Selama 24 bulan full time menyusui dua anak yang berbeda, saya sempat mencoba beberapa merk pompa ASI. Berikut adalah petualangan saya memberikan ASI dengan menggunakan beberapa pompa.
Pigeon Manual
Pompa ASI pertama saya bermerk Pigeon, mode manual. Pompa ini dibeli 5 hari setelah saya melahirkan. Walaupun melahirkan secara caesar, ASI saya mengalir lancar. Sejak di rumah sakit, saya berhasil menyusui anak saya secara eksklusif. Saking lancarnya, setelah pulang dari rumah sakit, saya sempat mengalami pembengkakan di kelenjar susu (engorgement). Setelah kompres air hangat, saya yang sudah kesakitan, meminta tolong suami untuk membelikan pompa ASI. Karena budget yang terbatas, kami sepakat mencari pompa ASI yang tidak mahal. Pilihan jatuh ke Pigeon manual. Bentuknya sederhana, mirip dengan Avent manual (bahkan ada bantalannya walaupun tanpa bentuk petal). Kesan kedua, spare partnya simple dan ringkes. Ketika dicoba, tarikannya mantap. Kekurangannya, kalau sudah terlalu semangat memompa cepat sekali membuat tangan saya pegal dan juga melukai areola karena tarikannya yang mantap.
Medela Swing
Setelah kenal TUM dan browsing kesana kemari, proposal untuk membeli pompa ASI baru pun saya ajukan kepada suami. Sebagai non user, suami saya heran, memang ada yang salah dengan pompa yang selama ini dipakai? Dan proposal tersebut adalah untuk membeli pompa ASI seharga (waktu itu) 1,3 juta rupiah yang bikin suami menatap heran. Akhirnya saya menahan diri untuk membeli pompa impian saya itu hingga bonus tahunan turun. Memang tidak ada hubungannya, hanya ingin menghadiahi diri sendiri. Hasilnya, Medela Swing idaman yang andal. Tarikannya bisa diatur kekuatannya, ada fase memancing LDR (let down réflex) dan fase expression (memerah). Dan yang paling saya suka, ketika saya beli, ada corong silikon soft fit yang lembut. Medela swing ini andalan saya. Bisa dipakai portable, sparepartnya ringkes dan reliable. Tidak pernah rewel ataupun ngadat selama 21 bulan pemakaian. Hebat, kan?! Bahkan bisa dimodifikasi menjadi doublé pump dengan menggunakan selang dan T-connector. Hasilnya, kalau dipakai doublé pump kurang “tarikannya”, tapi bagi saya cukup memuaskan kalau untuk double pump ketika jauh dari baby.
Medela Lactina Plus
Pompa ASI ketiga yang saya coba adalah Medela Lactina Plus. Karena di kantor banyak ibu menyusui, tapi hanya ada 1 nursery room, maka kami (persatuan ibu menyusui di kantor, yang jumlahnya samapi 8 orang saat itu) mengajukan proposal kepada Health department untuk menyediakan pompa ASI di kantor supaya proses pumping jadi lebih cepat dan tak perlu antre lama untuk menggunakan nursery room. Karena akan dipakai bergantian, wajib hukumnya pakai pompa ASI “hospital grade”. Sempat mencoba harmony, tapi harganya yang hampir 30 juta membuat sesak napas yang punya budget, akhirnya kami terima saja ketika kantor “hanya” menyediakan Medela Lactina Plus. Reviewnya... Enak. Banget. Dengan pompa ini saya bisa menghasilkan 300cc ASIP sekali pompa (sekitar 10-15 menit), padahal anak saya sudah berusia 7 bulan dan sudah makan MPASU.
Avent Manual
Belum puas berpetualang, breastpump keempat yang dijajal adalah Avent Manual. Dibeli dari flea market TUM karena reviewnya yang menggiurkan. Pompa ini dibeli ketika anak pertama saya sudah berusia 9 bulanan. Ternyata memang enak! Minusnya hanya spare partnya yang relatif banyak. Tidak seperti Pigeon manual yang cepat membuat tangan pegal, Avent manual ini tidak melelahkan buat tangan dan lembut pijatannya. Tidak membuat areola iritasi. Top deh!
Avent Elektrik Duo
Last but not least, pompa terakhir yang saya coba adalah Avent Elektrik Duo. Saya sempat menggebu-gebu ingin membelinya. Karena puas dengan versi manualnya, anggapan saya pastilah versi elektrik lebih oke. Ternyata tidak seratus prosen benar. Memang tarikannya mantap, sekaligus tidak sakit, tapi pendapatan saya selama pumping tidak pernah lebih dari 200cc. Padahal kalau single pump dengan swing, ataupun dengan Avent manual bisa menghasilkan 260-350 cc setiap sesinya. Dan karena hanya mengeluarkan sebagian ASI, rasanya jadi kurang tuntas. Untung belum beli tapi yang membuat semua jenis pompa Avent juara adalah benar-benar tidak menyakiti areola. Sangat dianjurkan untuk ibu-ibu yang baru pertama kali memompa, atau exclusively pumping mums.
Petualangan saya belum berakhir... karena saya masih menunggu Avent Comfort Natural breastpump, titip beli pada teman saya di luar negeri. Sempat juga ingin sekali medela freestyle. Tapi mengingat ambang batas mahal buat saya adalah angka 2 juta rupiah, terpaksa medela freestyle masuk kotak.
Breastpump yang belum sempat saya jajal juga adalah merk unimom. Bukan apa-apa. Karena saat ini berdomisili di Surabaya, yang nota bene tak ada service centre nya unimom, sabar dulu belum mencobanya.
Happy pumping!
permisi bunda ..
saya mau jual pompa asi medela mini elektrik (garansi sampai Mei 2018) dan avent comfort manual (baru di pakai 2x, puting selalu lecet setiap pompa pake avent), alasan dijual pengen beli medela freestyle, jika berminat hub: 081295590800, trima kasih :)
Mom, sy lagi nyari breast pump second yang masih bagus dan harga bersahabat. kalau ada mom disini yang uda ga pake, corat coret disini ya mom, sapa tau ada yang cocok.
Selamat malam Bunda, saya mau jual unimom allegro pompa asi elektrik. Baru beli 2 minggu, bagi saya corong terlalu besar, jadi gak maksimal hasil ASI nya. Masih garansi. Ada juga medela harmoni, saya beli 1 minggu lalu, tapi hasilnya juga belum maksimal. Jadi mau saya jual, supaya uangnya bisa saya beli pompa yang cocok. Karena saya gak enak pompa di kantor pagi 1 jam siang 1 jam, jafi mau cari pompa elektrik yang cocok. Unimom saya jual 800rb. Medela saya jual 300 rb. Bagi yang berminat dapat menghubungi 082110700990. Terima kasih.
Mom aq punya medela swing garansi s.d juni 2016 contact via wa ya 085722771487
Klo sy pengguna medela harmony, ampe skr anak ke2 masih kepake..dan kmrn baru dapet kado unimom forte double pump baru dipake seminggu, rencana pengen dibawa k kantor tapi di kntr sy kesulitan nyari stop kontak.