Alternatif Klinik Alergi di Penang-Malaysia

Oleh Yulia Karnain pada Senin, 18 Agustus 2014
Seputar Our Stories, Tips

Anak kami terlahir dengan riwayat alergi. Sejak lahir, dermatitis atopik yang menyerang anak saya cukup parah. Semua dokter yang kami temui hanya bisa memberikan saran yang sama yaitu cara terbaik mengatasi alergi adalah dengan tindakan preventif. Untuk sementara, langkah yang kami ambil adalah memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, mem-vacuum rumah serta berusaha tidak memberikan makanan tertentu yang sering dianggap sebagai pencetus alergi seperti telur, seafood, susu sapi, coklat dan sebagainya.

Usia anak kami bertambah, dampak alergi semakin parah. Di usia tiga tahun, anak kami didiagnosis mengidap asma. Saat batuk, napasnya akan mulai mengeluarkan bunyi dan sesak. Sedih rasanya melihat si kecil sudah mengenal bermacam-macam obat terlebih lagi saat melihatnya jadi kurus, padahal makannya tidak susah. Kami sudah mencoba untuk pergi ke klinik alergi di Jakarta. Namun dokter tidak memberikan solusi, jadi saya tidak melihat ada langkah preventif untuk pengobatan alergi.

Puncaknya adalah saat musim pancaroba di Jakarta tahun 2013 lalu. Cuacanya serba tidak jelas, siang bisa panas terik diikuti hujan lebat di sore hari. Debu bisa dilawan, makanan bisa dihindari, tetapi kalau cuaca siapa yang berkuasa. Baik klinik alergi maupun dokter spesialis anak langganan tidak bisa menjawab, hanya meresepkan obat. Kami pun memutuskan mencari jawaban ke negeri jiran. Kami memilih Penang, Malaysia dan berharap di sana kami bisa mendapatkan jawaban yang lebih baik. Ya, bonus tetirah liburan juga sebenarnya.

Rumah sakit yang kami tuju di Penang ini memiliki dokter anak spesialis alergi. Prosedur penanganannya sebenarnya hampir sama seperti prosedur di klinik alergi. Namun ada fakta menarik bahwa dokter ini bisa mendiagnosis bahwa yang bermasalah pada anak kami bukan di paru-parunya seperti yang kami khawatirkan. Saat hidung anak kami dimonitor (dengan telelensa yang diproyeksikan ke monitor komputer), diagnosis dokter adalah anak kami mengidap sinus. Dokter juga menginginkan kami untuk lebih mengambil tindakan preventif karena pengobatan alergi di mana-mana adalah 50% pencegahan, 50% pengobatan. Selain cek fisik, anak kami juga mengambil skin prick test. Dokter menginginkan tes darah juga, tetapi karena kami sudah pernah melakukan tes ini sebelumnya di Jakarta dan hasil tesnya dibawa, dokter tidak jadi mengharuskan tes darah.

[caption id="attachment_97787" align="aligncenter" width="620" caption="Skin Prick Test"][/caption]


Saat skin prick test, tangan anak diberikan berbagai alergen dengan sistem ditusuk halus (baca: ditowel) sehingga tidak sakit sama sekali. Setiap alergen diberikan nomor untuk menandai itu alergen nomor berapa. Apabila anak alergi terhadap alergen maka akan muncul bentol (di tangan anak saya di nomor 3 dan 4 yaitu debu tungau untuk napas dan kulit). Proses permunculan reaksinya sekitar 30 menit dan selama proses tidak boleh digaruk. Menurut saya skin prick test ini bisa diberikan untuk anak yang sudah bisa diberi pengertian. Pengalaman teman saya yang anaknya yang masih kecil, skin prick test-nya dilakukan di permukaan punggung.

Beberapa saran yang diberikan oleh dokter adalah:

1. Tidur tidak boleh menggunakan spring bed. Beliau menyarankan athlete matt (matras atlet), namun kami kasihan dengan anak kami dan menanyakan apakah kasur latex diperbolehkan; dokter pun mengatakan boleh dicoba. Kami sebenarnya sudah memakai kasur latex tetapi mungkin dusting atau penyedotan debunya perlu dipersering lagi.

