Ceiling Rendah

Oleh Mande Austriono pada Senin, 13 Juli 2020
Seputar Expert Explains
Ceiling Rendah

Berbicara mengenai ceiling di rumah tinggal, mungkin sebagian besar dari kita lebih menyukai ceiling rumah yang tinggi dibanding ceiling rendah. Betul, gak? Hal ini dikarenakan masih banyaknya orang yang memiliki persepsi bahwa penggunaan ceiling tinggi dapat membuat ruangan tidak pengap dan terlihat wah.

Berdasarkan pengalaman, penentuan tinggi ceiling yang diinginkan klien biasanya berdasarkan ketinggian ceiling di rumah yang mereka tinggalkan saat ini. Jadi apabila saat ini rumah mereka mempunyai ketinggian 3,5 meter, maka akan mengharapkan rumah berikutnya seperti itu. Tentu saja tidak semua orang menginginkan hal yang sama, tetapi kecenderungan untuk mengikuti sesuatu yang sudah dirasa nyaman memang akan selalu ada di setiap orang.

Sekarang salahkah hal tersebut? Tentu saja tidak. Namun, apabila urban mama dan urban papa coba analisa, tidak semua ruangan mesti memiliki ketinggian ceiling yang sama. Nah, di mana sajakah ceiling rendah sebaiknya diterapkan?

Ceiling rendah sebenarnya cocok diterapkan di ruangan yang memiliki banyak aktivitas tidak berdiri, seperti di area meja makan dan di kamar tidur. Penggunaan ceiling yang lebih rendah di area makan akan membuat kesan ruangan yang hangat dan suasana akrab. Hal ini diakibatkan faktor psikologis yang membuat jarak antar keluarga menjadi lebih dekat sehingga kita merasa nyaman.

Lalu, bagaimana dengan ceiling rendah di kamar tidur? Dengan aktivitas utama sebagai tempat untuk beristirahat, sewaktu kita tiduran, tubuh kita akan berada di jarak +/- 1 meter dari lantai dengan posisi horizontal. Mata tentu saja akan sering menatap langit-langit, sehingga penggunaan ceiling yang lebih rendah dengan proporsi yang pas akan lebih terasa hangat dan nyaman bagi pengguna yang berimbas kepada kualitas tidur urban mama dan urban papa.

Bagaimana menurut urban mama dan urban papa, masih menginginkan ceiling tinggi di seluruh ruangan rumahkah?

sumber gambar: Archdaily

15 Komentar
Annisa Bani Salamah
Annisa Bani Salamah January 24, 2017 12:06 am

Pas buka artikelnya langsung semangatt baca sampe abis...nice info mas...
Sankyuuuuu...pas banget lg mau buat konsep rumah sama suami..jd dapet inspirasi deh

Inayati
Inayati January 3, 2017 8:38 pm

thanks mas mande infonya. usul mas, artikel berikutnya dapat dibahas tentang pencahayaan di rumah tinggal ndak ya :).

Mande Austriono
Mande Austriono January 3, 2017 10:43 pm

Hai mba. Sama-sama lho, senang bisa membantu hehe.. Okee, nanti coba saya pikirin dulu ya temanya tentang apa.

rizarizariza November 8, 2016 3:49 pm

Kak Mande, katanya ceiling tinggi bisa bikin rumah lebih adem karena sirkulasi udara lebih banyak. Yg dimaksud ceiling itu jarak antara lantai ke atap atau atap ke genteng? Terima kasih kak.

Mande Austriono
Mande Austriono January 3, 2017 10:41 pm

Hai kak Riza. Sebenernya kenapa bisa adem itu karena ada udara yang bergerak. Jadi ngakalinnya adalah ngasih bukaan kaya jendela/pintu di kedua sisi ruangan agar ada jalan buat udara masuk/keluar. Yang dimaksud ceiling adalah permukaan atas dari suatu ruangan. Ada beberapa yang bilang dengan sebutan plafon.

Mohammad Syafiuddin
Mohammad Syafiuddin November 6, 2016 3:53 pm

Thanks infonya, tadinya berpikiran bahwa dengan ceiling rendah akan bikin pengap karena aliran udara yang terbatas.

Mande Austriono
Mande Austriono November 10, 2016 5:35 pm

pengap biasanya diakibatkan udara yang ga bisa bergerak. selama kita bikin 2 bukaan (pintu atau jendela) di 2 sisi mestinya akan aman sih.

Cindy Vania
Cindy Vania October 31, 2016 8:35 am

hmm menarik banget ini. Saya sendiri lebih suka ceiling rendah di bagian kamar, entah kenapa tapi lebih enak dipandang mata.

Ternyata untuk ruang makan bisa juga ya dibuat lebih rendah :)

Mande Austriono
Mande Austriono November 10, 2016 5:34 pm

untuk ruang makan tergantung kebiasaan juga sih. biasanya disesuaikan sama meja yang udah dibeli. kecuali kalau emang udah dikonsepin dari awal.