Apakah Kita Punya Waktu untuk Mewujudkan Mimpi?

Awalnya saat memutuskan berhenti bekerja di kantor, saya mengira akan punya banyak waktu luang untuk melakukan berbagai hal yang menyenangkan. Ternyata salah besar karena menjaga dua anak laki-laki yang sangat aktif sambil mengelola daycare justru lebih banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran saya. Hal yang menjadi prioritas adalah mengurus anak dan rumah tangga. Ditambah lagi saya baru membuka daycare, jadi semua urusan masih saya pegang sendiri sampai yakin bisa dilepas.

Sungguh di luar dugaan karena saya jadi lebih sibuk ketimbang saat masih bekerja kantoran. Bahkan untuk ke salon saja saya harus mencuri-curi waktu agar tidak bentrok dengan jadwal yang sudah ada. Butuh beberapa saat sampai saya bisa menyesuaikan diri dengan keadaan baru saya. Padahal selain mengurus keluarga, saya juga ingin melakukan kegiatan positif lain seperti belajar hal-hal baru.

Ternyata saya tidak sendirian, ada banyak ibu yang kesulitan membagi waktu antara mengurus keluarga dan mengikuti berbagai kegiatan positif untuk mengembangkan diri. Impian untuk belajar atau mencoba hal baru sering kali terlupakan di tengah kesibukan sehari-hari. Tak jarang kita pun pelan-pelan menyingkirkan mimpi. Terbukti melalui survei yang dilakukan oleh Sunlight bekerja sama dengan The Urban Mama, ada 35% ibu merasa bersalah saat menghabiskan waktu luang untuk kepentingan pribadi. Bahkan ada empat persen ibu merasa tidak enak saat menggunakan waktu luang untuk mengejar mimpi.

Saya pribadi masih ingin sekali melanjutkan sekolah, belajar menjahit, berolahraga, dan mengikuti kursus masak. Hambatan terbesar saya adalah waktu. Saya harus bisa memilih dengan baik kegiatan apa yang akan diikuti tanpa mengganggu urusan rumah tangga. Saya yakin jika ada waktu yang cukup, saya bisa lebih produktif mewujudkan mimpi.

Berdasarkan survei di atas, wanita Indonesia sebenarnya sosok progress seeker yang masih menyimpan keinginan besar untuk mewujudkan mimpi, yaitu sebesar enam puluh persen. Sekitar tujuh dari sepuluh wanita menganggap kurangnya waktu menjadi salah satu faktor yang menghalangi mereka untuk mengejar mimpi. Padahal satu dari tiga wanita menjawab, mereka mau mempelajari hal baru jika mempunyai waktu luang.

Saya pun sadar, menjadi ibu bukanlah hambatan untuk melakukan berbagai kegiatan yang kita inginkan. Hal ini mendorong saya untuk memulai langkah pertama untuk mewujudkan impian bersekolah lagi dan mulai mengikuti kursus menjahit serta memasak. Agar bisa melakukan itu, artinya saya harus membereskan pekerjaan rumah tangga secara lebih efektif. Misalnya, langsung melipat pakaian saat mengangkatnya dari jemuran, meletakkan barang-barang pada tempatnya, dan langsung mencuci piring serta peralatan dapur setelah digunakan. Tak lupa saya pun memakai produk sabun cuci piring dari Sunlight yang mampu membersihkan lemak lima kali lebih cepat. Dengan demikian, pekerjaan mencuci piring jadi lebih cepat dan efektif dan saya punya waktu tambahan untuk mengejar passion.  

Sunlight memberikan ekstra waktu bagi saya setiap hari yang bisa saya manfaatkan dengan baik untuk mempelajari hal-hal baru termasuk belajar menjahit. Setidaknya jika waktu ini saya bisa manfaatkan dengan baik dan dilakukan secara berulang, saya percaya bahwa saya bisa mengembangkan potensi saya di bidang tersebut dan tanggung jawab saya sehari-hari sebagai ibu tetap terpenuhi.

Kalau urban mama, impian atau passion apa yang Mama miliki dan belum terwujud? Yuk, luangkan waktu untuk mewujudkannya. Mama bisa memulai dengan membuat daftar, apa yang harus Mama lakukan untuk mencapai impian tersebut.

Semoga Urban Mama juga mulai bisa melakukan langkah pertama untuk mewujudkan mimpi, tanpa perlu merasa bersalah, dan menjadi #IbuBersinar.