Walau kalimat “merokok dapat merusak kesehatan” tertera di setiap kemasan rokok, bukan berarti jumlah perokok berkurang. Bahkan di tempat wisata di pegunungan, yang seharusnya menjadi tempat untuk menghirup udara segar, banyak dipenuhi oleh perokok dengan polusi asap mereka.
Sedihnya pula semakin banyak remaja, bahkan anak-anak usia pra-remaja, yang merokok. Baik karena korban iklan rokok atau terbawa lingkungan, banyak anak usia pra-remaja yang merokok di tempat umum. Padahal sudah jelas, merokok berakibat buruk bagi diri mereka.
(Gambar: www.pexels.com)
Dulu, curi-curi merokok dilakukan oleh remaja. Sekarang, anak usia pra-remaja pun sudah ada yang mencoba rokok. Lebih parah lagi, mereka menganggap merokok adalah hal biasa. Mengapa demikian?
Lihat sekitar kita. Dalam sehari, berapa banyak perokok yang melintas di depan anak-anak. Tua, muda, lelaki, perempuan, besar, kecil. Membuat merokok menjadi hal yang dianggap lumrah. Film, iklan, gaya hidup artis atau orang-orang yang dijadikan idola juga berpengaruh kuat. Melihat mereka merokok memberi kesan kalau merokok itu keren, trendy, sexy, glamour, dan jaminan tidak ketinggalan jaman.
Trik pemasaran rokok pun memukau. Seperti banyak orang dewasa yang salah mengasumsi tulisan “mild” dan “light” sebagai bentuk merokok secara sehat, tak sedikit remaja yang juga menelan asumsi ini bulat-bulat.
Pengaruh lingkungan. Dari teman di sekolah, sepupu yang sebaya, kakak, paman, tante, kenalan yang sering bertemu, supir, pembantu sampai tetangga. Nyaris semua anak mendapatkan rokok pertama mereka dari orang yang justru mereka kenal dengan baik. Apakah orang itu sebaya atau jauh lebih tua.
Mengapa Rokok Bukan Untuk Anak
Semua orang tahu, rokok membuat kecanduan, ketagihan. Orang juga tahu, rokok merusak paru-paru dan daya tahan tubuh. Batasan usia untuk merokok jelas tertera pula di setiap bungkus kemasan rokok. Yang orang jarang tahu adalah efek rokok pada anak-anak dan remaja berakibat lebih fatal ketimbang efek rokok pada orang dewasa. Mengapa? Organ tubuh remaja pun masih dalam proses perkembangan, rokok dapat merusak sel-sel otaknya. Tak heran kemampuan remaja untuk berpikir dengan nalar dan mengambil keputusan logis akan ikut terganggu. Semakin banyak remaja mengambil keputusan yang salah, semakin ia tak percaya diri, semakin ia tidak mampu mengembangkan diri. Jika proses negatif ini terus terjadi, pembentukan kepribadiannya pun terpengaruh.
Nikotin yang dibawa darah ke organ-organ tubuh lainnya juga dapat menyebabkan anak–anak dan remaja mempunyai masalah dengan daya tahan tubuh. Mereka menjadi cepat sakit flu, batuk, asthma, pusing dan susah bernapas. Kanker paru dan kanker saluran napas menjadi risiko yang paling sering terjadi di kemudian hari.
Remaja mungkin tidak sadar kalau mereka kecanduan. Banyak yang ingin merokok beberapa hari, bahkan minggu, setelah rokok pertama mereka. Namun begitu mereka mengulangi merokok, keinginan untuk mendapatkan nikotin menjadi lebih cepat. Dalam waktu singkat, mereka sudah menjadi perokok.
Parahnya lagi, ketagihan akan nikotin memudahkan remaja menjadi penasaran akan barang-barang candu lainnya. Seperti alkohol, mariyuana, dan obat penenang. Karena keinginnan untuk mendapatkan sesuatu yang membuat mereka “enak” akan semakin menjadi-jadi. Bukan tanpa alasan, dengan berjalannya waktu maka tubuh menjadi kebal dengan efek candu, sehingga dosis yang dibutuhkan akan semakin tinggi dan jenis yang dibutuhkan semakin keras.
