Menjadi orangtua bagi saya tidak hanya soal hubungan dengan anak, tetapi juga bagaimana hubungan kita dengan orangtua sendiri alias para eyang. Melalui hubungan dengan kedua orangtua inilah (saya biasa memanggilnya Papa dan Mama), saya mendapat bekal pengajaran dan pengalaman hidup yang tak ternilai harganya.
[caption id="attachment_84795" align="aligncenter" width="468" caption="my beloved parents"][/caption]
Papa, yang seorang guru (dan masih aktif hingga hari ini) selalu menjadi 'teman' diskusi berbagai topik, baik dulu saat saya masih sekolah maupun sekarang, baik soal pekerjaan atau berita-berita hangat di masyarakat. Papa selalu menunjukkan pandangan yang terbuka dan pendapat yang demokratis dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak ada kata paksaan dalam kamus Papa.
Papa, juga senang sekali berbagi dengan lingkungannya, karena selalu mau 'direpotkan' dengan kegiatan sosial atau kepanitiaan apa pun. Sebut saja, panita perpisahan sekolah, panita jalan-jalan arisan paguyuban, panita pilkada, sampai terakhir diamanatkan menjadi ketua RT, dengan sukarela dan penuh totalitas dijalankan oleh Papa.
Dari Mama, kami diajari mengenai ketekunan bahwa sesuatu tidak bisa datang tiba-tiba. Keberhasilan itu ada jalannya. Mau dapat nilai bagus? Ya harus tekun belajar. Mau beli sesuatu? Ya harus nabung dulu. Tidak ada cerita instan dengan utang atau kartu kredit. Anak-anaknya selalu didorong menjadi yang terbaik. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Mama.
Dari Mama juga, terlihat etos kerja-nya yang luar biasa. Sampai hari ini, Mama juga masih aktif kerja. Walaupun dengan jam kerja-nya yang tidak biasa (Asisten apoteker yang kerja dari siang/sore sampai jam 9 malam), selama lebih dari 20 tahun hidup saya, saya lihat Mama selalu semangat pergi bekerja kapan pun itu. Mama juga menunjukkan tanggung jawab dengan pilihannya sebagai ibu bekerja. Jam kerja yang unik itu memang dipilihnya sendiri karena Mama ingin tetap bisa mengurus anak-anaknya di siang hari termasuk hadir di acara sekolah.
Sebagai suami istri dan orangtua, Papa dan Mama menunjukkan contoh nyata bagi saya bagaimana mereka bahu membahu dalam membangun keluarga dan mendidik anak-anaknya.
Berlembar-lembar tulisan mungkin tidak akan cukup melukiskan semua kebaikan yang telah dilakukan Papa dan Mama. Manusia pun tidak luput dari ketidaksempurnaan, begitu juga Papa dan Mama saya. Tentu saja terkadang mereka marah, kesal, tidak setuju dengan pendapat anaknya, bentrok dalam hal urusan anak kita alias sang cucu, atau punya pertimbangan sendiri ketika memilihkan sesuatu. Bagi saya, dari ketidaksempurnaan itulah, banyak hikmah dan pelajaran yang diambil dan mudah-mudahan semua yang mereka perlihatkan bisa menjadi bekal buat saya dalam membina keluarga bersama suami.
[caption id="attachment_84794" align="aligncenter" width="449" caption="saat nostalgia nonton bioskop"][/caption]
Belum lama ini, Papa dan Mama akan merayakan ulang tahun perkawinan yang ke-35 tahun. Happy Anniversary, Papa Mama... terima kasih telah menjadi suri teladan bagi kami dan doa kami akan selalu menyertai.
happy anniversary buat ortunya, moga sehat selalu dan bisa terus berbagi pengalaman hidup dengan anak2nya
Lulu beruntung banget orang tuanya bisa menjadi panutan langsung, ikut seneng bacanya.
happy anniversary buat mama-papanya, semoga selalu sehat dan bahagia :)
Makasih mama mods artikelnya udh dimuat :)) gak sabar pengen nunjukin ke -eyangeyang di rumah hehe
to all: thanks ya ucapan happy anniv-nya
ouh bagus.. mamah saya juga asisten apoteker :)
Reminder note... Thanks ya mba lulu, tapi beneran yah punya anak itu somehow jadi makin sayang ama orangtua :') Oia, happy anniversary buat mama papanya yaah...