Pandangan ke dokter gigi itu menakutkan sepertinya memang sudah ada dari zaman dulu. Kalau ke dokter gigi, yang terbayang pasti sakit, alat-alat dokter gigi juga menyeramkan apalagi suara bornya terdengar ngilu di telinga.
Hal-hal seperti itulah yang ingin saya ubah agar Azani tidak merasakan apa yang dulu saya ataupun sebagian orang rasakan. Bahkan sampai sekarang, saya masih menemui beberapa teman yang rela menahan sakit giginya karena tidak mau ke dokter gigi.
Salah satu upaya saya memperkenalkan dan membuat Azani tidak takut ke dokter gigi adalah dengan membiasakan rutin ke dokter gigi setiap 4-6 bulan sekali. Baiknya untuk orang dewasa memang 6 bulan sekali, namun dokter gigi anak yang saya temui mengatakan untuk anak yang belum terbiasa menggosok giginya sendiri, sebaiknya periksa ke dokter gigi tiap 4 bulan sekali, walaupun nanti tindakan perawatannya hanya kontrol biasa dan dibersihkan saja.
Saya perdana membawa Azani ke dokter gigi saat ia berusia 2 tahun 8 bulan, di bulan November 2015. Saya cukup banyak mendengar info klinik gigi dan dokter gigi anak yang baik dan cukup andal menangani anak yang baru mengenal dokter gigi. Tetapi saya memilih dokter gigi yang juga praktik saat akhir pekan dan terjangkau dari lokasi rumah.
Dokter giginya ada di salah satu rumah sakit yang berada di daerah Lebak Bulus. Dokter yang bernama Adi ini memang dokter gigi spesialis gigi anak. Pertama bertemu, Dokter Adi ramah pada Azani dan selama treatment pun sabar menghadapi Azani yang sedikit takut melihat suasana di ruang dokter gigi. Selama diperiksa, suster yang mendampingi Dokter Adi menayangkan film kartun untuk menemani Azani yang sedang diperiksa. Pemeriksaannya tidak sampai 15 menit, dokter bilang gigi Azani juga baik tidak ada masalah. Jadi hanya diperiksa saja jumlah giginya dan diberi tahu cara menyikat gigi yang baik dan benar. Setelah selesai diperiksa, Azani ditawari Dokter Adi untuk memilih mainan yang telah disediakan.
Setelah itu, di bulan April 2016 saya kembali membawa Azani ke dokter gigi. Masih bertemu dan jadwal yang pas dengan Dokter Adi, namun kali ini lokasi praktik beliau ada di salah satu rumah sakit di kawasan Pondok Indah. Masih tidak jauh beda dengan pemeriksaan terdahulu, kontrol gigi Azani kali ini juga hanya diperiksa saja dan diberi semprotan untuk penguat gigi. Alhamdulillah dokter bilang gigi Azani masih terbilang baik dan belum ada tindakan serius apapun.
Saat kunjungan kedua, Azani juga mulai terlihat santai. Yang saya perhatikan, setiap kembali dari dokter gigi, Azani selalu antusias bercerita dengan penuh semangat tentang bagaimana dia selama diperiksa dokter gigi.
Rasanya semakin kita mengenalkan anak ke dokter gigi, semakin lama anakpun akan terbiasa dan tidak takut kalau mendengar kata "dokter gigi". Kalau kita rutin membiasakan anak ke dokter gigi dan memilih dokter gigi yang tentu saja ramah dan sabar menghadapi anak kecil, pastinya anak pun akan merasa pemeriksaan gigi bukanlah hal yang menakutkan, tetapi menyenangkan untuk memotivasi anak agar merawat gigi supaya gigi mereka tetap bagus dan membuat mereka tidak akan pernah merasakan yang namanya sakit gigi.
cindy: Ahh maaci tante cindy...setelah yang kedua kali baru mau hehe.. iya bener cin kalau tau lebih awal dan rajin dibersihin karang giginya Insya Allah ga ada masalah gigi ya:)
Ella: Makasiii aunty Ella:) Aamiin semoga bias terus konsisten:)
Pejuang ASI: iyaa mamaaa PA, Insya Allah kalau terbiasa dia udah ga takut ke drg hehe..makasiiii aunty kata azani:*
Fera: Sama-samaa Mama Fera semoga bermanfaat ya:)
thanks for sharing mom..
memang harus mengenalkan kebiasaan ke dokter gigi sejak kecil ya, agar anak terbiasa dan ga takut lagi, terbukti Azani udah mau duduk sendiri, hebat :))
Hebat Azani! Semoga terus rutin ke dokter gigi ya!
Wah Azani hebat banget sih udah berani duduk sendiri! Kayaknya memang lebih baik rutin ke drg yaa, jadi gak akan ada masalah2 gigi yang kita telat tau.
Makasih sharenya ya Yana..