Home Visit: Tidak Sekadar Berkunjung ke Rumah

Oleh musdalifa anas pada Kamis, 25 Juli 2019
Seputar Our Stories
Home Visit: Tidak Sekadar Berkunjung ke Rumah

Beberapa hari lalu, teman-teman Yoona di TK berkunjung ke rumah. Ini kedua kalinya Yoona mendapat giliran dikunjungi oleh guru dan teman-teman sekelas. Program berkunjung ke rumah ini dikenal dengan nama home visit. Tema kali ini adalah keluarga besar, sama dengan tema kegiatan belajar di sekolah. Saya pun menyiapkan kegiatan membuat piza dan mewarnai. Mengapa piza? Masih terkait dengan tema keluarga besar, dulu almarhum Aki (kakek Yoona dari ayah) suka sekali makan piza, jadi hampir setiap berkumpul dengan keluarga besar dari suami, kami biasanya ke restoran yang menyajikan menu piza.



Yoona dan teman-temannya yang berjumlah sekitar 20 anak didampingi dua guru tiba di rumah sekitar pukul sembilan pagi. Sebelum masuk rumah, mereka harus tertib membuka dan menyimpan sandal atau sepatu dengan rapi di depan pintu, memberi salam dan salim kepada saya sebagai tuan rumah, kemudian duduk. Ya namanya juga anak-anak, ada saja yang berdiri di atas kursi. Namun para guru selalu mengingatkan "janji" mereka sebelum berangkat. Jadi ketika masih di sekolah, anak-anak dan guru memiliki kesepakatan untuk tertib dan menjadi tamu yang baik selama home visit.

Home visit dimulai dengan perkenalan. "Tak kenal maka tak sayang, jadi teman-teman harus berkenalan dulu dengan Bunda Yoona, ya", begitu kata Bu Ayu, salah satu fasilitator di kelas Yoona. Sebagai tuan rumah, Yoona mendapat kesempatan untuk menunjuk teman-temannya saat memulai sesi perkenalan. Setiap anak berdiri menyebutkan nama dan lokasi rumahnya secara bergiliran ke saya. Setelah perkenalan dengan anak-anak ini selesai, saya diminta juga untuk berkenalan dengan anak-anak, kemudian Yoona diminta untuk menyebutkan jumlah orang yang berada di rumah dan namanya siapa saja. Setelah itu, kegiatan home visit pun saya ambil alih. Giliran saya yang menjadi guru anak-anak ini.


Saya mulai dengan bercerita bahwa kegiatan hari ini adalah membuat piza karena ini adalah menu favorit keluarga besar Yoona. Saya pun mengambil bahan-bahan dan menunjukkan ke mereka bahan-bahan membuat piza. Saya sudah menyiapkan lima area dan lima bahan, karena anak-anak ini akan dibagi menjadi lima kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat anak, dan masing-masing memiliki tugas berbeda seperti mengoles saus tomat pada adonan piza, menaburi sosis, jagung, membubuhi mayones, dan keju mozarella.

Tidak lupa, mereka harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mulai. Ternyata anak-anak sangat bersemangat. Meski sudah diinstruksikan langkah-langkahnya, ada saja anak yang setelah mengoles saus tomat, langsung menaburkan keju, kemudian, sosis dan jagung. Tidak masalah, yang penting mereka bisa belajar membagi tugas, belajar bekerja sama dan belajar bersabar menunggu piza mereka dimasukkan ke dalam oven, membereskan peralatan yang sudah tidak terpakai, dan membersihkan sisa-sisa bahan yang terjatuh.

Sambil menunggu piza matang, saya sudah menyiapkan kertas untuk kegiatan mewarnai. Masih sesuai dengan tema, gambarnya masih berhubungan dengan keluarga besar. Anak-anak mengeluarkan pensil warna dan crayon yang sudah mereka siapkan dari sekolah. Acara mewarnai pun dimulai. Setelah selesai, mereka berfoto dengan hasil karyanya dan mendapatkan reward yaitu snack yang sudah saya siapkan. Hasil mewarnai ini dikumpulkan oleh ibu guru untuk dibawa ke sekolah. Free time pun tiba, mereka bisa bermain bersama di dalam rumah, ada yang bermain piano, bermain lego, dan sebagainya. 



Sekitar sepuluh menit sebelum kegiatan home visit selesai, saya bagikan piza yang sudah matang. Mereka senang sekali. Karena waktunya terbatas, piza ini saya bagikan untuk dibawa pulang. Bu Guru pun meminta anak-anak membereskan, merapikan, dan mengembalikan mainan seperti semula. "Tadi pagi saat teman-teman datang ke sini, rumah Yoona bersih dan rapi, jadi teman-teman sebelum pulang, yuk kita membereskan mainan dan merapikannya kembali," tutur Bu Guru.

