Karena katanya, cinta itu kata kerja. Bukan kata sifat yang bisa menghilang. Melainkan kata kerja yang bisa terus diusahakan. Not to just feel it, but to work on that, all the time.
Bersyukur bahwa kita bisa berada di rumah dan punya pilihan untuk menikmati apa pun yang kita butuh atau inginkan. Bagaimana pun keadaannya, kita masih hidup dengan tenang, bukan di medan perang. Mari kita syukuri journey berada di rumah kali ini dengan beberapa langkah nyata.
Tidak ada yang menyangka bahwa kuartal pertama tahun 2020 ini akan dijalani oleh hampir seluruh umat manusia di dunia dengan 2-8 minggu berada di rumah. Saya ingin sedikit berbagi beberapa aktivitas dan sumbangsih sederhana yang bisa kita lakukan saat berada di rumah agar kita tetap produktif.
Beberapa waktu lalu, saya memantau linimasa Twitter untuk membaca berita terkini terkait wabah Covid-19 yang melanda negeri kita. Namun rasanya sulit mendapatkan informasi yang tepat dan yang memberi semangat dan harapan belakangan ini.
Anak-anak suka sekali makan spaghetti. Tak jarang jika ada kesempatan makan di luar rumah, mereka selalu pesan spaghetti. Beberapa waktu lalu, saya mengajak mereka membuat spaghetti di rumah menggunakan ikan tuna dan jamur.
Dengan kondisi pandemi Covid-19, social distancing penting dilakukan agar tidak semakin banyak orang yang tertular. Mengapa sampai harus melakukan 'social distancing'?
Menurut informasi dari ready.gov sehubungan dengan status pandemi Covid-19, disebutkan bahwa kita hanya perlu menyiapkan stok untuk kebutuhan pokok selama 14 hari (dua minggu). Namun, barang-barang kebutuhan pokok apa saja yang harus disiapkan?
Minggu lalu anak kami, Daffa (22 bulan) mengalami sakit tenggorokan. Daffa belum bisa menjelaskan apa yang ia rasakan dan tidak berselera makan. Berbekal pengalaman saya pribadi yang dulu juga sering mengalami sakit tenggorokan, saya mencoba membuat beberapa menu makanan.