Perjalanan keluarga kami

Oleh Farah Faizah pada Sabtu, 30 Juni 2012
Seputar Our Stories

Tidak lama setelah selesai sekolah, alhamdulillah, saya diterima di salah satu perusahaan elektronik terkemuka di Indonesia. Ternyata hanya selang waktu 17 hari setelah saya sidang tugas akhir saya langsung bekerja. Sebagai seorang fresh graduate saya bekerja dengan semangat, bertemu dengan orang-orang baru dalam dunia kerja, mempelajari hal-hal baru, dan tentunya memiliki uang sendiri.

Sejak dulu saya sangat ingin menikah muda, usia 21-23 tahun, tapi hingga saya lulus kuliah mantan pacar saya dulu tidak jugamau menikah secepatnya dengan alasan karier, orangtua, dsb. Maklum usia kami hanya terpaut dua bulan saja.

Pada September 2011 kami memutuskan untuk berpisah dengan alasan lain, dan saya pun sudah tidak merasa cocok dengannya, begitu pula dia.

Dua minggu kemudian, saya mulai mengenal sesosok pria santun yang selalu bertutur kata sangat lembut, setiap hari tidak ada percakapan langsung di antara kita, hanya melalui chat di kantor. Dua minggu berlalu percakapan kami setiap hari, tanpa disadari dia mulai bertanya tentang arti pernikahan, hingga akhirnya dia bertanya, “Apakah kamu mau menikah denganku?”. Hah, saya langsung tercengang dan tidak bisa berpikir apa-apa.

Dua hari setelah itu dia langsung datang ke rumah orangtua saya  dengan berbekal sebuah proposal yang teryata sudah dia persiapkan dua tahun sebelumnya. Padahal dia sendiri tidak tahu siapa calon istrinya nanti. Dalam proposalnya sudah dijelaskan mengapa dia ingin menikah dengan saya, serta visi misi jika nanti kita menikah, serta program jangka panjang dan jangka pendek dari satu tahun, 5 tahun, 10 tahu, bahkan hingga 20 tahun ke depan. Sungguh luar biasa ada orang yang sudah siap sejauh ini padahal umurnya hanya berbeda 10 bulan, sekitar 23 tahun pada saat itu. Saat itu pula dia langsung mengutarakan keinginannya untuk menikah dengan saya. Orangtua saya langsung bertanya apakah saya menerimanya atau tidak. Karena sejak dulu saya sudah berprinsip apa yang sudah dianjurkan orangtua itulah yang baik, sejak memilih SMA, tempat kuliah, tempat bekerja, hingga masalah jodoh pun saya percaya. Jika orangtua mengatakan ini baik, pasti baik, dan itu sudah terbukti dari dulu. Hingga saat orangtua saya mengatakan bahwa ini baik, saya pun menyetujui keinginannya untuk menikah. Sungguh keputusan yang sangat tepat.

Singkat cerita, tiga bulan setelahnya, proses akad nikah dan resepsi pun berlangsung tanpa disertai lamaran sebelumnya. Alhamdulillah biaya nikah dari sisa tabungannya saat mendapatkan beasiswa kuliah di Arab, dengan bantuan materi serta tenaga dari kedua orangtua kita tentunya. Saya sendiri tidak punya tabungan yang banyak ketika itu karena baru bekerja kurang lebih sekitar 5 bulan.



Dua bulan setelah menikah saya dinyatakan positif hamil dengan kandungan berumur 4 minggu. Saat usia kandungan 2 bulan, saya mengetahui ternyata saya mengandung bayi kembar, sungguh kebahagian yang luar biasa. Saya dianugerahi sepasang bayi kembar. Perjalanan semasa hamil pun cukup menyenangkan, tak terlepas dari muntah, pusing, kram, dan sebagainya. Hingga saat usia kandungan 7 bulan dokter mengatakan bahwa janin perempuanku mengalami hidrosefalus, sungguh sangat lemas mendengarnya, sudah ada cairan sebanyak 2 ml di kedua bagian otaknya. Kami pun tidak percaya dan kami periksa kembali ke RSCM lalu mendapati hasil yang sama. Kami sangat sedih bukan main membayangkan jika bayi perempuan kami merasakan kesakitan di dalam perut. Kebetulan saya mengandung bayi kembar dengan jenis kelamin satu laki-laki dan satu perempuan.

