Cerita Tentang Si Kembar

Oleh WiwiT pada Senin, 24 Maret 2014
Seputar Our Stories

Siapa yang tidak gemas melihat anak kembar? Wajah serupa, memakai baju yang sama serta sering tertawa bersama, memang terlihat lucu dan menggemaskan. Setiap kali jalan bersama Kira dan Kara, saya sering sekali disapa orang hanya untuk sekadar bertanya, “Anaknya kembar ya? Lucu ya!” kemudian mereka akan memperhatikan tingkah polah Kira dan Kara. Namun seperti apa sesungguhnya si kembar?


Kira dan Kara lahir sebagai pasangan kembar identik. Mereka berbagi plasenta dan DNA sejak dalam kandungan. Jika ada yang mengira bahwa bayi kembar identik adalah anak-anak yang semuanya akan serba sama, tidak demikian dengan Kira dan Kara. Kira dan Kara memiliki sifat yang berbeda, bahkan sangat berbeda. Karena memang sesungguhnya tidak ada dua individu yang selalu sama.



Kara, si kembar yang lahir pertama, memiliki bentuk tubuh yang lebih mungil namun lebih lincah. Kara adalah gadis mungil yang menyukai semua hal berbau princess, yang berwarna pink serta bergambar bunga. Dia pun terlihat lebih ceriwis, ekspresif dan puitis. Pernah suatu pagi ketika bangun tidur dia membuka pintu kamar dan berseru “Oh indahnya ada matahari!”. Meskipun selalu ingin terlihat seperti putri, Kara ternyata juga menyukai petualangan, naik turun pagar, bermain flying fox, berlari tanpa mengenal lelah.


Membicarakan Kira maka saya seperti bercerita tentang Papa mertua saya. Kira ini baik wajah maupun sifatnya sangat mirip dengan papa mertua: terbuka, mudah berteman, dan lembut karakternya. Ia tidak bisa membiarkan adiknya menangis diganggu teman.  Kira juga anak yang terlihat lebih kalem dan tidak banyak bicara. Namun ia anak yang sangat cerdik dan negosiator yang cerdas. Mudah baginya  mendapatkan apa yang diinginkan tanpa perlu merebut atau memaksa. Kira tidak pernah kehabisan ide jahil dan kreatif, hobinya pun melukis. Baju kesukaannya adalah kaos hitam. Kira yang suka semua hal berbau robot dan superhero ini hatinya sangat mudah tersentuh. Ia bisa menangis tersedu-sedu bila melihat superheronya tidak punya saudara atau terlihat sendiri tanpa teman. Seperti saat menonton Finding Nemo ketika Nemo terpisah dari ayahnya, Kira mogok tidak mau lanjut menonton film tersebut. Meskipun Kira memiliki tubuh lebih besar, namun ia anak yang cenderung penakut.


Karena masing-masing memiliki sifat yang sangat berbeda, saya tidak lagi memakaikan mereka baju yang sama. Mereka bisa memilih pakaian sesuai selera sendiri. Hanya saja kami sudah memiliki perjanjian bahwa Kira memakai rok ketika sekolah, ketika ikut ke pesta dan undangan. Selain itu ia bebas memakai kaos dan celana pendek kesukaannya. Begitupun Kara, ia bebas memakai kapan saja baju princess dan bunga-bunganya, selain ketika kita bermain di alam terbuka atau playland. Saat bermain di playland, Kara memakai celana untuk membebaskannya berlari-lari tanpa khawatir renda roknya tersangkut.


Hanya berbeda karakter dan selera berpakaian? Selera makan kedua gadis kembar ini juga berbeda. Kalau Kira menyukai makanan yang tidak berkuah, Kara justru sangat suka sup dan makanan berkuah hangat. Kara menyukai olahan telur rebus, sementara Kira menyukai telur goreng, baik didadar atau mata sapi. Mudah bagi Kara untuk mencoba makanan baru, namun perlu usaha dan perjuangan ekstra untuk meyakinkan Kira mencicipi makanan baru. Namun begitu, keduanya sama-sama penyuka tempe dan sate. Menyiasati dua selera makan yang berbeda ini, saya selalu menerapkan menu bergantian. Bila hari ini saya memasak makanan kesukaan Kira, maka besoknya saya memasak menu favorit Kara. Dengan begitu mereka tidak membatasi diri hanya melahap makanan favorit masing-masing. Selain itu pastinya saya jadi menghemat tenaga memasak.


