Mengajari Arka Berenang Tanpa Ban

Beberapa bulan yang lalu, saya menemukan video yang sangat menarik di You Tube, mengenai Infant Swim Self Rescue™ Survival Swimming Lessons. Dalam video itu, bayi yang baru berusia dibawah 12 bulan berusaha untuk tetap tenang dengan mengapung di atas punggungnya saat terjatuh di kolam renang dalam pakaian komplet. Wah, hebat sekali!

Disebutkan bahwa berenang dengan menggunakan ban itu berbahaya bagi bayi, artinya, ban itu menipu karena membantu bayi mengapung dan tidak menunjukkan keadaan air yang sesungguhnya.

Saya teringat satu kasus code blue (gawat darurat) yang pernah saya tangani melalui telepon, waktu saya masih bekerja sebagai dokter di perusahaan medis internasional. Ibu si anak yang berusia 3 tahun menelepon kantor tempat saya bekerja dulu, dan saya yang kebetulan sedang bertugas untuk menerima teleponnya. Ia melaporkan kejadian bahwa ia menemukan anaknya tenggelam di kolam renang rumahnya. Saat itu  saya membimbingnya melalui telepon untuk memeriksa apakah anaknya masih bernapas atau tidak dan membimbing sang ibu untuk memeriksa tanda-tanda kehidupan anaknya;  sementara tim penyelamat dikirimkan ke rumah ibu tersebut. Sayangnya setelah mencoba melakukan penyelamatan selama kurang lebih 1 jam, anak tersebut tidak dapat diselamatkan lagi.

Banyaknya kasus bayi dan balita yang tenggelam membuat founder dari Infant Swim Self Rescue ini menciptakan metode untuk penyelamatan diri bagi bayi. Sayangnya, tidak ada certified instructor Infant Swim Self Rescue di Indonesia, bahkan di Asia. Di Indonesia sendiri, tidak ada latihan renang untuk bayi dan balita. Yang ada hanya baby spa dengan ban di leher dan balita berenang dengan menggunakan pelampung. Saya yang ingin Arka belajar berenang harus putar otak dan mulai browsing lagi kiri kanan di internet.

Kemampuan untuk berenang itu penting. Selain untuk survival, saya ingin Arka bisa berenang untuk melatih motorik dan menghabiskan energinya. Karena saya dan suami ingin Arka menjadi pemain sepak bola, maka latihan renang itu sangat penting sekali untuk menjadikannya atlet paripurna.

Dalam buku seri Glenn Doman, How To Teach Your Baby to be Physically Superb, disebutkan ada enam fungsi unik dari manusia yang terhubung satu sama lain seperti lingkaran yaitu: penglihatan, pendengaran, kemampuan taktil (sentuhan), bahasa, menulis, dan mobilitas (bergerak). Sehingga untuk merangsang otak dan mencerdaskan bayi, kita perlu merangsang keenam fungsi tersebut. Dalam buku seri Glenn Doman, How To Teach Your Baby to Swim disebutkan bahwa berenang adalah salah satu cara untuk melatih fungsi mobilitas bayi dan balita.

Berbekal buku yang saya baca dan website Aquatic Achiever, saya mulai mengenalkan Arka pada kondisi air yang sesungguhnya tanpa ban sejak Arka berumur 9 bulan. Kami memulai sesi berenang tanpa ban di rumah, sehingga airnya bersih dari klorin. Pada usia 11 bulan saya mulai mengajak Arka berenang di kolam renang umum tentunya tanpa ban.

http://www.youtube.com/watch?v=U2XJ8eggeDU

Kami terus konsisten berenang tanpa ban, setidaknya dua kali seminggu, dan Arka selalu menjadi pusat perhatian di kolam renang karena satu-satunya bayi yang berenang tanpa ban.

[caption id="attachment_83263" align="aligncenter" width="620" caption="arka 11mo underwater"][/caption]

Saya bangga bahwa saya dan Arka bisa menjadi tim yang solid, sehingga membuahkan hasil yang luar biasa. Semua ibu pasti bisa mengajari anaknya berenang tanpa ban.

[caption id="attachment_83264" align="aligncenter" width="620" caption="arka and mommy"][/caption]

Sekarang Arka sudah 20 bulan, dan ini dia hasil latihan kami :)