Pencegahan
Semua orang tahu, mencegah lebih baik dari mengobati. Berikut yang dapat dilakukan sebagai pencegahan.
- Mulai sejak dini. Tidak ada yang lebih diingat seorang anak ketimbang petuah orang tua yang diterima sejak usia balita. Tentunya dalam bahasa yang mereka mengerti. Misalnya, Mama dapat menunjukkan mimik wajah tidak setuju atau menunjukkan ketidaksukaan jika melihat seseorang merokok di dekatnya. Bagi anak yang sudah duduk di bangku sekolah, Mama dapat mengatakan susah bernapas jika seseorang merokok, karena paru-parunya sudah rusak. Semakin besar seorang anak, semakin banyak kemungkinan untuk memberi tahu kalau merokok itu berbahaya.
- Siapkan anak Anda untuk berkata TIDAK jika ada seseorang menawari rokok atau mulai menyalakan rokok di sekitar Anda. Jika mengatakan tidak secara langsung terasa berat, cari kalimat-kalimat lain seperti, “Maaf, saya harus pergi sekarang,” atau “Wah, kita lakukan hal lain saja deh,” atau "Yuk Nak, kita pindah saja".
- Kenalkan dan beri aktivitas yang positif pada anak-anak dan remaja. Jika anak Urban Mama-Papa gemar berenang, basket, tari, bermain musik segala sesuatu yang membutuhkan napas panjang dan ketahanan tubuh kuat, mudah bagi Anda untuk menekankan pentingnya tidak merokok bagi mereka.
- Tanamkan rasa percaya diri. Jika anak yakin ia dapat menjadi popular, tampak keren, menjadi idola dengan bakat, kebisaan dan prestasinya, maka ia akan belajar bahwa ia tidak memerlukan rokok untuk menjadi terkenal. Termasuk yakinkan, teman yang baik tidak akan memaksa untuk merokok. Karena teman harusnya saling menghormati, bukan mengancam meninggalkan jika tidak mengikuti selera yang satu.
Anak remaja Mama dan Papa ternyata merokok? Yang sering terjadi, remaja merokok tidak di depan mata orangtuanya. Entah itu sekadar coba-coba, atau sudah biasa. Tugas Mama dan Papa sebagai orangtua untuk mulai mengamati anak remaja anda. Jika rambut, baju, serta kulit anak berbau rokok, tanyakan langsung padanya. Jika anak mengatakan kalau ia hanya perokok pasif seperti kebetulan berada di sebelah orang yang merokok, coba (di lain waktu) cek kantong baju/celana, tas dan kamarnya apakah ada rokok atau pemantik. Urban Mama dan Papa juga perlu curiga jika anak Anda sering keluar rumah tanpa alasan, atau sering menggunakan parfum, body spray, dan mouthwash atau permen penyegar napas lebih dari biasanya.
Ketika mendapati si remaja ternyata merokok, jangan langsung marah. Utarakan kecurigaan Anda dengan tenang. Jika anda merasa anak berbohong, jangan memaksanya. Katakan kalau Anda cemas karena merokok berbahaya bagi kesehatannya. Yakinkan anak kalau ia dapat bertanya pada Anda -kapan saja ia mau- tentang rokok dan efeknya.
Cari bukti kalau anak remaja Mama dan Papa benar merokok. Tanpa emosi, hadapkan anak pada bukti-bukti yang didapat. Tanyakan kapan ia memulai merokok dan mengapa jadi coba-coba merokok. Tawarkan pula bantuan agar anak remaja Anda dapat berhenti merokok. Lebih banyak anak berhenti merokok karena orang tuanya menolong mereka, ketimbang berhenti karena ancaman atau hukuman orang tua.