2. Lewat skin prick test, anak kami didiagnosis alergi terhadap dua macam dust mites (tungau debu) yaitu yang menyerang pernapasan dan yang menyerang kulit. Anak kami pun harus memakai sabun khusus non detergen, lotion khusus serta tabir surya (sunblock) setiap akan keluar rumah di pagi hari. Hasil tes cukup melegakan karena beberapa makanan sumber protein seperti salmon, udang serta telur yang awalnya jarang  diberikan karena takut memicu alergi ternyata mulai bisa diberikan karena anak kami tidak alergi makanan. Ada sedikit penyesalan kenapa dokter anak yang kami temui sebelum ke Penang tidak ada yang menyarankan untuk mengambil tes alergi sehingga kami sebagai orangtua kadang sok pintar untuk melarang anak mengonsumsi makanan tertentu, padahal bisa jadi anak kami tidak ada potensi alergi tersebut.

3. Dokter tidak meresepkan obat macam-macam, beliau hanya meresepkan satu obat untuk pengencer dahak dan cetrizine, serta beberapa produk perawatan kulit berupa sabun, lotion, salep kulit. Perawatan kulit sifatnya optional, boleh diambil boleh tidak. Untuk pertama kali kami ambil produk ini sambil kami lihat bahan-bahannya, apakah ada yang serupa bisa dibeli di Indonesia atau tidak.

Kami sempat ragu, apakah solusi semudah itu bisa membuat anak kami sembuh? Tapi karena sudah keburu memulai ya mari dituntaskan. Saat kontrol kedua, ajaibnya anak kami membaik dan berat badannya bertambah. Dokter bilang "It's a good sign!" dan tidak ada obat-obat keras yang diberi kepada anak saya. Intinya adalah kami sebagai orangtua mencoba tekun saja karena anak alergi memang memerlukan perhatian khusus. Di kunjungan kami yang kedua beliau memberikan obat Singulair. Dari beberapa hasil riset internet, kami menemukan bahwa obat ini biasa diberikan sebagai penguat paru-paru untuk penderita asma dan sudah biasa diberikan untuk pengobatan di Amerika. Sampai saat ini, merk tersebut ataupun komponen obat -montelucast sodium - belum dijual di Indonesia. Dokter hanya memberikan satu kotak obat untuk konsumsi selama 30 hari dengan dosis satu tablet/sehari sekali dan berpesan untuk kontrol kembali 3-4 bulan kemudian. Dengan ini kami mengambil kesimpulan bahwa obat diberikan bukan untuk ketergantungan. Sampai saat ini anak kami sudah kontrol yang ketiga terhitung dari bulan November 2013.  Kami tetap menjaga kondisi kamar dengan vakum, dan yang cukup melegakan saat cuaca ekstrem akhir-akhir ini, napas anak saya tidak berbunyi sesak lagi.

Untuk urban mama-papa yang hendak membawa anak berobat ke Penang (tidak hanya untuk alergi tetapi untuk penyakit lainnya juga), berikut beberapa saran yang dapat saya berikan:

1. Rumah sakit di Penang biasanya memiliki kantor representatif di Indonesia. Tentu saja karena letak geografis yang strategis, penduduk Indonesia adalah lahan potensial untuk digarap oleh pihak rumah sakit. Pihak representatif inilah yang akan membantu Anda membuatkan jadwal dan mengurus pendaftaran.

2. Karena jadwal dokter tidak menentu, tentu saja tiket pesawat baru dapat dipesan setelah ada konfirmasi dari pihak Rumah Sakit. Hal ini mengakibatkan pembelian tiket promo yang harus dibeli jauh-jauh hari sebelumnya sangat tidak disarankan. Hanya ada beberapa rute pesawat ke Penang dan hal ini mengakibatkan harga tiket pesawat agak mahal kalau dibeli tidak promo. Seperti yang saya bilang di atas, kepergian saat itu berbonus liburan dan suami memutuskan untuk melakukan road trip dari Kuala Lumpur ke Penang, sekitar 4-5 jam perjalanan. Alasannya karena penerbangan ke Kuala Lumpur lebih sering promo daripada penerbangan ke Penang. Berkendara di jalanan Malaysia menyenangkan karena jalannya mulus-mulus dan lebar. Selain itu, kendaraan umum di Penang belum memadai sehingga harus banyak mengandalkan taksi. Selain untuk road trip, rental mobil tentu akan mempermudah mobilitas selama berada di Penang. Apabila tidak memungkinkan untuk road trip, sebaiknya memilih hotel yang lokasinya dekat dengan rumah sakit. Apabila urusan berobat telah selesai dan ingin melanjutkan dengan berlibur, mungkin hotel dekat pantai dapat menjadi pilihan.

