Bagi saya, 28.02.2009 adalah hari yang membahagiakan karena setelah 4,5 tahun berpacaran saya menikah di usia hampir 28 tahun. Mungkin untuk ukuran orang Indonesia umur segitu harus ngebut untuk punya anak. Setelah 6 bulan pernikahan, saya belum kunjung hamil juga tapi saya berpikir positif ini baru awal karena menurut WHO pasangan yang belum di karuniai anak dalam 1 tahun pernikahan itu adalah wajar..
Akhirnya saya dan suami berniat untuk memeriksakan kesuburan kami berdua ke clinic Sam Marie di wijaya. Dari test bentuk rahim, HSG jalan rahim, test sperma semua dilakukan (untung suami orang yg bijak dan tidak merasa risih untuk diajak bekerja sama) sampai test tokso pun kami lakukan dan itu memerlukan biaya yang sangat tidak sedikit. Dari semua hasil bagus hanya pergerakan sperma suami agak lambat dan tubuh saya menolak sperma suami. Sedih deh rasanya. Kok bisa ya?
Dokter menyarankan untuk vaksin leukosit (sel darah putih suami di suntikan pada saya agar antibodi saya mau menerima sperma suami) dan setiap vaksin kami harus mengeluarkan 800-900 ribu. Saya hampir 6x menjalani vaksin dan setelah di test lagi akhirnya antibodi saya turun dan dokter menyarankan untuk Inseminasi (suatu tindakan kedokteran yang bertujuan memasukkan sperma ke dalam rahim agar dapat membuahi sel telur) setelah melalui sperm washing di laboratorium di laksanakanlah insem pada 25 mei 2010.
Setelah proses Inseminasi yang terbilang cukup singkat saya pulang ke rumah dan bed rest selama 3 hari. Setelah itu saya beraktivitas seperti biasa, menunggu 3 minggu untuk melihat hasilnya rasanya lama sekali. Dan setelah hari yang di tunggu tiba, saat saya siap-siap berangkat ke klinik saya merasakan ada sesuatu dan sepertinya saya datang bulan. Setelah di cek di toilet benar, saya menstruasi. Saya lalu bilang pada suami kalau saya mens. Di saat itulah saya menangis sejadi-jadinya. Suami dengan penuh sayang memeluk, "Sabar ya Sayang, belum rezeki kita."
Setelah tenang, saya berpikir lagi, banyak orang yang menikah 5-8 tahun belum dikaruniai anak tapi mereka tetap berusaha. Akhirnya saya melanjutkan perjuangan kembali lagi ke Klinik Sam Marie.
Akhirnya kami berdua memutuskan pindah dokter dan meminta second opinion kami memutuskan ke RS. Bunda di Menteng, di sana kami bertemu dokter Ivan (atas referensi tante) setelah dengan PDnya membawa hasil-hasil lab (ceritanya sih biar ngga test-test lagi). Setelah menyodorkan hasil lab, dr Ivan bilang, "I dont need this report." Nah loh! Lalu bagaimana caranya dokter tahu riwayat saya kalau ngga liat hasil lab? Kata dr Ivan, Tuhan itu menciptakan manusia dengan sedemikian rupa dan fungsinya dan selama dia sekolah katanya ngga ada yang namanya alergi sperma. "I don't believe that." Dr Ivan ini sering berbahasa Inggris karena banyak pasien-pasien ekspat.
Setelah di USG rahim, dr Ivan melihat rahimnya bagus hanya ada sedikit pelengketan dan setelah di cek HSG saluran rahim ternyata tube sebelah kanan agak mampet, tapi sperma suami bagus di atas rata-rata malah (ternyata second opinion itu perlu loh). Dr Ivan memberi 2 pilihan : 1. Laparascopy (operasi membuka jalan di tube yg tersumbat) 2. Inseminasi dengan satu tube saja dan sisanya serahkan pada Allah SWT. Dan dokter menyarankan option ke 2 karena beliau percaya miracle dan biaya jauh ketimbang laparascopy. Enak juga ya kalo dokternya ngga komersil, bijaksana keputusannya.
