Saat Anak Dirawat di Rumah Sakit

Oleh Sugiharti Sudiono pada Rabu, 25 Januari 2012
Seputar Our Stories, Topics

Rasanya baru akhir Desember aku bawa ghina ke klinik DSA langganan karena panas tinggi. Saat itu vonisnya adalah radang tenggorokan. Karena tidak ada tanda tanda lain selain panas tinggi dan tenggorokan yang memerah ketika diperiksa. Dalam hati saya bersyukur. Kinan tidak terserang penyakit yang diakibatkan oleh virus yang sedang marak didaerah tempat tinggal saya.

Namun belum genap dua minggu setelah kejadian radang tenggorokan, Kinan kembali sakit. Badannya panas tinggi sampai 39.8 derajat. Saat diberikan obat penurun panas yang diresepkan DSA-nya, sudah tidak mempan lagi seperti biasanya. Akhirnya karena panasnya sudah melewati angka yang mengkhawatirkan dan untuk menghindari kejang, diberikan obat penurun panas lewat anus. Syukurlah suhu tubuhnya turun normal. Akan tetapi setelah lepas dari 6 jam pengaruh obatnya hilang, suhu badannya kembali naik. Sampai lebih dari 3 hari panasnya naik turun. Kinan yang biasanya ceria, aktif menjadi sangat rewel karena ketidaknyamanan dan juga demamnya. Ditambah lagi nafsu makannya yang semakin berkurang. Mulanya masih mau sesuap dua suap atau susu, namun lama kelamaan tidak mau makan dan minum susu. Maunya hanya air putih. Bahkan ASI pun ditolaknya mentah mentah. Ini yang ditakutkan, Kinan bisa lemas dan dehidrasi atau kekurangan cairan. Akhirnya hari Jum'at dibawa ke DSA langganan di klinik anak sebuah rumah sakit.

Saat diperiksa suhu badan kinan 39.6 dan ada bintik bintik merah dibeberapa tempat. DSA langsung memberitahukan tentang cek darah dan rawat inap untuk mengobservasi keadaan Kinan. Saat tes darah belum dilakukan, DSA mengatakan tentang kemungkinan adanya panas karena virus, atau Demam Berdarah. Saat Kinan panas 3 hari ini, saya tidak pernah mengira adanya kemungkinan DB karena memang selama ini dilingkungan kami tidak terdengar adanya wabah DB baru baru ini. Baru sadar setelah mendengar dari DSA Kinan. Saya langsung merasa lemas dan sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Apalagi saat diambil tindakan, Kinan harus diinfus karena sudah kelihatan lemas. Tidak kuat rasanya mendengar suara Kinan yang menangis meronta-ronta sambil memanggil saya, "Mama, Mama, Mama...". Hanya air mata yang mengalir sambil terus berusaha menenangkan Kinan.

Lebih tidak tega lagi ketika melihat perawat-perawat yang berusaha mencari pembuluh darah Kinan untuk ditancapkan infus. Dari dua kali tusukan yang gagal, akhirnya perawatnya minta saya menenangkan Kinan. Alhamdulilah Kinan mau menyusui sambil terdengar isaknya sesekali. Baru setelah tenang dimulai lagi tindakan untuk memasang infus saja, sedangkan sampel darah akan diambil diruang perawatan. Ya Allah, masih ada lagi pengambilan sampel darah Kinan, saya tidak tega rasanya. Begitulah yang saya dengar, Kinan kurang cairan dan pembuluh darah yang rapuh sehingga susah diambil darahnya. Saat pengambilan sampel darah berulang lagi kejadian Kinan yang meronta ronta sambil memanggil saya. Kali ini lebih parah rasanya tangan kiri Kinan, ada 3 suntikan yang semuanya tidak bisa diambil darahnya karena terlalu sedikit. Setelah itu baru dicari di kaki kiri. Saya lihat jarum itu bergerak ke sana kemari di kaki kecil Kinan yang saat itu meronta ronta, dan syukurlah akhirnya dapat ukuran untuk dapat dibawa ke laboratorium.

Saya takut sekali Kinan mengalami trauma akibat kejadian pengambilan darah dan pemasangan infus. Rasanya sedikit banyak ketakutan saya itu menjadi kenyataan. Setiap kali perawat yang berbaju seragam khas itu masuk, Kinan dengan spontan langsung menjerit dan memeluk saya erat sekali kemudian menangis keras sekali, walaupun sudah ditenangkan dan berusaha diyakinkan tidak akan diapa-apakan dan hanya dilihat suhunya saja atau diberitahu bahwa tante suster mau mengantarkan obat saja.
Sedih rasanya melihat kenyataan itu. Belum lagi kondisi Kinan yang tersiksa tidak bisa berbuat banyak hal karena infus yang menempel ditangan kanannya.

