Sejak punya anak, saya dan suami berusaha meluangkan waktu untuk berduaan. Saat ada ART, pergi berdua identik dengan keluar rumah. Sekadar pergi makan, nonton, atau bahkan pergi ke Ciater berdua pukul 10 malam setelah anak-anak tidur dan kembali pukul 4 pagi, sebelum anak-anak bangun. Tentu saja ada harga yang harus dibayar, dalam hal ini yang kami korbankan sesekali adalah waktu tidur. Setelah tidak ada ART, untuk mencariĀ waktu berdua juga perlu daya upaya. Pergi keluar berdua saja menjadi kemewahan. Jadi saat berduaan dialihkan menjadi hal-hal yang paling mungkin seperti mengobrol berdua saat anak-anak sudah tidur, meski kadang disambi dengan melakukan pekerjaan rumah tapi intinya kita berdua mengobrol juga. Misalnya saya memasak dan suami menemani di dapur untuk mengobrol, atau suami merapikan ruang kerjanya dan saya ikut menunggui sambil mengobrol. Intinya sih diluangkan waktu khusus untuk mengobrol dan bukan sekadar membicarakan tentang anak-anak.
Jika ada kesempatan, sesekali mau bermewah-mewah pergi berduaan, ya kembali ada harga yang harus dibayar. Minta izin pulang cepat dari kantor yang artinya ada potongan absen, sambil memperpanjang waktu daycare anak-anak, yang artinya tambahan pengeluaran. Mahal? Yah, pepatah time is money ada benarnya juga di dalam hubungan. Dan bisa diakali dengan memotong anggaran kencan, cari yang murah meriah. Talking about nothing and everything is very important not because of the place or the occasion but because of the person we talk with.
Kedua orangtua saya menjadi teladan dalam meluangkan waktu berdua. Berkali-kali Mamak mengingatkan betapa pentingnya berduaan dengan pasangan. Hal itu juga yang membuat mereka berdua selalu spontan mendukung saya dan suami pergi berdua jika kesempatan memungkinan. Kalau sedang berkunjung, mereka selalu meyakinkan kami untuk pergi berdua, mumpung mereka bisa menjaga anak-anak.
Menurut saya, hubungan Bapak dan Mamak yang tetap hangat dan menyenangkan sampai 38 tahun menikah adalah hasil usaha mereka untuk menyempatkan menjadi diri masing-masing saat berduaan. Sekarang, mereka suka pergi liburan berdua mulai dari yang sederhana seperti menginap satu atau dua malam di Danau Toba, sampai jalan-jalan ke Bali seminggu hanya berdua, terasa seru buat mereka. Dan menurut Mamak, itu karena dari dulu mereka menikmati waktu berdua.
Penjelasan tidak ilmiah Bapak dan Mamak saya sih simpel saja. Janji pernikahan yang menyatukan dua orang di hadapan Tuhan adalah antara suami dan istri. Anak nantinya akan pergi dan punya kehidupannya sendiri dengan pasangan hidupnya. Jadi dalam membesarkan dan mendidik anak, tetaplah ingat buat menjaga hubungan kita dengan pasangan yang akan jadi teman hidup sampai sampai akhir nanti. Jangan sampai setelah anak pergi sekolah ke luar kota atau menikah, maka sebagai suami istri kita tinggal malah merasa asing satu sama lain karena ternyata kurang meluangkan waktu untuk mengenal pasangan kita, meski dengan alasan yang mulia yaitu anak sekalipun. People change. Seiring waktu, kita berubah, dan pasangan pun berubah. For the better, we hope. Dan waktu berduaan itu yang lebih intensif membuatĀ mengenal dan tidak ketinggalan mengenai pasangan kita. Dan Mamak menambahkan, saat kita puas dengan kehidupan bersama pasangan, kecenderungan untuk mencampuri kehidupan orang lain, misalnya kehidupan tetangga atau bahkan kehidupan anak-anaknya dengan pasangan mereka masing-masing, juga lebih terkendali.
