Sukses memberikan ASI eksklusif kepada Albert tentunya berkat dukungan penuh dari suami. Tidak hanya membantu meyakinkan orang-orang sekitar, tapi juga turun tangan langsung mengurus Albert.
Sejak tahu bahwa diri saya hamil, saya langsung berusaha mencari tahu sebanyak mungkin informasi berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan mengurus bayi. Salah satu informasi yang saya dapatkan adalah pemberian asi eksklusif bagi bayi, dan saya memantapkan hati bahwa nanti saya akan memberikan asi eksklusif. Setiap informasi yang saya dapatkan selalu saya bagi dan saya diskusikan dengan suami saya. Saya ingin kami berdua punya bekal pengetahuan yang cukup dan punya visi yang sama dalam mengurus dan mendidik anak.
Ternyata bagi saya, menyusui tidak semudah yang dibayangkan. Masalah pelekatan yang salah dan membuat lecet parah kadang menurunkan semangat saya untuk menyusui Albert. Beruntung, atau bisa dikatakan sangat beruntung, suami saya terus menyemangati perjuangan kami untuk bisa “lulus” ASI eksklusif. Hal ini sangatlah penting, dan peran seorang urban Papa sangat besar karena itu kesuksesan ini adalah sukses kami bersama. Lagi pula suami saya berpendapat, ia tidak bisa membantu menyusui karena itu dia akan membantu saya dengan melakukan hal-hal yang memang bisa ia lakukan. Yang dilakukan suami saya antara lain:
- Menjelaskan pentingnya ASI eksklusif kepada orang-orang sekitar.
- Memijat punggung saya yang pegal karena sesi menyusui yang rasanya tiada henti.
- Menyediakan bantal-bantal agar posisi saya nyaman.
- Bangun di malam hari jika bayi kami menangis karena popoknya basah, sementara saya sudah kelelahan, bahkan akhirnya terjadi pembagian tugas secara alami, saya mengurus pemasukan (menyusui) dan suami mengurus pengeluaran (pipis, pup, cuci popok, dsb).
- Berlatih memberikan ASIP, baik dengan sendok maupun cangkir.
- Menjaga bayi kami, memberi kesempatan pada saya untuk menikmati “me-time”
- Menyendawakan bayi kami, jika ia selesai menyusu.
- Mensterilkan botol-botol wadah ASIP.
Hasilnya, kami bisa “lulus” ASI ekslusif, sementara bonding ayah dan anak pun menjadi sangat erat. Sekarang suami saya kerap menjadi “duta ASI”, menyemangati dan menasihati teman-teman sekantornya untuk membantu istri mereka mengurus bayi. Suami saya sering berkata, “Kasihan, istri-istri sudah hamil sembilan bulan, melahirkan, menyusui, ayo kita bantu melakukan apa yang bisa kita lakukan.” So sweet…
So sweet bgt mom..salut sama suamina...beneran bikin terharu baca article ini..smoga aku seberuntungmu.. Amin (????)
Saluuttt! two thumbs up!
papanya Albert hebat, 'mpe gape minumin dari cup feeder pula! :D Memang benar ya, anggota utama tim-suksesnya ibu menyusui itu adalah suami tercinta ;)
wow.... suamimu hebat skali. bisa mimiin pk cup feeder lagi. bener2 breastfeeding dad deh.
Bravo buat papanya Albert! Kelihatannya sabar n telaten yah.