Dari hasil cek darah di laboratorium, negatif demam berdarah ataupun malaria. Angka leukositnya yang melebihi batas maksimal ditengarai dokter akibat reaksi tubuh melawan virus. Ya virus semacam campak, begitu kata dokternya. Tiga hari dirawat di Rumah Sakit bagi saya serasa berminggu minggu, menghitung detik ke menit, menit ke jam, dan melihat perkembangan kesehatan Kinan yang semakin membaik.

Saat anak dirawat di Rumah Sakit, ini yang saya lakukan:


  • Berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik ketika menghadapi anak yang sedang sakit. Bersabar dan bersikap rasional dalam pemberian obat-obatan untuk anak untuk menghindari dampak buruk yang diakibatkannya di kemudian hari (walaupun point ini susah sekali dilaksanakan selalu saja panik yang melanda ketika mengetahui anak sakit).

  • Tetap semangat dan tidak menyerah dengan mempertahankan pola makanan dan asupan gizi yang sehat sebisa mungkin dipertahankan homemade food.

  • Lebih menjaga kebersihan lingkungan.

Apakah urban Mama Papa memiliki pengalaman ketika anak harus dirawat di Rumah Sakit?

Kategori Terkait


Tag Terkait

29 Komentar
sidta
sidta January 30, 2012 1:03 pm

samaa banget, asa juga hari kamis kmren masuk UGD. dan langsung ditancap di 3 tempat untuk ambil darah dan infus.
pas denger dia ngomong, "Sakittt mamah, udahhhh .. asa-nya mau pulang aja.." mau rasanya gantiin, dan langsung ikutan nangis :(

Sugiharti Sudiono
Sugiharti Sudiono January 26, 2012 12:44 pm

semoga diandra cepet sembuh yah mom...saya turut mendoakan, yang sabar, insyallah sebentar lagi diandra sehat kembali ceria, bisa merasakan seperti apa rasanya kalo anak sakit..pasti saya terucap ya allah kalo bisa sakitnya di pindah biar mamanya aja yang merasakannya....
yang sabar dan kuat yah mom

Tri Puspa Dewi
Tri Puspa Dewi January 25, 2012 7:42 pm

Wah moms, aq pun merasakannya td siang,,
Td siang aq bw andra ke rsia, badannya panas, suhunya smpe 38,4. Akhirnya kubawa ke RS. Krn andra gak ada batpil cm panas aja, kami diminta utk cek lab. Alhamdulillah gak ada masalah, cm hb nya andra yg kurang, lekosit n trombosit masi normal..
Tapi perjuangan bgt saat andra diperiksa dsa sm saat di ambil darah oleh org labnya,, diandra nangis kejerrr n lamaaa bgtt sampai seg2an,, gak tega bgt ngeliatnya,, smoga panasnya segera turun, td trakhir ngecek masi 37,8. Minta doanya ya mamas smg lekas turun suhu tubuh andra n bisa ceria lg,,
Hiks maap jd curhat,, :(

pheigy
pheigy January 25, 2012 6:34 pm

Mama kinan...

kebayang banget sedihnyam saya juga pernah merasakan hal yang sama ketika Rasyid dirawat ketika usia 5bln, saat ini leukositnya tinggi di air seninya, sehingga di vonis ISK oleh dokter, panasnya jg naik-turun sampai 39,8 decel, saat itu Rasyid juga tiap kali melihat suster/dokter masuk kamar pasti lsg nangis. sedih banget rasanya ketika melihat tangan mungilnya diinfus, tiap malam cm bs nangis klo Rasyid da tidur. namun alhamdulillah Rasyid tidak sampai di Khitan.

semoga kejadian dirawat ga terulang lagi yaa, sehat-sehat semuanya.. aamiin..

Sugiharti Sudiono
Sugiharti Sudiono January 26, 2012 12:40 pm

Ya allah bun, rasyid malah pas dirawat di RS usianya masih 5 bulan yah, kebayang juga saya gimana perasaannya,apalagi di infus...semoga rasyid sehat sehat sekarang, dan kedepannya anak anak kita selalu sehat *Kiss buat rasyid yah mom..:)

Lulu January 25, 2012 3:16 pm

mama kinan..
i really feel u, anak ke-2 saya 20 bulan baru aja keluar RS 4 hari lalu karena DB. sedih bgt liat rasanya diinfus (mana sempet copot lagi :( ) dan dia jg takut gitu kalo liat ada suster yg masuk, pdhal gak ngapa-ngapain.
Kita emang harus tetap tegar ya biar tetap rasional.
Semoga anak2 kita semua sehat2 aja ya

Sugiharti Sudiono
Sugiharti Sudiono January 26, 2012 12:37 pm

thanks mom supportnya..bener harus tetap tenang dan rasional...*hehehe walaupun kadang susah mom, pas kinan sakit kemarin rasanya bingung, buntek pikiran..yo wis terserah lah mau dikasih obat apa aja yang penting cepet sembuh....
*amien..semoga anak anak kita kedepannya sehat sehat selalu