The Five Love Languages

Oleh ninit yunita pada Senin, 26 Oktober 2020
Seputar Book Reviews
The Five Love Languages

Bulan Februari ini identik dengan kasih sayang. Bagi saya, bulan Februari adalah salah satu bulan yang spesial karena dulu kami menikah di bulan Februari. Pada tanggal 7 kemarin, pernikahan saya dengan suami sudah 13 tahun.

Alhamdulillah selama 13 tahun ini, banyak hal yang kami berdua alami sebagai pasangan suami istri. Hal yang menyenangkan dan juga hal yang membuat kami berdua terus belajar. Bagi kami, pernikahan ibarat mengupas bawang, terkadang membuat kami menangis dan tertawa.

Salah satu buku yang saya baca di bulan Februari ini adalah buku The Five Love Languages yang ditulis oleh Gary Chapman. Saya mengetahui buku ini dari seorang teman baik saya yang bercerita ketika pernikahannya mengalami cobaan hampir berpisah, dia bertemu konselor pernikahan dan dikenalkan dengen konsep lima bahasa cinta. Alhamdulillah, teman saya tidak jadi berpisah dengan pasangannya dan pernikahan mereka baik-baik saja sampai sekarang.

Menurut saya, buku The Five Love Languages ini adalah buku yang sangat bagus untuk dibaca terutama oleh pasangan suami istri. They say falling in love is easy but staying in one is the real challenge.

the five love languages

Buku The Five Love Languages ini ditulis oleh seorang konselor pernikahan yang memiliki pengalaman puluhan tahun. Menurut Gary Chapman, ada satu hal fundamental yang harus disadari oleh kita yaitu people speak different love languages. Setiap orang membahasakan cinta dengan berbeda. Sama dengan bahasa sehari-hari yang kita kuasai, bila kita tidak mengerti bahasa asing yang dikomunikasikan oleh orang lain tentu akan sulit bagi kita untuk mengerti apa maksudnya dan bahkan membuat kita frustasi. Kita yang biasa berbahasa Indonesia tidak mengerti bila bertemu seseorang yang berbahasa Swahili. Demikian pula dalam cinta. Bagaimana kita berusaha keras untuk mengungkapkan rasa cinta kita kepada pasangan dalam bahasa Indonesia, tidak akan dapat dia mengerti karena dia hanya mengerti bahasa Jerman (misalnya).

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengerti dan mempelajari bahasa cinta pasangan kita agar efektif dan pesannya sampai. Demi cinta, orang rela melakukan sesuatu yang tidak pernah terduga bisa dilakukannya, menunggu seseorang yang ada di ujung dunia atau pergi melintas tujuh samudera demi bersama seseorang yang dicinta. Tentu, demi cinta, kita juga bisa mempelajari The Five Love Languages ini.

the five love languages

Love Languange #1: Words of Affirmation
Pujian secara verbal atau kata-kata apresiasi kita terhadap pasangan adalah salah satu untuk menyampaikan cinta kita kepadanya. Tidak perlu panjang lebar tetapi cukup diekspresikan dengan sederhana dan straightforward.

"Kamu ganteng sekali menggunakan jas ini."
"Terima kasih ya udah jaga anak-anak, jadi aku bisa ngopi cantik dengan teman-teman."
"You can always make me laugh."
"Sayang kamu."

Kata-kata ini akan membuat pasangan kita lebih termotivasi dan terutama, merasa dicintai. Love is kind, sehingga pilihan kata-kata yang juga baik sangat penting dalam mengungkapkannya secara verbal. Love makes requests, not demands.


Love Languange #2: Quality Time
Saya termasuk orang dalam golongan ini. Bagi saya, quality time adalah hal yang penting dalam memelihara rasa cinta. Quality time berarti kita memberikan perhatian penuh bagi pasangan saat kita bersamanya. Misalnya, makan siang berdua tanpa harus membagi perhatiannya dengan kehidupan di sosial media.

Saya tertawa di buku ini Gary Chapman mengatakan bahwa perbedaan antara pasangan yang sedang dalam masa pacaran dengan pasangan yang sudah menikah ketika di restoran, pasangan yang sedang pacaran satu sama lain akan melihat ke mata pasangannya dan berbicara. Sedangkan pasangan yang sudah menikah biasanya duduk, melihat-lihat sekitar restoran, dan mengecek Instagram atau Facebook.

Waktu begitu berharga dan tidak bisa diulang. Bila pasangan urban Mama/Papa berbicara dengan bahasa Quality Time, pastikan dan usahakan untuk tidak berbagi perhatian dengan hal lain ketika dia sedang berbicara.  


Love Languange #3: Receiving Gifts
Bila pasangan berbahasa ini, singkirkan jauh-jauh pikiran bahwa pasangan kita adalah seseorang yang materialistis. Bukan dari segi hadiahnya, melainkan lebih ketika pasangan menggenggam pemberian kita, "Oh, he was thinking of me."

