan bayi secara keseluruhan sebenarnya sangat mudah dihindari jika kucing peliharaan di rumah dirawat dengan baik. Pastikan kucing dalam keadaan bersih, rutin diberi vaksin dan vitamin, bulu dan kukunya dirawat secara teratur, dan makan makanan hewan yang bersih. Selain itu, bayi juga harus rutin diberi imunisasi sesuai jadwal.
Benarkah kalau ibu hamil rentan terinfeksi parasit Toksoplasma dari kucing? Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan seputar kucing dan ibu hamil. Toksoplasma atau yang biasa disebut tokso adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang hidup alami dalam tubuh kucing. Jika Mama sedang hamil dan punya kucing peliharaan di rumah, konsultasikan kepada dokter agar Mama tahu cara efektif untuk meminimalisir infeksi parasit tersebut. Yang paling penting, hindari dulu membersihkan kotoran kucing dan rajin mencuci tangan seusai merawat kucing. Selain itu jika kucing peliharaan di rumah adalah kucing rumahan yang bersih, rutin divaksinasi serta tidak makan sembarangan seperti makan tikus buruan, kecil kemungkinan kucing akan terinfeksi tokso.
Apakah kucing peliharaan bisa cemburu pada si bayi? Dibandingkan cemburu, perubahan perilaku pada kucing kemungkinan besar terjadi karena stres akan perubahan suasana. Kucing justru cenderung tidak terpengaruh dengan adanya tambahan manusia baru di sekitarnya. Kucing lebih sensitif terhadap lingkungan baru. Saat bayi lahir, situasi rumah pasti akan berubah dan hal itulah yang membuat kucing stres. Mulai dari bunyi, bebauan, perpindahan furnitur, sampai bertambah sibuknya kegiatan di rumah. Meskipun pastinya waktu Mama dan Papa tersita untuk si bayi, ingat selalu untuk tetap memberikan perhatian pada kucing peliharaan Mama dan Papa.
Semoga penjelasan di atas dapat bermanfaat bagi Urban Mama dan Papa.
Sering lihat di media sosial kucing bisa akrab dengan bayi-bayi mungil dan terus terang memang bertanya-tanya, seaman itukah? Sekarang jadi tahu jawabannya, thanks, Ma!
kami juga punya kucing peliharaan, tapi memeliharanya ketika anak-anak sudah mulai besar sih bukan bayi, dan mereka memang sayang banget sama kucing ini, dan kucing pun manja sama anak-anak.
Anak2 kayaknya emang suka banget yaa main sama kucing, pengalaman 3 anak mereka hobi banget nyariin kucing di sekitar rumah.
Untungnya mereka paham sih kalau nggak boleh menyakiti binatang dengan menyentuh bagian yang nggak disukai, jadi sampai sekarang masih aman, belum ada yang pernah kena kekejaman kucing, hahaha..