Bangga Berbahasa Indonesia

Oleh Novianthi Dian pada Kamis, 08 September 2016
Seputar Our Stories

Beberapa waktu lalu, kita baru saja merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-71. Sebagai orang yang lahir dan besar di Indonesia, saya termasuk salah satu yang menyambut senang perayaan tersebut. Jiwa nasionalis semakin membuncah dengan adanya kegiatan upacara bendera, penayangan liputan tanah air, dan perayaan lomba-lomba di lingkungan tempat tinggal seperti lomba makan kerupuk, lomba kelereng, dan balap karung. Saya semangat turut memeriahkan momen perayaan kemerdekaan negara ini sebagai perwujudan rasa cinta tanah air. Tentunya bukan hanya itu saja bentuk kita mencintai tanah air. Banyak cara dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan mencintai dan bangga berbahasa Indonesia.

Siapapun setuju bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu kita sebagai warga negara Indonesia. Di Indonesia, bahasa tersebut merupakan bahasa utama yang dilakukan saat berkomunikasi dengan orang lain. Karena pentingnya bahasa Indonesia, saya mengenalkan bahasa ini ke putri saya, Nadhifa (5 tahun 6 bulan) sejak masih dalam kandungan.

Sejak dalam kandungan, saya dan suami membiasakan untuk berkomunikasi ke Nadhifa dengan bahasa Indonesia. Hal ini berlanjut hingga Nadhifa lahir dan tumbuh besar hingga, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama kami. Bukan berarti saya tidak menganggap penting bahasa lainnya seperti bahasa Inggris. Bahasa Inggris tetap akan dikenalkan dan diajarkan sesuai dengan usia, kemampuan, dan kebutuhan Nadhifa. Namun menurut saya, bahasa Indonesia adalah bahasa yang pas untuk dikenalkan ke anak saat ia sedang dalam tahap perkembangan. Mengapa? Selain karena bahasa Indonesia sebagai bahasa utama keluarga kami, saya ingin Nadhifa fasih berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Saya juga ingin ia menghargai dan mencintai bahasa negerinya sendiri.

Tulisan ini dibuat karena sebetulnya saya prihatin melihat banyak anak yang tinggal di Indonesia tetapi lebih fasih berbahasa asing dibanding bahasa Indonesia, atau bahkan bahasanya campur-campur. Lahir di Indonesia, besar di Indonesia, tetapi bahasa Indonesianya kurang fasih. Di sekeliling saya pun ada beberapa anak yang juga demikian dan saat diajak komunikasi bahasa Indonesia malah kaku. Misalnya dia bilang "This is triangle", lalu saya bilang "Wah ada segitiga", dia kembali bilang "No, this is triangle". Padahal artinya sama. Kadang saya berpikir, mungkin karena bahasa sehari-hari di rumah atau komunikasi di sekolahnya menggunakan bahasa asing. Saat ini sudah banyak sekali sekolah dwi bahasa atau full internasional. Namun apa yang terjadi ketika nanti harus berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain selain di keluarga dan di sekolahnya? Bukankah nantinya akan banyak salah kaprah kalau anak tidak memahami arti yang sebenarnya dalam bahasa ibu?

Tidak ada masalah dengan memperkenalkan bahasa lain kepada anak, namun harus sesuai porsinya. Selain itu juga harus memperhatikan usia dan kemampuan anak. Pada masa di mana perkembangan anak sedang pesat-pesatnya, aspek berbahasa ibu yang baik -dalam hal ini berbahasa Indonesia- penting untuk dibiasakan.

Mungkin kita sebagai orangtua, ada kalanya kadang luput menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Sekali lagi, itu tidak salah, namun alangkah lebih baik jika memperhatikan porsinya. Ayo kita tanamkan rasa bangga berbahasa Indonesia kepada anak. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga dekat, semoga menjamur dan semakin banyak orang di lingkungan kita yang bangga berbahasa Indonesia.

[caption id="attachment_120251" align="aligncenter" width="400" caption="(Kredit foto: www.freedigitalphotos.net)"][/caption]

Kategori Terkait


Tag Terkait

5 Komentar
Retno Aini
Retno Aini September 14, 2016 4:53 pm

Setuju, diumur2 awal prasekolah, paling bagus itu anak paham akan bahasa ibu (dalam hal ini bahasa Indonesia), karena dari situ anak akan belajar struktur kata dan kalimat. Kalau bahasa ibu sudah kuat, nantinya akan mudah mempelajari bahasa lain.

rifni September 14, 2016 4:22 pm

Setuju banget mbak, kalo udah lancar bahasa indonesia baru diajarin bahasa yg lain :)

hanana fajar
hanana fajar September 9, 2016 10:20 am

bener mba novi:) bahasa ibu harus dikuasai terlebih dahulu, yang pasti menanamkan ke anak-anak itu cinta bahasa Indonesia..setelah itu mereka bisa melakukan pengenalan terhadap bahasa asing lainnya:)

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno September 8, 2016 11:39 am

mba novianthi...i agree 1.000% with you. Saya pun persis sama kayak mbak, selalu sekuat tenaga berusaha anak-anak di rumah paham, mengerti, dan mencintai bahasa ibunya sendiri. Sampai akhirnya saya rada terlena dan jadi anggap sepele dengan pelajaran bhs inggris di sekolah anak. Maksudnya agak mengabaikan pelajaran itu dan justru jauh lebih khawatir kalo pelajaran yang ada unsur bahasa indonesianya anak agak kurang nilainya. He3, padahal kan boleh gitu juga ya?

Banggalah kita sebagai orang Indonesia ya mbak. TFS sekali lagi

zata ligouw
zata ligouw September 8, 2016 6:25 am

ahh mba Novi artikelnya inspiratif banget.. Setuju, bahasa Indonesia harus dikuasai dengan baik dan benar, lalu diikuti dng bahasa2 lainnya..