Itu sih teori dan praktik dari Bapak dan Mamak, yang sampai saat ini, kalau Mamak kebetulan menginap di rumah saya dan Bapak di Medan, mereka bisa saling menelepon dua jam sekali. Menurut saya kualitas hubungan berdua seperti itu tidak akan bisa terjadi di saat ini ketika anak-anaknya sudah dewasa dan berumah tangga, jika saat anak-anaknya kecil dulu mereka tidak meluangkan waktu untuk berduaan.
Sekadar mengobrol berdua saat anak-anak tidur, makan bakso di kompleks, atau yang bisa mungkin pergi menginap semalam dua malam, we -as a couple- deserve that. Waktu yang memang diniatkan untuk berdua. Sepuluh menit-satu jam-atau buat yang sudah bisa seharian, menjadi diri sendiri sebagai pribadi tanpa embel-embel sebagai orangtua, dapat menguatkan hubungan kita, dan meninimalisir kesalahpahaman. Dan jelas-jelas menjauhkan diri dari rasa tawar hati. Saya lupa pernah baca quotes ini di mana, tapi saya suka. It is easy to fall in love, but to stay in love needs effort.
Menurut saya, usaha kita untuk mencari waktu berdua itu juga menunjukkan bagaimana kita menghargai pasangan kita sebagai satu pribadi. Ini bukan pemikiran saya pribadi yang baru menikah selama sembilan tahun, tetapi mencoba berbagi hal yang bisa kita teladani dari orangtua saya yang sudah menikah selama 38 tahun.
nice Artikel mba. semoga langgeng sampe kakek nenek. aamiin
Hi Mba Sondang, salam kenal. Artikelnya sangat bagus sekaligus menampar. Hahahaa. Saya baru menikah hampir tiga tahun dan sangat merasa kehidupan saya berubah sejak punya anak. Contoh kecil saja waktu belum punya anak seringnya tidur berdua sambil berpelukan, sekarang posisi tidur sudah awut-awutan. Baca artikel ini, saya semakin semangat membenahi waktu-waktu kosong untuk dihabiskan berdua dengan suami. Cuma perlu digarisbawahi deh, waktunya harus benar-benar berkualitas. Kadang suka sebel sama pasangan yang kalo berduaan pun ga bisa lepas dr smartphone. Mungkin kalau mau menghabiskan waktu berdua harus commit untuk ga pegang-pegang smartphone ya mba, hehe. Thanks for sharing =)
@ninit Aaaaw makasih Nit ini nyeritain ulang nasehat ortu jadi lebih gampang ngungkapinnya . Aku nyontek mereka jadinya. Beneeer, mudah-mudahan umur panjang sehat semua, ke depannya kan yang tinggal berdua ya suami dan istri. Hahahahaha kentjan berdua yang tidak menguras dompet itu kenikmatannya bertambah. Dan banyak hal yang emang jauh lebih seru dan bikin mesra kalau dijalanin pas berdua ya yang malah jadi keinget masa-masa pacaran dulu ihik
@Yuni Ratnasari kayaknya emang berduaan saja menjadi diri sendiri itu jadi kebutuhan kita sebagai pasangan ya, Yun. Semoga bisa curi curi waktu berdua ya, emang harus diusahakan sih. Sejak punya anak emang udah pasti anak-anak pasti menyita waktu kita jadi emang kitanya sendiri yang harus berusaha cari waktu. Sebentaaar aja kek lumayan kan ya. Eh bener ya, jadinya waktu begini juga tanda kita menghargai pasangan dan penghargaan buat diri sendiri
@Ella : aih makasih Ella pake usaha banget pas ARTless dan PP Jkt-Bdg buat cari waktu berdua. Kalo pas berdua doang kayaknya manggil nama oke banget jadi kan hawanya emang mezra yaa hahaha kalo lagi ada anak kan pasti udah ber*abang-Adek* lagi
serunya,,,mungkin itu yang kami perlukan saat ini. karena jujur baru jalan 3 tahun menikah ada perasaan kurang nyaman dsb, tak jauh seperti jenuh lah. malah kalau bisa dibilang cape nya double tapi tak pernah ada penghargaan.