Indera penciuman manusia adalah indera yang berkembang paling awal dan turut memengaruhi memori yang memiliki kesan emosional mendalam. Contoh: beberapa diantara kita suka teringat akan bahagianya masa kecil saat mencium aroma masakan buatan ibu atau nenek… atau teringat kencan pertama bersama pasangan saat mencium aroma parfum bercampur dengan aroma tubuhnya… atau seketika merasa rileks dan kangen main-hujan saat mencium wangi segar air hujan yang terbawa angin.
Disadari maupun tidak, kepekaan indera penciuman turut berpengaruh dalam pengenalan dan pencocokan-diri saat mencari pasangan; bahkan berpengaruh sampai ke tingkatan molekuler. Pada wanita, kepekaan indera penciuman ini paling kuat saat ovulasi. Seterusnya, kepekaan penciuman ini terus cenderung dominan bekerja saat hamil, melahirkan, dan saat bayi dibesarkan.
Saat manusia lahir, indera penciuman dan pencecap akan bekerja terlebih dahulu, sebelum indera lain seperti penglihatan, dan pendengaran bekerja sempurna. During this critical early period, indera penciuman bayi langsung bekerja, mencari dan mengenali ibunya dari aroma tubuh ibu dan bayi juga mampu membaui sumber makanannya (ASI). Kalau ada yang pernah lihat video inisiasi menyusu dini, akan terlihat bayi mengendus-endusi dada ibunya untuk mencari letak puting sebelum kemudian menyusu langsung. Nah, seawal itulah indera penciuman manusia bekerja.
Belum ditemukan kenapa bisa begitu… tapi banyak teori menyebutkan bahwa bau ASI, keringat, dan saliva ibu mengandung molekul aroma yang mirip dengan aroma cairan ketuban, sehingga bayi mampu mengenali ibunya saat dia lahir. Pengenalan aroma ini selanjutnya akan memermudah proses menyusui.
Nah… karena membaca itu semua, sempat terpikir oleh saya. Kalau saat Alma sedang rewel, akankah dia tenang saat diberi kain yang ada aroma ASI-nya? Yuk mari kita coba.
Waktu itu saat Alma berusia 3 bulan, di suatu pagi-menjelang-siang saat saya sudah kebelet ingin mandi, Alma belum kunjung tidur nyenyak. Kalau saya tinggalkan, Alma pasti marah... tetapi saya sangat-sangat ingin mandi (dan pipis). Saya taruh baju saya disamping Alma. Oia, ini baju sudah berkali-kali basah kena ASI plus belum dicuci (jangan tanya berapa hari). Harapannya, aroma rembesar ASI di baju bisa membuat Alma kalem dan tidur pulas lebih lama… sehingga saya bisa lebih lama mandi (hey, sekarang berlama-lama mandi jadi hal “mewah” !). OK, bajunya ditaruh, lalu buru-buru ngibrit ke kamar mandi.
Sekembalinya dari cibang-cibung…
… iiiiii, si bocah masih tidur, pules pula. Tapi kemudian Alma sempat merengek sebentar...
... lalu kembali tertidur. Mungkin terbangun karena suara shutter kamera saya, tapi bisa juga karena dia sadar: selain bau ASI, ada bau baju-sehari-semalam-belum-dicuci yang menempel pada baju tersebut (ups !).
Kejadian lainnya yang “mengukuhkan” hipotesa diatas adalah… waktu saya meninggalkan Alma berduaan saja dengan popa-nya di rumah. Nggak lama sih, cuma 2 jam (CUMA ?). Sekembalinya ke rumah, sembari ngobrol dengan suami, saya bertanya: "Tadi Alma rewel nggak?"
“Wuih… tadi pas kamu baru pergi, sempet ngamuk. Nggak tahu kenapa,” jawab suami, “Digendong masih rewel, dikasih susu minumnya cuma sedikit. Trus tahu nggak aku ngapain?”
“Ngapain ?”
“Aku sampirin baju kamu di pundakku, trus aku gendong Alma. Langsung anteng lho!”
“Yang bener?”
Saya teringat, baju yang dimaksud oleh suami itu sempat basah kena rembesan ASI semalam dan tadi pagi sebelum saya pergi.
“Beneran! Langsung tenang, kepalanya nyender di atas baju kamu… trus bobo lagi. Sampai sekarang.”
“Hooo… berarti memang bener ya, aroma ibu dan bau ASI bikin bayi anteng.”
“Iya… iya.”
“Kalau begitu,” saya terdiam sebentar, lalu melanjutkan, “…besok aku tinggal lagi tapi 6 jam, boleh ya ? Aku siapin ASIP sama setumpuk bajuku yang basah kena ASI, deh! Alma pasti anteng pas cium-cium itu!”
... dan sang suami pun langsung mendelik sewot :))
Sejak saat itu kalau hendak meninggalkan Alma sebentar di boxnya untuk mandi atau memasak (biasanya saat Alma sudah mengantuk atau baru tertidur), kadang saya taruh disampingnya saputangan bekas menyeka ceceran ASI saat Alma minum, atau breastpad yang agak basah oleh ASI (begitu mengering-sendiri, langsung saya cuci). Beberapa kali saya mendapati Alma tidur memeluk saputangan atau selimut yang basah kena rembesan ASI. One day saat di rumah ibu saya, ibu saya pernah mencoba melepaskan saputangan ini dan... Alma terbangun dan marah :P Memang, ini bukan satu-satunya cara untuk menenangkan Alma saat dia rewel dan hanya occasionally saya lakukan, tetapi di setiap percobaannya cukup berhasil. Mau coba ? ;-)
Izin share di fp lain boleh ga mba?
wah input yg ok's bgt ni,kbtulam my baby kei klo udh sore psti rewel. jd ya neneknya kelagapan dch, tp klo udh dgr suara aq psti tenang (scra working mom,jd msti tega ga tega dch ninggalinnya). jd ad ide bru nih. TFS ya ;)
whuaa..gemes ama foto alma yang pertama itu. Nice info mbak, bakal kucoba nanti kalo si dedek udah lahir :)
bener2 patut dicoba, soalny my baby klo habis disusui smbl tiduran, pas ditinggal gak bertahan lama tidurnya :( kayanya kudu dicoba..thanks for sharing :)
OMG Im soooo gonna try this!!!
doh! knp ga dari dulu ya *ugh*
makasii bgt dah diingetin :D