3. Karena saat itu saya bepergian dengan dua balita (yang aktifnya sangat amat menguji kesabaran), barang bawaan harus seringkas mungkin. Saya selalu menerapkan sistem 1 bagasi dan 1 tas tangan. Tas tangan yang dipilih harus yang dapat menampung semua bawaan termasuk termos air panas, susu, snack serta baju ganti. Pilihan diaper bag atau backpack dengan banyak kantong mungkin bisa menjadi pilihan.

[caption id="attachment_97789" align="aligncenter" width="375" caption="Ringkas dengan bawaan satu bagasi dan diaper bag"][/caption]

4. Sebelum berobat, bisa ditanyakan dulu kepada kantor perwakilan apakah ada pantangan yang harus dijalankan sebelum pemeriksaan oleh dokter. Contoh: anak saya malam sebelumnya batuk dan diberikan obat,  ternyata untuk hasil maksimal skin prick test pasien tidak boleh mengonsumsi obat apa pun dalam kurun waktu 24 jam. Karena itu kami harus kembali keesokan harinya. Adapun pantangan tersebut tidak pernah diminta sepanjang periksa di klinik alergi di Indonesia.

5. Jangan lupa mengoleskan tabir surya kepada anak-anak. Dokter di Penang juga menjelaskan bahwa anak-anak perlu menggunakan sunblock. Setelah diterapkan, perubahan warna kulit lumayan terlihat. Sayang kami tidak mempunyai foto sebelum dan sesudah untuk kondisi kulit ini.

Untuk referensi, berikut informasi Rumah Sakit tempat saya berobat:

Loh Guan Lye SPECIALISTS CENTRE

238, Macalister Road, 10400 Penang, Malaysia.
19 & 21, Logan Road, 10400 Penang, Malaysia.

Telephone: +604 238 8888
Emergency: +604 226 6911
Facsimile: +604 229 0287
Email:[email protected]

Jakarta Contacts:
Person-in-charge: Ms Imelda
Telephone: +6221-5698 3677
Mobile: +6221-9797 3677

Biaya berobat tetap (per May 2014) :


  • Registration Fee: RM 7 (RM 13 untuk pasien baru)

  • Konsultasi dokter: RM 80

  • Prosedural: RM 10 (tidak jelas ini prosedur apa tetapi ditagihkan ke setiap kunjungan)


Semoga pengalaman kami ini bisa membantu urban mama yang punya anak mengalami alergi.

6 Komentar
Lady Ana
Lady Ana March 25, 2019 7:37 am

Mba mau tanya. Kulit anak sy terkena eksim jg. Mba cari dokter spesialis kulit anak atau spesialis alergi anak y? Kalau boleh tau nama dokter rs loh guan lyenya apa y?thanks sebelumnya

Lusy Kusumawati
Lusy Kusumawati September 25, 2017 11:55 pm

Hi mom, klo mau tes alergi minimal tdk blh minum obt brp hr sebelumnya?
Utk moms2 yg d sby, prnh dgr dktr fuad amsyari g? Apakah bagus dktrnya? Thx b4

Andied Ayu
Andied Ayu August 25, 2014 2:30 pm

thanks for sharing Mom Yulia Karnain, kalau boleh tahu pada saat dibawa ke klinik tersebut anaknya sudah usia berapa ya? Soalnya anakku juga belum ketahuan penyebab alerginya...
Thanks in advance

an-nisa August 21, 2014 11:46 am

saya pernah ke dokter spesialis alergi di Surabaya, dr. Fuad Amsyari, Ph.D di RSI Wonokromo. Prosedurnya hampir mirip, di minta tes kulit, puasa dr bahan kimia 3 hari sebelumnya, dll. Alhamdulillah alergi saya membaik. bisa jadi alternatif buat para mama.

WiwiT
WiwiT August 19, 2014 6:46 pm

baru tahu ada skin prick test untuk anak yang alergi. Karena ada anak tetangga yang alergi berat sampe kurus dan keluar-masuk RS. Jadi kasihan. Informasinya berguna banget. TFS yaaa...