Saya bersyukur, saat ini banyak sekali sarana dan informasi yang membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih baik. Banyak lembaga dan fasilitas umum berlomba-lomba menyediakan fasilitas yang ramah-anak. Mungkin belum sempurna, tetapi hal ini menjadi angin segar bagi orang tua -saya, salah satunya- yang cukup khawatir dengan tantangan–tantangan zaman yang tak kalah besar bagi anak di era ini.
Perkembangan ini mungkin dipacu akan kesadaran berbagai kalangan bahwa anak-anak adalah penerus bangsa, generasi yang harus dijaga agar kelak menjadi pemimpin-pemimpin yang cakap dan amanah. Saya sangat meyakini hal tersebut, tetapi ada hal yang mungkin kerap kita lupa dan sebenarnya sering kali kita rasakan. Menjaga dan melindungi anak-anak bukan hanya untuk nanti ketika mereka sudah dewasa, namun kita butuh mereka saat ini, bahkan mungkin sejak mereka baru bisa mengucapkan kata-kata pertamanya.
Sejak memiliki anak, saya merasa berkali-kali justru saya yang belajar dari anak. Melihat perkembangan anak dari kata pertama, makan pertama atau langkah pertamanya membuat saya sadar, bahwa semenjak kecil manusia mempunyai insting kuat untuk belajar. Proses perkembangannya dari tahap ke tahap menunjukkan bagaimana manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa. Atau ketika mereka sungguh mudah dibuat bahagia dengan hal kecil dan sederhana, membuat saya sadar bahwa bahagia itu tak harus selalu tentang mencapai target hidup.
Anak-anak memang memiliki energi dan daya tariknya sendiri. Bahkan, Maria Montessori di dalam bukunya Rahasia Masa Kanak-Kanak memaparkan bahwa energi yang dapat membantu umat manusia adalah energi yang tersimpan dalam diri anak. Anak-anak membawa energi dan nafas kehidupan yang baru bagi dunia. Seringkali di wilayah yang terkena bencana, kita masih bisa melihat anak-anak yang masih saja bisa bermain sambil tertawa dengan kawan sebayanya. Seperti lupa, bahwa kemarin ia baru saja menangis ketakutan dalam pelukan orang tuanya. Mungkin tanpa keriaan mereka, tanpa energi mereka yang seperti tak ada habisnya itu, orang dewasa lebih mudah kehilangan harapan hidupnya.
(image credit: www.pexels.com)
Tingkah mereka yang terkadang membuat kita menggelengkan kepala, sebenarnya merupakan cara mereka menularkan energi dan pesan rahasianya. Terkadang mereka bangun pagi buta hanya untuk bermain dengan ayah ibunya. Ada pula anak-anak yang sepertinya tak pernah bosan bermain bola di tempat yang tidak seharusnya lalu tanpa sengaja melemparkan bolanya sampai ke cermin jendela rumah. Atau anak-anak yang dengan polosnya mencorat-coret mobil dengan hasil imajinasinya. Sekilas mungkin terihat polos atau konyol, namun dengan membangunkan ayah-ibunya di pagi hari, anak-anak hanya ingin menularkan energi mereka kepada para orang dewasa yang mungkin lupa nikmatnya udara pagi. Keasyikkan mereka bermain bola di tengah jalan mungkin hanya memberikan pesan bahwa manusia seharusnya memang membutuhkan tempat lapang yang lebih banyak untuk menjaga kebugarannya. Dan kepolosan mereka mencorat-coret mobil tanpa tahu nilainya mencerminkan pada dasarnya manusia lebih butuh nilai kegunaan, bukan tampilannya.
Saya percaya, anak-anak ada untuk membantu kita terus memperbaharui diri, mengingatkan energi-energi yang kita tak lagi miiki. Bahkan Maria Montessori mengatakan tanpa anak-anak yang membantu, manusia tidak akan berusaha memperbaharui diri dan akan mengalami degenerasi karena mereka tak lagi peka. Jadi, tak berlebihan bila kita sebaiknya menyediakan lingkungan yang ramah anak, lingkungan baik yang bisa memenuhi hak-hak anak dan menjaga mereka agar tidak menyimpang dari pembawaan alami mereka karena kita tak hanya butuh mereka nanti namun kita butuh mereka kini dengan apadanya mereka.
setujuu banget sama tulisannya... menurut pengalaman saya juga begitu, anak dapat menjadikan kita terus belajar.. kaya soal pengharapan, sering kali kita mikir anak akan senang di ajak liburan kesana kesini, padahal kadang cukup dengan di ajak ngobrol, di peluk atau di bacain buku ajah bisa membuat mereka bahagia.. karena yg penting mama nya ada waktu untuk mereka...kebahagiaan anak itu biasanya simple tidak serumit yg kita pikirkan..btw thanks for sharing ya mba
bener banget y.. anak anak punya caranya sendiri ya untuk ngingetin dan nyentil kita akan berbagai hal
Terima kasih untuk sharingnya ya... jadi terbuka mataku. Seandainya baca ini dari dulu2, hehe. Anakku energinya besar, kadang sayanya yang capek nanganin dia tetapi mungkin ini memang rejeki dari Tuhan ngasih anak yang energinya besar, biar saya belajar unplugged dan lebih banyak menikmati 'saat ini' bersama anak.
akupun mom, pas nulis ini jadi inget "dosa-dosa" sama anak. semoga selalu bisa belajar terus jadi orang tua yang lebih baik
Makasih sharingnya ya... semoga kita selalu ingat untuk bisa menyalurkan energi positif dan menyediakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak ya...
sama-sama mom
thanks sharingnya ya mom, setuju banget deh, jadi orangtua harus terus belajar sampai kapan pun karena anak-anak adalah masa depan kita juga dan penerus bangsa.
bener banget, jadi orang tua emang proses pembelajaran panjang ya mom.
terima kasih sharing dan remindernya mama. Betul banget, sebagai ibu dan memiliki anak wajib selalu belajar dan mengupdate diri dari hal-hal demi perkembangan anak di masa depan. Semoga kita bisa mengantarkan dan membantu anak-anak kita menjadi generasi penerus bangsa yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarnya.
sama sama mom, amin amin semoga bisa terus belajar dalam membimbing anak -anak