Bu Guru tak lupa mengingatkan agar anak-anak mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah. Mereka pun berpamitan, satu persatu salim kepada saya dan mengucapkan terima kasih, Bunda Yoona. Mereka masuk ke mobil yang sudah menunggu dan kembali ke sekolah.

Kegiatan home visit ini terlihat sederhana, tetapi menurut saya manfaatnya banyak sekali, khususnya untuk anak-anak usia TK, antara lain:

  1. Memberi pengalaman belajar yang berbeda, sebelumnya belajar di sekolah, kali ini mereka belajar di luar sekolah. Jadi mereka tahu belajar itu bisa di mana saja, bukan hanya di kelas atau di sekolah.
  2. Belajar dari siapa saja. Belajar tidak hanya dengan bapak/ibu guru di sekolah, urban mama pun bisa menjadi guru.
  3. Belajar bisa kapan saja, tidak terpaku pada jadwal belajar di kelas atau di sekolah.
  4. Mengajari anak menjadi tamu yang baik, sopan, menjaga sikap. Mereka diajarkan adab bertamu: mengucapkan salam ketika masuk ke rumah, membuka sandal/sepatu, bersalaman, kemudian duduk dengan baik. Bersikap tenang dan tentunya belajar menghagai tuan rumah.
  5. Anak-anak belajar berkenalan dengan orang lain, keluarga teman-nya yang sebelumnya mungin mereka tidak kenal. Mereka juga diajari untuk berani memperkenalkan diri mereka sendiri, dapat menambah rasa percaya dirinya kepada orang lain.
  6. Bagi tuan rumah, saya jadi bisa berkenalan dengan teman-teman Yoona di sekolah, bisa tahu sedikit tentang karakter teman-temannya, dan tentunya lebih dekat dengan guru.


Nah, Urban Mama, apakah di sekolah si kecil saat ini sudah ada kegiatan home visit? Jika belum, mungkin bisa dipertimbangkan untuk diajukan ke pihak sekolah.

8 Komentar
Woro Indriyani
Woro Indriyani September 22, 2017 8:38 am

Kurikulum sekolahnya Yoona bagus ya mba Ipeh, jadi anak semakin banyak pengalaman belajar. Selain pengalaman belajar bukan dari gurunya, anak-anak juga sekaligus belajar adab bertamu ke rumah orang lain :).

musdalifa anas
musdalifa anas September 22, 2017 9:00 am

iya wor, minimal kita bisa tahu teman-teman anak-anak di sekolah, apalagi Yoona suka cerita kalau di sekolah suka main sama A, sama B, jadi tahu deh oh si A ini toh :)

Alanda Kurniawan
Alanda Kurniawan September 22, 2017 8:27 am

wah asiknya ada home visit! kebayang yaa lucu menghadapi 20 anak-anak sekaligus! super fun!

musdalifa anas
musdalifa anas September 22, 2017 9:02 am

untungnya dibantuin sama ibu guru fasilitator, kadang anak-anak nurutnya sama gurunya, guru tamunya dicuekin :p

Cindy Vania
Cindy Vania September 22, 2017 7:26 am

Home visitnya seru sekali.
Dulu pertama baca2 cerita kakak Lana, eeh sekarang Yoona juga udah dua kali malah yaa.

Keren ka Ipeh, bisa mengajarkan 20 anak TK sekaligus. Heheheh..

musdalifa anas
musdalifa anas September 22, 2017 9:03 am

untung ada guru fasilitator yang stand by Cin, kalau gak paling sering inhale-exhale aja :p
doakan Oktober menjadi Laskar Salam, seharian akan mengajar di sekolah Yoona, tapi bukan di kelasnya Yoona, mungkin kebagian TK B atau kelas Play Group. Deg-degannya dari sekarang, ngajar dari pagi sampai pulang, hahaa.

ninit yunita
ninit yunita September 21, 2017 10:39 am

home visit ini seru yaaa peh. kebayang itu ada 20 anak di rumah, pasti heboh yaaa... tapi salut pada tertib dan manis :)
wahhh baru tau kalau aki suka pizza :) pantesan yoona juga suka yaa...

musdalifa anas
musdalifa anas September 22, 2017 9:04 am

seru krn bisa kenal sama teman-temannya Yoona yang biasanya suka dengar namanya aja. Untungnya dibantuin fasilitatornya teh yang selalu stand by mengingat perjanjian sama anak-anak ini.