Hari ke 5 haid saya diminta datang ke RS untuk dilihat telurnya sudah matang atau belum dan ternyata masih kecil banget dan yang banyak malah yang di sebelah kanan yang justru mampet dan di sebelah kiri malah hanya ada satu. Sedih. Tapi dokter bilang kalau mau hamil harus happy-happy ngga boleh stress agar sel telurnya jadi cantik. Dua hari kemudian saya kembali dan ternyata telur belum matang juga. Dokter bilang daripada bolak balik ke RS, saya diminta untuk suntik sendiri di perut supaya telurnya matang. Akhirnya suami yang menyuntikannya, ternyata suntik di perut itu ngga terlalu sakit kok. Selain ke dokter kami juga mencoba alternatif dengan cara therapy getaran supaya aliran darah lebih lancar dan harus minum air putih min 8 gelas sehari juga minum pure juice.
Keesokan harinya setelah diinseminasi, saya merasa mules. "Waaah bagus dong berarti telornya pecah," Dengan mengucap bismillah akhirnya dokter melaksanakan inseminasi kedua dan saya diminta tiduran 30 menit lalu boleh pulang. Sebelum pulang suster bilang, "Nanti 2 minggu lagi kalo belum mens di test pake test pack ya, Bu. Semoga berhasil."
Pada 30.12.2010 kamis siang, saya ke kamar mandi dan ternyata ada flek. Agak sedih karena perut terasa kram, pinggang dan payudara sakit.
Tahun 2011, dengan semangat baru saya dan suami berharap tahun ini kami sudah punya baby. Tahun baru ini saya cek test pack tanpa sepengetahuan suami tapi kok ngga ada garisnya ya? Harap-harap cemas sampai tanggal 4 saya belum menstruasi dan saya amat sangat cepat lelah, cepat ngantuk. Saya lalu minta suami membelikan test pack.
Sebelum wudhu untuk sholat maghrib saya mencoba test pack, dan di luar dugaan garisnya ada 2. Saya langsung menghampiri suami yang sedang nonton tv. "Bubby bubby ini garisnya dua." Suami bengong speechless dan cuma bilang, "Itu tandanya apa?" Senang, gemeteran, mengucap syukur akhirnya kami mengucap syukur alhamdulillah dan 2 hari setelahnya kami ke dokter untuk make sure dan dokter bilang sudah sampai mana perjalanannya. Setelah USG terlihatlah janin berusia 5 minggu.
Alhamdulillah ya Allah, ngga henti-hentinya kami mengucap syukur.
Ahhh...saya baru dikasih tau sepupu saya ini bahwa dia nulis disini...
To be honest..terharu deh bacanya...apalagi kalau dilihat perkembangan "hasil" nya sekarang....cewek centil yang jadi favorit saya dan suami...dan kesayangan seluruh keluarga besar pastinya....
Mudah mudahn Allah memberikan kesempatan buat saya dan suami untuk punya jagoan atau putri kecil...seperti kesempatan yang dipunya sama mutia dan heru...
Ahh...saya baru dikasih tau sepupu saya ini bahwa dia nulis disini...to be honest..jadi terharu...apalagi liat "hasil" nya...cewek kecil dan centil itu jadi favorit saya dan suami...
Hai Mba Mometya,
Alhamdulillah Selamat ya Mba (telat banget nih ngasih ucapannnya, karena baru baca hehehehe)Seneng banget baca tulisan Mba, memotivasi Aku yang lagi berjuang. Mau minta info Mba dr. Ivan masih prkatek di RS Bunda nggak ya? nama lengkapnya siapa? Terima kasih.
Halo, Mometya!
Selamat ya buat kehamilannya! Seneng banget bacanya. :)
Aku dan suami juga musti nunggu 1 tahun 3 bulan dulu baru dipercaya Tuhan. Saat ini aku lagi hamil 6 bulan, due November tahun ini.
Waktu itu aku test pack jam 5 pagi dan waktu keluar 2 garis, aku langsung nangis campur ketawa. Abis ga tau musti gimana saking bahagianya. :D
Semoga Tuhan memberi kemudahan dan dilancarkan semuanya ya sampai melahirkan nanti. Salam sayang buat si kecil dalam perut. :)
Hallo Jules..
Selamat ya untuk kehamilannya, hehehe kalo emang di tungguin trus terwujud rasanya kaya ketiban anugrah yg tak terhingga ya.. sampe2 ngga tau harus gmn hihihi *jd inget ms2 itu
Sama-sama semoga kita di beri kemudahan dan kelancaran oleh Tuhan.. Sehat selalu ya jules, salam juga untuk si kecil :D
enjoy ur pregnancy ..
selamat yaaa, semoga sehat selalu dan lancar sampai melahirkan nanti :)*peluk*
Hi honey ..
Thank you doanya *Hug ...:D