Begitulah kedua gadis kembar ini tumbuh dengan karakter berbeda, sifat serta selera yang tidak selalu sama.  Apakah dengan sifat yang sangat berbeda membuat mereka sering bertengkar? Kenyataannya mereka kompak bermain dan menyusun siasat. Sifat mereka yang berbeda seolah terlahir untuk saling melengkapi. Bila Kara kebelet pipis sementara bundanya masih sibuk di dapur, maka Kira sigap membukakan pintu kamar mandi karena ia memiliki postur tubuh lebih tinggi dan kuat. Ketika mainan Kira tersangkut di atas lemari, Kara-lah yang dengan lincahnya menaiki step lemari buku bantu mengambilkan. Bahkan sekarang rak bukunya ambrol karena sering dinaikin Kara. Mereka pun tidak kesulitan berbagi mainan karena kesukaannya berbeda. Mainan berwarna pink sudah dipilih oleh Kara, warna selain itu adalah jatah Kira. Buku princess adalah favorit Kara, buku superhero adalah milik Kira. Bila yang satu kena marah bundanya, anak yang lain akan merayu bundanya agar tak lagi marah.


Namun begitu, bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar sama sekali. Dua individu berusia sama tentu saja punya kepentingan yang hampir sama. Tak jarang mereka juga memiliki konflik kepentingan. Seperti ketika keduanya terburu-buru ingin ikut jalan-jalan bersama ayahnya, keduanya ingin dibantu memakaikan sandal bersamaan tanpa mau bergantian. Tentu saja di saat-saat seperti itu suasana rumah jadi lebih ramai dan semarak dengan suara tangis Kira Kara.


Apa yang terjadi di keluarga saya bersama si kembar, belum tentu sama dengan kisah kembar di keluarga lain. There is always a different story in every parenting style. Bercerita tentang anak memang tidak akan pernah ada habisnya. Bagaimana cerita Urban mama dengan buah hatinya? Tentunya tak kalah unik dan menggemaskan!

Kategori Terkait


Tag Terkait

14 Komentar
thalia kamarga
thalia kamarga March 28, 2014 5:15 pm

waaa, suka banget baca cerita wiwit yang ini... personal banget, tapi dapet banyak trivia yang ga tau karena ga punya anak kembar.

dulu aku juga punya sepupu kembar identik yang deket banget. dan emang sifat, hobi, dan preferencenya mereka beda banget. bajunya sama kalo pas lagi pesta doang. diluar itu, gaya mereka beda banget....

aulia1779 March 28, 2014 1:55 pm

Aku jg punya ponakan cowok kembar identik, mba. Tp dr lahir bajunya gak pernah disamain n tingkah lakunya suka tuker2an. Jd kita suka ketuker2 n yg bs bedain cm ortu n kakaknya. Dan kadang mereka suka ngerjain orang dengan tukeran nama. Hihihi...

WiwiT
WiwiT March 25, 2014 2:57 pm

@Aini: itu juga pertanyaan seriiiiiing banget aku dapat, Ai. Gimana cara bedainnya. Bahkan dari sejak lahir, aku sering di test sama suster2 RS. Yang mereka suka iseng tukar box bayi Kira-Kara. Dan dari awal aku juga yang bisa bedain. Even, sampe skrg kadang orang di rumah juga pernah keliru panggil. Apalagi kalo Ki-Ka bangun tidur, atau lihat dari belakang, atau pas kira-Kara lagi iseng tukeran baju. hahaha...

@drost: Kalo Kira & Kara sering dipanggil KI-KA aja sama tetangga yang belum bisa dibedain. Karena kalo dipanggil "kika" otomatis keduanya akan menoleh dan tidak protes :D

WiwiT
WiwiT March 25, 2014 2:50 pm

woooww... sudah banyak komen. Terima kasih.

@Shinta Daniel: Iya, Kalo yang jarang ketemu memang selalu bilang mirip. Tapi kalo udah sering ketemu, selalu bilang ada bedanya :)

@Slesta: Iya Shin, Kara lahir duluan tapi dipanggil adik. Pernah dibahas di artikel http://theurbanmama.com/articles/mitos-dan-fakta-tentang-anak-kembar.html tentang mitos Jawa yang mengatakan kalo anak kembar yang lahir belakangan itu kakaknya karena mengalah memberikan kesempatan lahir duluan buat adiknya, yg memang saat itu kondisi Kara kritis. Karena mertua dan ortu jawa bingit, jadi ya sutra lah yaaa, ngikut ajaahh... haha...

@Teh Eka: hehe.. aku pun disini punya tetangga yang gak kembar, tetapi selalu pake baju kembar, dan wajah mereka miriiip banget. Katanya juga sama, emang biar gak rebutan :))

Rostina March 24, 2014 2:02 pm

Wah ini ulasan kesukaan si kaka adik kembar! it's wonderfull banget dech punya anak kembar. Kira-Kara lucu banget yach...kembar tetapi beda jadi tetangganya nggak bingung, habis bener2 beda! kala di tempat saya kalau anak kembar manggilnya cuma mbar2 nggak cewek nggak cowok!