Menumbuhkan Hobi Anak

Oleh rina susanti pada Kamis, 11 Juni 2015
Seputar Tips

Saya percaya jika seorang anak memiliki hobi kelak ia tidak akan mudah terjerumus pada pergaulan negatif, lebih kreatif, dan supel. Terlepas apakah hobi itu kelak jadi profesinya atau sekadar hobi.

Kenapa tidak mudah terjerumus bergaulan negatif? Kalau istilah orang Sunda mah moal kabawa sakaba-kaba – tidak mudah terbawa arus yang tidak-tidak. Karena anak yang memiliki hobi tidak akan bingung menghabiskan waktu luangnya jika pun sedang tidak ada teman. Ia bisa sibuk sendiri dengan hobinya. Tapi biasanya anak yang punya hobi memiliki teman sehobi yang membuat makin semangat dan tekun dengan hobinya.

Lebih kreatif karena ia selalu berpikir dan mengutak-atik hobinya menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan dan beda. Misalnya, anak yang suka lego pasti akan terus-menerus tertantang untuk ‘menaklukan’ seri terbaru lego. Anak yang suka membaca pasti ingin membaca buku baru setiap selesai membaca satu buku.

Menurut pengamatan saya, anak memiliki hobi biasanya lebih supel karena dalam dirinya otomatis akan timbul kepercayaan diri.

Saat mengikuti workshop digital parenting beberapa saat lalu, saran salah satu narasumbernya adalah anak harus memiliki hobi outdoor guna membatasi aksesnya pada media sosial (agar tidak cenderung duduk memegang gadget terus-menerus).

Dengan pertimbangan itu saya ingin menumbuhkan hobi anak-anak sedini mungkin. Sebenarnya keinginan saya sederhana saja, ingin anak-anak hobi membaca. Kenapa? Karena menurut pengalaman saya sendiri, membaca itu menyenangkan.

Terus jadi penulis gitu? Apa pun profesinya harus pandai menulis bukan.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer

Dengan membukukan ilmu otomatis akan lebih bermanfaat bagi banyak orang bukan.

Bagaimana cara menumbuhkan hobi anak? Berikut ada beberapa tips dari saya.

1. Fasilitasi

Karena saya ingin anak-anak memiliki minat besar pada pembaca saya menfasilitasinya dengan membelikan mereka buku sejak bayi. Karena keterbatasan budget saya sangat sering membeli buku saat diskon. Bagaimana jika tak ada budget membeli buku? Tak peelu khawatir, karena kini ada banyak perpustakaan anak-anak gratis atau ke perpustakaan daerah saja, biasanya tiap kota ada dan biasanya perpusda buka pada hari Sabtu.

Saya suka membaca sejak kecil padahal orangtua saya tidak pernah sengaja membelikan buku satu pun karena tak mampu, tapi ibu selalu mendongeng dan kadang bapak mencari buku loakan untuk saya baca.

Namun hobi anak tidak harus sesuai selera orangtuanya ya, saya hanya memberi contoh dan jangan memaksa jika anak tidak suka.

Apakah anak-anak saya sudah memiliki minat besar pada buku? Belum terlalu terlihat, si Kaka walaupun sudah bisa baca masih tetap minta dibacakan buku. Kalau diminta memilih, ia masih lebih memilih nonton.

2. Memancing hobinya

Saya sempat mendaftarkan Azka les keyboard, selain untuk merangsang kecerdasan musiknya juga berharap jadi terapi agar lebih kalem dan tenang (ia seperti saya yang terburu-buru dan cepat panik). Tapi ternyata minatnya kurang bahkan menolak les lagi. Ya sudah memang bukan minatnya ya. Padahal sebelum ikut les saya bertanya mau les musik ga? Ia menjawab mau. Saat ditanya mau alat musik apa? Ia jawab piano.

Mengapa terpikir memilih musik karena saya dan suami sama-sama menguasai salah satu alat musik secara otodidak. Rugi dong sudah keluar uang? Ya namanya juga usaha ya, setidaknya anak pernah merasakan pengalaman baru.

3. Memberi kesempatan anak bereksplorasi

Kalau ini cara paling mudah, tinggal mengikutsertakan anak dalam kegiatan sehari-hari di rumah dan membiarkan ia melakukan ‘ide main’ yang ia suka. Kalau ia pengin ikut bikin kue atau masak ya diajak. Ikut-ikutan menanam bunga, beri kesempatan. Membuat rumah berantakan karena mengkhayal ini itu, sabar saja. Kita tak pernah tahu kan di mana ia menemukan hobinya.

4. Beri dukungan

Jika si kecil sudah terlihat meminati sesuatu, beri dukungan semampunya. Si Kaka sejak kecil terlihat senang air, mungkin karena hampir tiap minggu sejak umur satu tahun saya ajak berenang karena kebetulan ada akses ke sport center gratis sebagai bonus beli rumah di suatu perumahan. Karena ketagihan saya mendaftarkannya berenang saat umurnya 5 tahun. Hampir setiap hari minta berenang, tapi saya batasi dengan alasan kesehatan seminggu hanya tiga kali.

5. Beri agenda

Jika sudah ada hobinya, beri agenda untuk anak memiliki waktu luang memuaskan hobinya.

Urban mama ada yang mau menambahkan tips di atas? Semoga berguna ya...

9 Komentar
Eka Gobel
Eka Gobel June 17, 2015 6:50 am

setuju deh kita sbg ortu hrs mendukung hobi anak selama itu baik & benar. TFS mama Rina!

Bonnie
Bonnie June 13, 2015 9:11 pm

Waa tips nya bagus sekali, mengingatkan kita banget untuk memberikan kesempatan pd anak meng explore kesukaannya, tfs ya mam rina ;)

Retno Aini
Retno Aini June 12, 2015 7:23 pm

Setujuu... Tfs ya mamaRina utk tipsnya, jadi pengingat buat kita2 urban mama-papa. Masih keinget jaman remaja dulu, kayaknya kalau nggak punya hobi atau kegiatan positif yg diminati, ujung2nya bakalan iseng nyobain yang nggak2 deh xD

Gabriella F
Gabriella F June 12, 2015 8:16 am

Makasih tipsnya... bener banget kalau hobi sudah muncul tinggal kerelaan dan konsistensi ortunya untuk memberi dukungan. TFS ya...

rina susanti
rina susanti June 12, 2015 5:55 am

thank u urban mama,akhirnya tulisan saya tanyang di sini senangnya...
Thank u mama2 yang udah comment....yuk semangat menumbuhkan hobi anak, saya belum masih berusaha menemukan hobi mereka....