Semua anak rata-rata suka bermain hal-hal yang menurut orang dewasa itu jorok, kotor, dan menjijikkan. Anak-anak suka bermain pasir, tanah, air, bahkan mencampur aduk sisa makanannya. Lana juga suka bermain yang kotor-kotor, dan favoritnya adalah main pasir. Kebetulan sekali di kompleks rumah kami ada playground yang dilengkapi dengan bak pasir. Lana betah sekali main di sana.
Saya sebagai ibunya kadang merasa khawatir melihat Lana berlama-lama main pasir. Bukan hanya bajunya yang kotor, kuku-kukunya juga kemasukan pasir, rambut jadi penuh pasir, pokoknya seluruh tubuh penuh dengan pasir. Tapi saya berusaha untuk tidak melarangnya. Senang rasanya melihat Lana tertawa puas membuat berbagai bentuk yang diinginkan dari pasir. Menurut saya, imajinasi Lana sangat luar biasa. Pernah suatu hari Lana mengambil botol dan gelas-gelas bekas di sekitar tempatnnya bermain, lalu memasukkan pasir ke wadah itu, dan mencetaknya. Kata Lana, “Bunda, ini istana untuk Bunda, bagus ya, Bunda.” Lana juga pernah mengajari saya untuk membuat istana dari pasir. Mata Lana berbinar-binar, wajahnya juga terlihat senang sekali. Priceless...
Setelah kejadian itu, saya seperti diingatkan, memang ya, anak-anak itu punya caranya sendiri untuk belajar. Mungkin apa yang kita anggap kotor, jorok, menjijikkan itu justru merupakan proses belajarnya. Sekarang saya berusaha menahan diri untuk tidak melarang, kalau melihat Lana mulai bermain kotor-kotor, selama hal itu tidak membahayakannya. Saya hanya punya satu perjanjian dengan Lana, bahwa dia harus bersih-bersih sehabis bermain yang kotor-kotor, mencuci tangan dan kaki, kalau perlu mandi sekalian.
Saya pernah membaca bahwa menurut para ahli perkembangan anak, bermain kotor-kotoran justru diperlukan karena bisa membuat anak menjadi lebih pintar, terutama saat anak menjelajahi lingkungan sekitar untuk bermain, mengeksplorasi, belajar, dan mendapatkan pengalaman terbaik. Selain membantu perkembangan anak untuk memahami dunia, lingkungan dan alam, proses ini juga akan membentuk nilai-nilai pada anak, menumbuhkan rasa percaya diri dan pada akhirnya membantu mereka mencapai tahap perkembangan penting.
Bagaimana dengan baju dan celana Lana yang kotor sehabis bermain? Baju kotor bisa dibersihkan dengan mudah, apalagi sekarang ada Rinso cair. Sejak mencuci menggunakan Rinso cair, saya tidak pernah khawatir dengan noda-noda di baju Lana (kadang-kadang di baju saya juga karena kotornya menular). Cukup satu tutup botol, dan semua noda pun hilang.
Punya cerita di balik noda pada baju anak? Pasti setiap ibu pernah punya pengalaman dengan baju anak yang kotor. Urban mama bisa membagi cerita bertemakan Cerita di Balik Noda melalui Facebook Rinso Indonesia mulai tanggal 3 Juni 2012 sampai 15 Agustus 2012. Sepuluh cerita yang terpilih masing-masing akan mendapatkan 10 juta rupiah, difilmkan dan ditayangkan di Global TV, serta mendapatkan stok Rinso untuk setahun (12 x 900 gr Rinso Antinoda).
Menarik, kan? Tunggu apa lagi, ayo ikut berbagi cerita di balik noda baju kotor anak-anak.
Lana is so sweet! *kecup*
lanaaa ... asa boleh main yah ke istananya kapan2, co cwit banget sih lana ...
stok rinso stahun ? mauu
hayooo tinggal klik linknya diatas Sit, submit deh cerita Asa dan fotonya. Gampang banget :)
lana pinternya, sayang bunda :)
kalo lycka sukanya pungutin sampah plastik :D
ohyaa? pasti ada cerita kenapa Lycka suka sampah plastik :D Anak-anak memang explorer sejati ya mama..
Ayoo jangan lupa ikutan lombanyaa :)
Lanaaa.. sayang bgt sama bunda amoe dibikinin istana :')
pasti lo haru biru ya peh begitu dgr lana bilang istananya buat bunda :) anak pinter.
*toss sama migu yg juga gila main pasir*
eh ada lomba ceritanya yah?! ikutannnn :D
huhuu iya banget Chik, speechless. Thanks Mama Chika..
Toss ah sama Migu, jangan lupa sumbit ceritanya yaaa..
terharu waktu Lana bikinin istana buat bunda :') pinter deh, Lana
Wah asyik ya, #CeritaDiBalikNoda ini, jadi pengen ikutan, siapa tau dapet stok Rinso buat setahun hihihi..
Makanya terharuu banget waktu dia bilang begitu..
Ayo mama eka, ikutaan. Hadiahnya menggiurkan banget kan..