"Every two weeks a child is hospitalized with serious injuries received from a vehicle driving on a private driveway in New Zealand."
Sama sekali tidak menyangka, di negara yang jumlah penduduknya cuma sekitar separuh penduduk Jakarta, ada angka statistik setinggi ini. Dan jangan lupa, korbannya adalah anak-anak. It's totally shocking...
Karena itu tidaklah mengherankan kalau gerakan 'safe kids' membahana di seantero negeri. Buat para orangtua, sang pengemudi, sebenarnya sudah banyak aturan yang diterapkan. Ada aturan batas kecepatan maksimal di dalam kota yang hanya 60 km/jam dan harus diturunkan menjadi 40 km/jam bila mendekati daerah sekolah atau daerah yang banyak dilewati anak-anak. Belum lagi rambu-rambu lalu lintas yang jumlahnya kayaknya lebih banyak daripada jumlah kendaraan yang lewat.
Dan tampaknya, angka yang mengerikan inilah yang kemudian membawa sejumlah sekolah di NZ untuk menyediakan waktu khusus buat anak-anak untuk belajar tentang how to be safe on the road. Ini sedikit cerita dari sekolahnya Giras yang coba saya tuliskan.
Di sekolah Giras, setiap hari sekitar 15 menit sebelum jam masuk sekolah & 15 menit setelah waktu pulang, ada yang namanya school patrol. Mereka ini adalah anak-anak dari kelas senior yang bertugas untuk membantu setiap orang yang akan menyeberang di dua area paling ramai di dekat sekolah mereka, di mana banyak dilewati oleh anak-anak yang keluar-masuk sekolah. Berbekal rompi orange & sebuah rambu yang sangat besar, setiap kali akan membantu menyebrang, mereka akan berteriak. CHECK, CLEAR, CROSS NOW.
Selain itu, beberapa bulan yang lalu, mulai Maret-Mei, ada kunjungan rutin dari pihak kepolisian yang mengajari anak-anak untuk berhati-hati di jalan raya. Tentu saja mereka belajar dengan cara yang sangat menyenangkan, salah satunya dengan mendatangkan Ruben - The Road Safety Bear. Maskot beruang yang mengajarkan anak-anak tentang cara menyebrang, berjalan di parkiran, memasang sabuk keselamatan, dan banyak aturan lainnya. Anak-anak diajari untuk selalu ingat bahwa ketika mereka berada di jalan raya, mereka harus melakukan tiga hal: Stop, Look & Listen. Dan yang paling ditekankan ke anak-anak adalah: When you're on the road, BE SEEN!!!
Dan gambar berikut, yang saya ambil dari sini adalah gambar yang paling diingat Giras.
Dari gambar itulah saya tau bahwa ternyata mobil itu punya yang namanya blind zone. Zona di mana pengemudi tidak dapat melihat apa pun yang ada di area tersebut. Apalagi kalo yang berdiri di situ adalah anak-anak yang masih pendek atau mungkin anak yang sedang naik sepeda. Rasanya tidak perlu dijelaskan apa yang akan terjadi kemudian. Bahkan, saya juga baru tahu bahwa mobil-mobil berbadan besar punya blind zone yang lebih panjang & lebih luas.
Untuk menjelaskan hal itu ke anak-anak, Ibu Polisi menaruh karpet karet di belakang mobilnya & menyuruh anak-anak untuk duduk di atas karpet itu. Kemudian salah seorang guru diminta untuk melihat ke kaca spion, apakah dia bisa melihat anak-anak itu. Tentu saja tidak. Dan anak-anak itu, tentu saja sangat kaget. Rasa kaget itulah yang akhirnya membuat mereka ingat untuk tidak berada di belakang mobil. Sekali lagi, BE SEEN.
Bahkan di salah satu newsletter sekolah, slogan BE SEEN ini juga diterjemahkan dengan Be Bright plus catatan: Wear bright clothing when walking so that other road users can easily see you. Tapi memang slogan yang mudah diingat oleh anak-anak ini membuat mereka selalu waspada ketika berada di jalan raya. Tidak hanya di jalan raya, tapi juga di tempat mereka bertemu dengan kendaraan, entah di halaman rumah atau di lapangan parkir.
Jadi, jangan lupa: BE SEEN. Road safety is everyone's responsibility...
TFS Sofia!
ga cuma di jalan, di garasi rumah juga perlu waspada.
Pernah kan ada kejadian di Indonesia anak tergilas mobil bapaknya sendiri :(
Good article!! Besok mo langsung sharing ke suami dan orang rumah tentang bahaya blindspot dsb ini ah.. Setuju sama sofia, coechen dan semua, semoga sekolah2 dan masyarakat di sekitar kita lebih waspada dalam berlalu lintas demi keselamatan semua orang terutama anak kecil. BE SEEN!
Good article!! Besok mo langsung sharing ke suami dan orang rumah tentang bahaya blindspot dsb ini ah.. Setuju sama coechen, semoga sekolah2 dan masyarakat di sekitar kita lebih waspada dalam berlalu lintas demi keselamatan semua orang terutama anak kecil. BE SEEN!
Jadi inget cerita mama, waktu umur 1 tahun aq ngikutin mbah yg mo jemur baju sementara om lg manasin mobil. Begitu mbah udah lewat dia mundurin mobil g liat kalo ada aq d belakang mobil, tau2 udah denger tangisan aja dari bawah mobil, langsung shock n g bisa gerak lg, mbah yg liat jg heboh jerit2. Alhamdulillah pas dikeluarin dari bawah mobil ternyata aq g terluka sama sekali, walaupun tetep d bawa ke RS+dukun urut. Sejak itu semua anggota keluarga jadi lebih berhati-hati kalo mundurin mobil. Memang perlu banget pendidikan berlalu-lintas ini, semoga d Indonesia jg dilaksanakan sehingga semua pengguna jalan lebih waspada.....
Kecelakaan krn blind zone ini pernah kejadian dg adik bungsu saya. Pelakunya orang lain sih..pas adik kecil saya yg lg main tanah di belakang mobil..mobilnya mundur. Semua orang yang lihat berteriak-teriak, tapi supir tetep mundur.akhirnya mobilnya diangkat beramai-ramai. Thanks God adik saya masi selamat.. Saya, kakaknya, yang waktu itu melihat kejadian secara live, jadi trauma. Semoga tidak ada kejadian seperti ini lg..