Tidak ada jalan keluar yang bisa diambil oleh dokter melainkan menunggu hingga bayi kami lahir. Saat kandungan menginjak usia 8 bulan, saya mengalami kontraksi prematur, bayi laki-laki kami sungsang melintang, hingga perut saya mengalami sakit yang luar biasa.

Tanpa menunggu lama, saya pun segera dibawa ke rumah sakit, dan diobservasi kurang lebih selama 10 jam, hingga akhirnya diputuskan bahwa saya akan segera disesar. Ukuran rahim saya yang sudah tidak muat lagi, dan dikhawatirkan jika ketuban bayi perempuan saya pecah di dalam rahim,  virusnya akan menyebar ke bayi laki-laki kami. Bayi kembar kami berasal dari dua telur yang berbeda, dan bayi laki-laki kami tidak mengalami hal yang sama dengan saudarinya.

Saat proses operasi caesar, saya pun diperlihatkan bayi laki-laki saya, tapi tidak dengan bayi perempuan saya. Sungguh miris mendengarnya saat dokter mengatakan bahwa bayi perempuan saya tidak memungkinkan untuk diperlihatkan, karena kondisinya yang tidak memungkinkan.

Seluruh keluarga menyembunyikan kondisi anak kami, begitu pula suami saya. Pada hari kedua saya diberitahu bahwa bayi perempuan saya telah tiada 8 jam setelah lahir, dokter mengatakan bahwa bayi perempuan saya mengalami pembengkakan di seluruh sendi dalam tubuhnya, hingga alat bantu pernafasan pun sudah tak bisa membantunya lagi.

Anak perempuan saya sudah dimakamkan di keesokan harinya, sedangkan saya masih terbaring di rumah sakit pasca operasi sesar. Sedih luar biasa rasanya saat itu, tidak sedetik pun saya sempat melihat putri kecil kami, apalagi memeluknya, Saya hanya bisa melihatnya dari sebuah foto yang tidak begitu jelas. Ibu sangat kangen padamu, Sayang.


Alhamdulillah, Allah SWT masih memberiku kebahagiaan setelahnya, anak laki-laki saya tumbuh sehat dan normal. Dirawat di rumah sakit selama 17 hari, dari mulai keadaan lupa bernapas yang dialami bayi prematur hingga inkubator beberapa hari sampai tubuhnya terlihat menghitam akibat panas. Ia lahir dengan berat 1,8 kg dan panjang 42 cm. Sedangkan bayi perempuan saya lahir dengan BB 1,7 dan panjang 42 cm.

Kesedihan tak berhenti sampai di situ, karena dokter mengatakan bahwa saya terkena tokso yang nilainya sangat tinggi, sehingga saya harus disembuhkan dulu dengan minum berbagai macam obat. Kerena itulah  akhirnya saya tidak boleh memberikan ASI untuk 3 minggu lamanya.

Alhamdulillah saat ini usia  Muhammad Rasya Azira Alisyahbana sudah 5 bulan, tumbuh normal dan sehat, sungguh nikmat Allah tidak terbatas, kebahagiaan ku saat ini saat melihat suami dan anak tumbuh sehat adalah kenikmatan yang tiada duanya.



 

Kategori Terkait


Tag Terkait

23 Komentar
radika dewi July 13, 2012 3:48 pm

Subhanallah.. cerita yang sangat luar biasa..
tfs :)

aniwul
aniwul July 10, 2012 6:46 am

Hueeee terharu biru baca critanya niy..
Tetep semangat ya mom, insyaallah semua ada jalannya dan semoga segala sesuatunya akan baik dan selalu baik..amin..

andiah
andiah July 9, 2012 1:30 pm

Mbak..berkaca-kaca bacanya
Insya Allah, jadi tabungan akhirat ya..

Semoga babyboy mbak sehat selalu, jadi kebanggaan orang tuanya :)

arika
arika July 7, 2012 7:05 am

saya juga salah satu ibu yang mengalami kehilangan salah satu bayi kembar sejak dalam kandungan. saya hamil triplet, 2perempuan dan 1laki2..salah satu bayi perempuan meninggal di kandungan usia 5bln. dua bayi kembar lainnya lahir sehat dan sekarang usianya 8bln..kadang suka merasa kangen sama si kecil yg tidak pernah saya peluk..
sabar ya mom, smg Rasya selalu sehat... *peluk*

Ruth Adinata July 4, 2012 2:43 pm

nice story to share, bisa jadi inspirasi buat banyak orang, termasuk saya :)