Outing Trip with Langit

Oleh Anita Yuliana pada Selasa, 07 Oktober 2014
Seputar Our Stories


Senang, bingung, deg-degan bercampur antusias. Itulah kira-kira perasaan saya saat mengikuti outing tahunan kantor, akhir Agustus 2014 lalu di pantai Carita Banten.


Senang karena setelah hampir tiga tahun bekerja, dua kali outing terlewati karena saya telat masuk efektif (outing akhir Maret 2012, saya masuk efektif awal April 2012) dan saat hamil Langit di usia kehamilan 37 minggu (outing 19-20 Maret 2013, Langit lahir 25 Maret 2013). Tentunya saya tidak ingin lagi melewatkan outing kantor yang sekarang. Tetapi saya sempat ragu, karena tahun ini Langit masih berusia 17 bulan, masih menyusu juga bangun malam. Kebijakan kantor memperbolehkan staf untuk membawa anak. Namun mengingat keaktifan Langit saat ini, saya meminta izin dari kantor untuk diperbolehkan membawa satu orang pendamping agar saya tetap bisa mengikuti acara kantor dan bergantian menjaga Langit saat harus mandi atau sholat. Sebenarnya Langit tidak terlalu takut dengan keramaian dan orang baru, hanya saja harus ada orang yang dia kenal didekatnya. 

Rasa panik mulai melanda saat saya meminta waktu mama, papa, adik, mertua dan suami untuk mendampingi saya di acara outing kantor ini. Karena satu dan lain hal yang juga tidak bisa dilewatkan, mereka semua tidak bisa mendampingi saya. Hal ini sempat membuat saya berpikir untuk mengikhlaskan diri tidak ikut outing lagi. Sebelumnya, saya belum pernah bepergian hanya berdua saja dengan Langit apalagi sampai menginap. Belum lagi siapa yang akan membantu membawa barang-barang, bergantian menggendong Langit, merayu Langit kalau sedang tantrum, dan banyak kekhawatiran lainnya.

Sehari sebelum keberangkatan, entah kenapa ada dorongan yang membuat saya mantap mengambil keputusan tetap ikut outing sambil membawa Langit, walaupun tanpa pendamping. Suami, orangtua serta mertua pun mengijinkan dan menyemangati saya kalau semua akan baik-baik saja. Saya yakin bisa menjaga Langit karena saya adalah ibu yang mengandung dan melahirkannya. Saat mengandung, toh saya selalu kemana-mana berdua dengan Langit yang di dalam perut dan bertanggungjawab atas perkembangannya. Mengapa sekarang saya tidak bisa meng-handle Langit saat sudah keluar dari perut dan bertanggungjawab atas keselamatannya?

[caption id="attachment_100387" align="alignnone" width="620" caption="Morning greeting from Langit"]Langit at the beach[/caption]

Kepanikan pun berganti dengan antusiasme yang besar. Agar mudah dibawa, saya mengemas baju saya dan Langit dalam satu tas koper ukuran sedang. Untuk barang-barang pribadi saya gunakan satu tas kecil, stok makanan Langit di satu tas lainnya. Selama perjalanan, teman-teman kantor pun banyak yang berbaik hati ikut membawakan tas atau membantu menggendong Langit, bermain serta mengajak ngobrol Langit.

Alhamdulillah, Langit tidak rewel selama dua hari acara outing tersebut. Ribet dan repot itu pasti. Namun semuanya tergantikan saat melihat Langit ikut menyanyi bersama dalam bus, berceloteh mengomentari obyek yang dilihat sepanjang perjalanan, tertawa bermain air dan pasir, juga tersenyum saat bangun tidur. Dua hari yang saya khawatirkan berganti menjadi dua  hari yang sangat menyenangkan dan berkualitas bersama Langit.

 

[caption id="attachment_100382" align="alignnone" width="375" caption="Langit and friend"]Langit dan abang Alvin[/caption]

 

[caption id="attachment_100386" align="alignnone" width="500" caption="Selfie dulu sebelum berenang!"]Main air


 
Langit with Mama[/caption]

 

Berikut beberapa tips dari saya untuk Urban mama yang merencanakan bepergian cukup jauh bersama anak balitanya dan tanpa pendamping:



  • Bawalah baju, obat-obatan serta perlengkapan lainnya sesuai kebutuhan, dan simpanlah dalam satu tas besar saja. Saya lebih menyarankan untuk menggunakan tas ransel karena memang ternyata lebih simpel dan mudah dibawa dibandingkan tas koper ukuran sedang yang saya bawa kemarin.

  • Bawa makanan dan mainan kesukaan anak karena waktu perjalanan kadang tidak bisa diprediksi. Kondisi perut kenyang, nyaman serta punya aktivitas pengalih perhatian dari kebosanan akan mencegah mereka rewel dalam perjalanan.

  • Sebaiknya pertimbangkan jenis dan kondisi kendaraan yang akan digunakan dalam perjalanan. Pastikan ada tempat untuk anak tidur dengan nyaman. Salah satu pertimbangan saya memutuskan ikut adalah bus yang digunakan tidak terlalu penuh, ada AC, bantal kursi serta saya mendapatkan tiga seat untuk saya dan Langit saja, sehingga memungkinkan Langit untuk tidur dengan nyaman.

  • Pastikan anak tercukupi makannya. Perjalanan yang cukup jauh dan kegiatan yang padat harus diimbangi dengan makanan yang cukup karena tenaga yang dikeluarkan pasti lumayan banyak juga. Selain itu untuk menjaga juga agar anak tetap sehat sepulangnya dari perjalanan.

  • Enjoy every moment with your child. Nikmati benar saat-saat quality time ini bersama sang anak. Ini saatnya kita benar-benar hadir, ikut bermain bersama anak.


15 Komentar
restin rubi October 15, 2014 6:22 pm

Langittttt seru bgt main pasir y..
Runa mesti coba ni
#colek ayah runa

Anita Yuliana
Anita Yuliana October 13, 2014 9:34 am

Siska: yes..Siska..karena saat berlibur berdua tanpa pendamping, hampir ga mungkin ada celah untuk bergadget ria..and it's time to just have some fun and enjoy it :)

Siska Knoch
Siska Knoch October 11, 2014 10:21 am

Keren-keren deh tipsnya Nit!! setuju bagian terakhirnyanya Quality time = HADIR untuk anak!! :)) Selamat berlibur langit ganteng!

Anita Yuliana
Anita Yuliana October 10, 2014 9:55 am

hai mba Ipehh...iyes, ini Anita JFK..ayoooo meet up lagi :) #bighug

Ipryt: awalnya degdeg serrr bangeeettttt..tapi setelah dijalanin, it was really fun :)

Pryta Aditama
Pryta Aditama October 9, 2014 10:53 pm

nitaaa..seru banget yaaa..langit pinter deeehh.. :D
pengalaman pertama pergi jauh berdua bocah doang itu deg-deg-serrr banget yaa..hihii..
thanks juga tipsnya ya nit..