Jika anak remaja Mama dan Papa sudah diam-diam merokok dalam hitungan waktu mingguan atau bulanan, kenyataanya akan tak mudah untuk menyuruhnya berhenti saat itu juga. Namun segera bantu anak remaja Anda, dimulai dengan membantunya mengenali kapan waktu-waktu mereka ingin merokok di setiap harinya. Apakah ketika mereka sedang bersama siapa saja, atau ketika sedang stres menjelang ulangan, atau saat bosan di jam istirahat, atau ketika bertemu teman tertentu. Bantu anak remaja Anda untuk melihat polanya. Dengan demikian anak remaja Anda dapat melihat alasan utama mengapa harus berhenti merokok dan menuntaskan inti permasalahan yang membuat mereka coba-coba merokok.
Jika Orangtua Merokok
Anda atau pasangan Anda merokok? Salah satu kesulitan mencegah anak merokok adalah ketika salah satu atau kedua orangtuanya juga merokok. Yang ideal adalah jika orang tua yang merokok juga berhenti merokok, sehingga anak dapat melihat langsung contohnya. Setidaknya jika orangtua ingin anaknya tidak merokok, maka orangtua juga harus konsisten untuk mengurangi konsumsi rokok pribadi. Caranya?
- Simpan, bahkan buang semua asbak di rumah Anda. Buat peraturan, dilarang merokok di dalam rumah. Jika masih ingin merokok, tolong merokok di teras/halaman di luar rumah.
- Jangan berbohong. Jangan mengelak dan memberi berbagai alasan jika anak tahu kalau Anda merokok. Percayalah, nantinya anak Anda juga akan mencari-cari pembenaran mengapa ia merokok. Justru tekankan bahwa Anda ingin berhenti karena Anda tidak ingin anak Anda mengulangi kesalahan yang sama.
- Jika ingin berhenti merokok, minta bantuan pasangan. Tulis hitam di atas putih, berapa banyak uang yang terbuang untuk konsumsi rokok di rumah Anda. Termasuk harga pemantik, rokok, penyegar napas, obat batuk/asthma, semua yang dibeli karena merokok. Berapa banyak uang “terbakar” dalam sebulan. Cari alternatif, kegiatan apa yang dapat dilakukan bagi keluarga dengan jumlah uang itu. Apakah menonton ke bioskop atau liburan akhir pekan.
- Pasang target. Jika Anda sudah ketagihan merokok bertahun-tahun, kadang berat untuk berhenti saat itu juga. Seminggu sampai 6 bulan (tergantung dari berapa berat ketagihannya) adalah jangka waktu yang realistis. Jika Anda beralasan stress yang membuat Anda merokok, cari tahu akar dari stress yang anda alami. Lalu lakukan segera ketika sudah diketahui sumber stresnya. Kenali kapan saja Anda ingin merokok setiap harinya, lalu berusahalah untuk menjauhi situasi/kondisi yang memicu keinginan untuk menyalakan rokok. Lihat polanya. Dengan demikian Anda dapat melihat mengapa timbul keinginan untuk merokok dan dapat menuntaskan inti permasalahan. Cari pula kegiatan alternatif yang dapat dilakukan untuk mengalihkan pikiran dari rokok.
Yang harus diingat, cara paling efektif adalah menjadikan proyek anti rokok sebagai proyek keluarga. Saling terbuka dan saling menjaga, dapat membuat misi yang mustahil menjadi mungkin. Yaitu, keluarga Anda bebas rokok.
Dekati anak dengan pelan-pelang, jangan dengan cara yg keras moms
Benar mbak.
saya tuh suka patah hati kalau melihat anak atau remaja merokok :(
saya juga, sayang banget ngerusak badan sendiri.
Setuju sekali dengan kalimat ini: proyek anti rokok sebagai proyek keluarga.
-
Terima kasih mama Kusumastuti untuk artikelnya.
Terima kasih kembali mbak.
Semua tulisan di rokok yang isinya nakutin itu justru bukan bikin perokok berhenti merokok loh. Mereka baca itu dan tambah stres dan malah terus merokok :( gitu kata adikku yang perokok.
:)
Semoga kedekatan orangtua dengan anak plus cara berkomunikasi yang baik bisa menjadi jembatan supaya anak kita nanti saat remaja ndak terjerumus menjadi perokok. Amin.
Aminnnnn.