Sama seperti ketika kita sedang berjalan-jalan dan memberikan oleh-oleh tumbler atau pembuka botol, tentunya kita memikirkan teman kita. Dan kita sebagai teman yang diberi oleh-oleh itu tentu akan berpikir betapa teman kita ingat pada kita.

Hadiah adalah simbol visual cinta. Seperti pernikahan pada umumnya ada cincin pernikahan untuk mengungkapkan rasa cinta. Bagi sebagian orang, ini penting.  


Love Languange #4: Acts of Service
Acts of Service berarti melakukan hal-hal yang kita tahu pasangan kita ingin kita untuk melakukannya. Kita mengekspresikan rasa cinta kita dengan melakukan hal-hal untuknya. Misalnya saat kita sakit, dia melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan sehari-hari seperti mengantar anak ke sekolah, membersihkan rumah, memastikan makanan siap di meja makan sehingga kita bisa beristirahat dan segera pulih dari sakit.Hal-hal itu adalah tanda cinta pasangan.

Love Languange #5: Physical Touch
Ketika saya bertanya pada suami apakah bahasa cintanya, sebetulnya saya sudah tahu kalau jawabannya adalah physical touch. Bagi suami, penting dan sangat berarti kalau kami berjalan-jalan untuk saling berpegangan tangan. Pernah suatu malam kami sedang jalan-jalan berdua di Senayan City dan seorang teman mengagumi saat melihat kami masih berpegangan tangan.

Dalam kehidupan, selalu ada hal-hal yang menyenangkan dan terkadang membuat hati kita kecewa. Bila pasangan urban Mama-Papa berbahasa Physical Touch, menggenggam tangannya saat dia kecewa dan sedih sangat berarti dan menguatkan baginya.


the five love languages

Buku ini terbit pada tahun 1995 tetapi masih sangat valid sampai sekarang. Saya sendiri membaca via Kindle. Buku ini pun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bagi urban Mama-Papa, The Five Love Languages ini adalah buku pilihan yang tepat untuk dibaca terutama untuk terus membuat kehidupan pernikahan semakin baik.

Cinta adalah kata kerja, oleh karena itu kita harus mengusahakan sesuatu dalam memelihara cinta kita dengan pasangan.

14 Komentar
Eka Gobel
Eka Gobel March 2, 2017 11:50 am

Selamat 13 tahunan teh ninit kang adhit! Semoga makin seru dan loooove melulu nguoas bawangnya!

Baru tau buku ini, makasih ya teh udah direview!

Dewi Febrianti
Dewi Febrianti February 25, 2017 9:30 am

Once again happy wedding anniv teh Nit dan kang Adhit. Semoga bahagia berkah selalu and stay sweet!
Anyway, this book is my favorite!!! Dulu baca ini sebulan sebelum nikah. Dan saking pentingnya buat aku ilmu ini, sampe punya goals harus selesai baca dalam sebulan di tengah2 kesibukan kerja saat masih kerja di tv. Begitu pula dengan suamiku yg waktu itu status masih calon suami target sebelum married mesti selesai baca ini.
Dan buku ini sulit bgt dapetnya, waktu itu order sama temen setelah nunggu sekian lama.
*komen apa curhat ini ya? Panjang amat :'D

Woro Indriyani
Woro Indriyani February 22, 2017 3:52 pm

Happy Anniversary teh Ninit dan mas Adit, semoga langgeng selalu :)

TFS teh, penting banget nih buat aku yang lagi sibuk-sibuknya sama toddler kadang lupa sama suami hehe. Padahal yang insya Allah menemani seumur hidup (kan nanti anak nikah punya kehidupan sendiri) ya suami kita.

Febi
Febi February 22, 2017 12:57 pm

First of all, happy anniversary teh Ninit & kang Adhit. Artikelnya membuka mata banget, aku sukaaa <3
Seru nih buat didiskusiin sama suami dan aku baru menyadari kalau kami mempunyai bahasa cinta yang berbeda. TFS, teh :)

ninit yunita
ninit yunita February 22, 2017 1:42 pm

makasih febi! :*
iya ternyata penting ngobrolin ini sama suami. aku sama suami bukan tipe yang suka nebak-nebak. jadi lebih gampang. satu sama lain ngasih tau apa yang disukai supaya hubungan pernikahan lebih baik lagi.

dieta hadi
dieta hadi February 22, 2017 12:46 pm

hepi 13 tahun ya teh nit dan kang adit, bahagia terus selamanya. Bener banget teh semua yg dibilang di atas, alhamdulillah masih dilakukan seampai sekarang dan semoga bisa terus sampai akhir hayat nanti yaa, aamiin.

ninit yunita
ninit yunita February 22, 2017 1:44 pm

makasih yaaa dieta :*
Aamiin... semoga dieta sama age juga sakinah mawaddah warrahmah selalu. dieta sama age sama ngga bahasa cintanya? :)