The 1st Haircut

Mama dan ibu mertua saya percaya pada mitos apabila bayi rajin dicukur sampai gundul sewaktu bayi, rambutnya akan tumbuh lebat. Mama saya selalu mencukur rambut anak-anaknya setiap 3, 6, 9, dan 12 bulan. Kalau Ibu mertua saya lain hal, gundul rambut pertama adalah sewaktu hari selapan (35 hari) pertama. Begitu pula gundul selanjutnya, disesuaikan dengan hari selapan.

Akhtar belum kami gunduli sewaktu hari selapan pertama maupun saat dia berusia 3 bulan. Saya masih takut karena kepalanya empuk sekali. Tapi, lama kelamaan rambut Akhtar kok malah kelihatan menipis yah? Tumbuhnya pun lebih banyak di ujung dekat keningnya saja. Bahkan rambut Akhtar sering dibilang seperti rambut Ronaldo yang lagi tumbuh sama tante-tantenya!

Akhirnya, demi alasan estetika, Akhtar pun dicukur gundul sewaktu usianya 4 bulan.

Kami mempercayakan kepada Mama saya untuk menggundul rambut Akhtar pertama kali. Eyangnya Akhtar ini memang punya predikat sebagai "penggundul bayi' dalam keluarga karena seringnya menggundul anak, sepupu, dan keponakan.

Sewaktu hari-H penggundulan. Saya dan ayahnya Akhtar malah jadi nervous. Bagaimana kalau Akhtar nanti rewel dan gelisah saat dicukur rambutnya? Bagaimana kalau sampai Akhtar terkena benda tajam saat dicukur? Dan saya semakin nervous karena besok hari imunisasi. Loh, apa hubungannya? Iya karena eyangnya Akhtar membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk mencukur habis rambut bayi. Hal tersebut dikarenakan mood bayi yang berubah-ubah. Kalau rewel ya berhenti dulu walaupun belum rapi total. Jadi, bagaimana kalau Akhtar besok datang ke imunisasi dengan rambut yang kurang sesuai harapan? Oh, Noooo!

Dan kemudian dimulailah potong rambut pertama Akhtar.

Langkah Pertama, Akhtar saya gendong sambil disusui. Hal ini supaya dia tidak banyak gerak kesana kemari. Mama saya cerita, dulu saat beliau menggundul rambut anak-anaknya pun dengan posisi sambil menyusui, tangan satunya menggendong anak, tangan satunya memegang gunting. Hihihi, alangkah multitasking-nya bila dibayangkan.

Gunting yang digunakan adalah gunting kecil. Rambut yang panjang dipotong dulu sampai benar-benar pendek. Sehingga mudah dicukur.

Langkah kedua, menggunakan alat cukur elektrik. Alat cukur yang kami gunakan ini adalah alat cukur yang berusia puluhan tahun milik Papa saya. Sama dengan Mama, alat cukur ini juga bersejarah dalam memotong rambut para bayi.

Rambut-rambut sisa di kepala Akhtar kemudian dirapihkan dengan alat cukur tersebut. Lucunya, Akhtar malah tidak menangis ataupun terganggu konsentrasinya dengan suara menderu dari alat cukur. Dia malah lebih tertarik memandangi kamera ayahnya.

Prosesi pencukuran sempat terhenti karena Akhtar rewel. Ternyata karena Akhtar ngantuk dan mau tidur.

Saat Akhtar sudah mulai tertidur kami cukur lagi rambutnya. Eh, Akhtar jadi terbangun dan mengamuk! Mungkin karena suara alat cukur elektriknya dirasa mengganggu ya. Akhirnya kami biarkan dia tidur dan saat Akhtar sudah bangun dimulai lagi proses mencukurnya.

Inilah Akhtar setelah dicukur habis...

Terlepas dari mitos ataupun bukan, potong rambut merupakan salah satu kegiatan seru bersama bayi. Lucu juga bayi pun bisa bergaya dengan berbagai model rambut.

Bagaimana pengalaman urban Mama lain dalam potong rambut pertama si kecil?