Urban mama, siapa yang ketika anak sudah lahir, sempat terbesit pikiran 'Saya tidak akan bisa pergi kemana-mana nih!' ? Kalau saya, ya, sempat terbersit pikiran seperti itu.
Semua orang pasti pernah muda, menghabiskan waktu dengan nongkrong bersama teman-teman, mengunjungi tempat-tempat favorit. Dulu tempat favorit saya adalah taman, museum, kafe, dan tempat jajanan.
Ketika Albi lahir, saya sangat senang membayangkan 24 jam waktu kami akan dihabiskan bersama. Rasanya ingin terus menatapi Albi. Semasa cuti melahirkan, saya hampir tak pernah meninggalkan Albi, 2 bulan saya benar-benar di rumah. Untuk memenuhi kebutuhan bulanan, saya lebih nyaman pakai jasa online shop, ojek online, mobile banking, atau titip beli ini-itu ke suami. Bahkan sekadar beli pulsa atau ambil uang dari ATM pun titip ke suami, sebisa mungkin saya siapkan uang tunai dalam dompet. Selain ke rumah sakit untuk check-up dan imunisasi, saya benar-benar tinggal sepanjang hari di rumah.
Sekali waktu, pernah saya merasa gerah sekali dengan rambut yang panjangnya sudah sepunggung. Saat mengeluh, suami hanya bilang ke salon saja sebentar, toh di rumah ada dia dan kakak ipar saya yang akan menjaga Albi. Namun tetap saja rasanya berat, tak tega meninggalkan Albi. Akhirnya saya potong rambut sendiri di rumah.
Setelah masuk kerja pun, sangat berat bagi saya meninggalkan Albi di rumah. Pokoknya datang dan pulang selalu teng-go tepat waktu, yang penting tak melanggar aturan kantor. Ajakan teman-teman untuk hang-out pun seringkali saya tolak karena pikiran sudah lari ke Albi di rumah. Saya punya beberapa teman yang anaknya seusia Albi bahkan lebih muda, masih saya amati mereka aktif di sosial media, jalan berdua dengan suaminya sepulang kantor, bahkan menghabiskan akhir pekan dengan temannya. Tidak ada tendensi apapun saat saya mengamati mereka, hanya saja saya membatin sendiri: kok saya tak bisa seperti itu ya?
Terus, jadinya tak pernah kemana-mana setelah punya anak? Tidak juga sih, karena akhirnya Albi hampir selalu ikut kemanapun saya pergi.
Seperti waktu Albi berusia dua bulan, sahabat suami saya menikah. Ini sahabat dekat dan sang sahabat ini yang menyomblangi saya dengan suami. Suami saya ingin sekali datang menyaksikan pernikahan sahabatnya dan ingin bawa Albi. Akhirnya kami bawalah Albi jauh-jauh ke Bekasi. Bisa dibayangkan kondisi kota Bekasi yang panas, dan itu pertama kali Albi dibawa keluar jauh dari rumah. Saat di sana, Albi yang saat itu masih berusia dua bulan sempat agak rewel karena kepanasan, tapi akhirnya tidur lelap dalam dekapan sambil dikipasi pakai suvenir dari acara nikahan. Walau repot, tetapi Ayah dan Ibu happy.
Sejak perjalanan ke Bekasi itulah, saya mulai berani bawa Albi kemana-mana. Apalagi karena Saya dan suami hanya bisa menemani Albi di akhir pekan, kami coba untuk selalu menghabiskan waktu bersama. Seperti di hari Minggu, kami bawa Albi ke taman tempat favorit kami dulu di Taman Suropati, lanjut minum kopi dan sarapan di daerah Cikini. Kadang ya belanja bulanan pun saya ajak Albi, sambil mengajaknya lihat bermacam-macam buah dan sayuran di toko dan Albi bisa pegang-pegang juga.
Apakah tempat yang kami kunjungi bersama selalu baby friendly? Kadang tidak juga sih, tetapi masih dalam batasan wajar. Seperti waktu suami mengajak ingin ke pameran komputer di daerah Senayan, yang pasti tempatnya ramai sekali. Untungnya Albi happy saja, celingukan sana-sini, tertawa disapa para SPG. Waktu ketemuan sama teman-teman kami pun Albi pernah ikut, agar dia ada pengalaman bertemu banyak orang dan biar terbiasa di keramaian. Tentu saja kami memilih waktu 'nongkrong' sesuai waktu-waktu Albi bangun dan di tempat yang ramah anak.
Mungkin bagi sebagian orang tua, membawa anak -terutama bayi- untuk ikut serta dalam kegiatan kita terbilang repot atau mungkin takut bayinya tak merasa nyaman. Tetapi menurut saya, orang tua adalah tempat yang paling nyaman bagi si bayi, dan saya pribadi tak ingin Albi tidak merasa ditinggalkan oleh kami. Jadi kalau ada kesempatan dan dapat dikondisikan, Albi pasti saya bawa. Yang penting anak nyaman, kami pun senang. Apalagi sekarang sepertinya semua sudah gampang, mau menyusui tinggal pakai apron sudah bisa menyusui di mana saja. Mengganti popok pun mudah karena di banyak mal sudah ada ruang ganti popok, atau kalau jalan-jalan outdoor bisa ganti popok bermodalkan tissue basah, perlak, dan kantung plastik sampah. Makanan bayi pun banyak yang mudah dibawa dan enak. Gendongan baby carrier sekarang bermacam-macam modelnya dari model sling, hip-seat, bahkan sekarang banyak ibu yang kembali menggendong pakai kain jarik dengan berbagai macam cara menggendong yang nyaman. Menurut saya yang paling utama orangtua harus happy membawa anak bepergian, karena kalau orangtua khawatir atau risi, anaknya juga jadi tak merasa nyaman yang berujung jadi rewel. Dan jangan pernah memarahi anak dengan ancaman "Kamu boleh ikut, tapi jangan bikin malu ya!", hal tersebut hanya akan membuat anak merasa bawa orang tuanya tak suka si anak berada di dekatnya.
Nah, Urban mama, jangan takut tak bisa ke mana-mana lagi setelah punya anak. We can bring them to feel our happiness, too!
Hai mama Arina.
Duh aku seriinng banget lho kepikiran kalau lihat teman yang sama-sama punya anak, tapi kok bisa asik ke sana - ke sini :))
Tapi yaa cuma gitu aja sih, karena aku kalau pergi pasti sepaket, bawa 3 krucils. Hehehehe..
Cuma saat ini lagi mengurangi, terutama saat harus bekerja. Maklum, saya bukan pekerja kantoran, jadi kadang orang tua dari pihak ayahnya anak-anak masih suka bingung, kenapa saya suka titip krucils di waktu yang "nggak wajar" untuk orang kerja, dan waktunya random. hahaha
Samaaa, rasanya kepikiran kalo kitanya seneng2 tapi anak dititip ke orang lain.
Hahaha semangat mommm, semoga pekerjaan yang kita lakukan juga membawa manfaat buat anak Kita nanti, dan yang dititipin selalu sabarr :))
Bener banget mama, anak bukan menjadi hambatan untuk kita tidak bisa kemana-mana. Anak bisa kita ajak asal tempatnya sesuai dan tidak membuat anak menjadi lelah. Anak bisa bekerjasama dengan baik jika kita bisa menjadi teman yang baik juga bagi anak.
Setuju mom, menikmati masa-masa bawa anak sebelum nanti udah gede pada punya acara masing-masing.