Melahirkan Anak Kedua di Australia

Oleh Winny Wulandari pada Senin, 19 November 2012
Seputar Our Stories

Sudah beberapa tahun ini saya tinggal di Melbourne, Australia, dalam rangka menempuh kuliah S3 bersama suami yang juga kuliah yang sama dan juga anak kami Affan (4 tahun). Pada akhir tahun 2011, kami mendapat rezeki berupa kehamilan anak yang kedua.

Yang terpikir pertama saat mengetahui saya hamil adalah menelepon Mama di Indonesia untuk datang ke Melbourne saat saya melahirkan nanti. Dengan keadaan saya yang sedang menyelesaikan thesis/disertasi, rasanya tak terbayang harus melahirkan dan mengurus bayi baru sambil mengurus anak pertama dan rumah tangga. Apalagi, kelahiran bayi kedua ini diperkirakan pada saat di tengah musim dingin nanti, saat Affan biasanya sedang kambuh eczema-nya. Ini tentunya membutuhkan perhatian dan perawatan lebih.

Namun, seiring kehamilan saya yang membesar, dengan sedih Mama bilang bahwa beliau tidak bisa mengunjungi saya karena sesuatu dan lain hal. Hati pun sedih, tapi harus ikhlas. Sedih karena saya ingin Mama berkesempatan melihat cucu-cucunya sekaligus berkunjung ke Melbourne. Sedih juga membayangkan bagaimana persalinan nanti, termasuk mengurus rumah tangga pasca persalinan. Setiap teman-teman yang melahirkan anak kedua/ketiga di sini biasanya selalu kedatangan orangtua untuk membantu menjaga anak-anak lainnya.

Walau begitu, saya berusaha ikhlas dan berbesar hati. Alhamdulillah saat itu suami sudah berhasil lulus doktor. Beliau jadi punya waktu luang dan pikiran untuk membantu saya. Kami juga berpikir dan mencari cara agar Affan tidak cemburu saat punya adik baru.

Menjelang kelahiran, ada beberapa hal yang kami lakukan untuk mempermudah urusan persalinan dan rumah tangga:


  • Jauh-jauh sebelum melahirkan, saya minta tolong pada teman dekat untuk mengurus Affan saat saya melahirkan. Saya bilang pada Affan, saat Bunda having a baby, nanti Affan sleep over (menginap) di rumah Kian, temannya. Cukup lama untuk meyakinkan Affan karena dia ingin bersama bundanya.

  • Membeli beberapa mainan kesukaan Affan, dan disimpan sampai saat kelahiran nanti. Saya juga meminta beberapa teman dekat, agar nanti menyelamati Affan saat adiknya lahir nanti. Hal ini untuk mengurangi rasa cemburu atau kurang mendapat perhatian.

  • Memasak beberapa macam masakan dan menyetoknya di dalam freezer.

  • Saat teman-teman menanyakan apa yang bisa dibantu, saya minta dibuatkan masakan untuk suami dan anak nanti


Saat bulan kesembilan kehamilan, ketika saya masih berkutat menyelesaikan thesis, kontraksi pun mulai terasa. Saat itu masih dua minggu sebelum due date. Seiring kontraksi yang teratur, dan sepertinya persalinan dimulai, saya memberi tahu teman yang akan mengurus Affan. Affan pun dijemput dan say goodbye. Setelah itu, suami menemani saya selama kontraksi.

Kontraksi saya rasakan selama hampir 24 jam. Saya disarankan menunggu di rumah sampai kontraksi kurang dari lima menit sekali. Pada saat jam duabelas malam, kami pun berangkat ke Royal Women’s Hospital, tempat saya bersalin. Empat jam kemudian, baby Arfa lahir ke dunia ini dengan persalinan normal.

Siang harinya, suami menjemput Affan dan mengajaknya menjenguk adik baru di rumah sakit. Tak lupa kami memberikan hadiah pada Affan sebagai tanda terima kasih dari adik barunya, dan dia pun memberi hadiah pada adik baru.

Teman dan sahabat yang berkunjung, selain memberi hadiah untuk baby Arfa, ada juga yang membawa seporsi dua porsi masakan untuk suami dan Affan. Hal itu sungguh meringankan saya yang sedang tidak bisa memasak untuk keluarga. Apalagi Arfa juga kuning (jaundice) sehingga harus disinar memakai phototherapy dan tinggal di rumah sakit selama beberapa hari.

Akhirnya, masa melahirkan Arfa pun terlewati dengan baik. Walaupun jauh dari sanak saudara, ternyata dengan dukungan suami, dan juga teman dan sahabat di sini, saya bisa melewati masa persalinan yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Universitas tempat saya belajar juga memberi keringanan berupa study leave selama sebulan agar saya bisa recovery. Tepat satu bulan setelah melahirkan, dengan dukungan suami dan supervisor, akhirnya thesis pun saya selesaikan. Alhamdulillah.

14 Komentar
Winny Wulandari
Winny Wulandari December 16, 2013 8:37 am

iya silakan @Tiffytiffa.. bisa lewat message ya atau email winny_tk02 at yahoo dot com

Tiffany December 15, 2013 3:26 pm

Salam kenal bunda Winny..
Kalau saya ucapin selamat sekarang ya udah telat pastinya ya, hehe..
Saya mau tanya2 info mengenai melahirkan di Melbourne kalau bisa, bun..
Kebetulan saya juga tinggal di Melbourne dan berencana untuk hamil dan melahirkan disini..
Makasih bunda.. :)

marni uli saragih
marni uli saragih February 20, 2013 4:47 pm

kereeen,jd dpt ide ngasi hadiah buat quin bila saatnya tiba py adek bayi :)

Yeye Adinandra
Yeye Adinandra November 20, 2012 4:48 pm

wah hebat banget Mba, salut :)

Winny Wulandari
Winny Wulandari November 20, 2012 3:33 pm

makasih mama2 yg superhebat juga, alhamdulillah submit thesisnya dah terlewati, tinggal nunggu results dari examiners aja, mudah2an revisinya lancar juga nanti (di Australia ngga ada sistem sidang).

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies