Sebagai ibu dari dua anak perempuan, saya sering mendapatkan pertanyaan seperti judul di atas. Biasanya ditambah dengan kalimat “Sayang nih, belum ada anak laki-laki”, atau “Biar pas ada anak perempuan dan laki-laki”.
Setelah menyusui, ada fase yang harus dilewati semua ibu menyusui, yaitu fase berhenti menyusui atau menyapih anak. Inilah fase yang dinilai susah-susah gampang, baik bagi anak maupun ibunya. Dari pengalaman pribadi, saya cukup mengalami kesulitan saat awal-awal menyapih Rayan.
Saya sendiri mengidap FAM pertama kali di usia 17 tahun. Pada tahun 2002, saya kembali didiagnosa FAM. Jika pada FAM pertama benjolan terdapat di payudara kanan. Maka kali ini benjolan tumbuh di kiri dan kanan. Saya lagi-lagi menempuh jalur operasi untuk mengeluarkan benjolan. Di tahun 2009, saya kembali merasakan ada benjolan.
Hari-hari yang dilalui tanpa suami sambil menjaga anak memang cukup berat, tetapi saya percaya akan ada sesuatu yang manis untuk dipetik suatu hari nanti. Sambil menjalani hari-hari, tidak putus-putus saya panjatkan doa untuk suami dan ini membuat saya lebih tenang.
Saya sadar sekali anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan dan butuh asupan yang tepat di pagi hari. Sebuah penelitian yang saya baca menyatakan bahwa sarapan sangat berpengaruh tidak hanya pada perkembangan fisik, tetapi juga perkembangan intelektual mereka.
Sejak Museum Keris Surakarta diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 9 Agustus 2017 lalu, Herbie sudah seringkali mengajak saya untuk berkunjung ke sana. Akhirnya saya mengajak anak-anak mengunjungi Museum Keris.
Minggu lalu saya mengikuti rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh BNI Life Berbagi Bekal Sehat di area Car Free Day di depan Wisma BNI 46 Sudirman, Jakarta. Ada beberapa kegiatan menarik yang diadakan, antara lain fun walk, demo masak bersama Chef Vera, fun dance, photo booth, pemeriksaan kesehatan, dan mamografi gratis.
Runni (5 tahun), sebagaimana anak generasi Z lainnya, adalah digital native. Tanpa perlu diajari, Runni bisa sendiri belajar menggunakan gadget, bahkan sampai ke hal-hal yang orang tuanya pun tidak tahu. Perlu ada pendefinisian prinsip dan strategi untuk parental control anak generasi-z seperti Runni.
Awalnya saat memutuskan berhenti bekerja di kantor, saya mengira akan punya banyak waktu luang untuk melakukan berbagai hal yang menyenangkan. Ternyata salah besar karena menjaga dua anak laki-laki yang sangat aktif sambil mengelola daycare justru lebih banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran saya.
Ketika menjadi ibu, otomatis kita terlebih dulu menjadi menantu dari mertua kita. Stereotip yang sudah berkembang luas di masyarakat menggambarkan ibu mertua sebagai sosok yang sangat tidak ramah dan selalu bermusuhan dengan menantu perempuannya.