Siapa sih yang nggak kenal Pasar Malam? Mungkin di setiap daerah ada walau dengan tampilan yang berbeda. Sejauh ini saya baru melihat di Tangerang dan Depok dan di dua tempat tesebut nyaris tidak ada bedanya, entah di daerah lain?
Walau namanya Pasar Malam, tapiĀ aktivitasnya justru mulai menggeliat pada sore hari. Seperti pasar pada umumnya banyak orang yang berjualan. Mulai dari mainan anak, sendal,tas, pakaian anak, daster ibu-ibu, topi, jaket, sampai kelontongan yang dipukul rata Rp 10,000: 3 dan tidak lupa banyak juga yang berjualan makanan dan minuman.
Hanya saja, dibandingkan aktivitas jual - beli, daya tarik utama pasar malam ini justru adalah permainannya. Banyak jenis permainan diantaranya kincir angin, kereta mini, pesawat terbang, komidi putar, roda gila (yang ini saya belum pernah lihat), melempar ring ke botol, dan yang lainnya yang saya tidak tahu harus menulis dengan sebutan apa.
Sebelumnya saya hanya melihat pasar malam ini dari kejauhan, tetapi sejak menikah dan punya anak, rasanya saya tidak ingin melewatkan keramaian dan suasana gembira di sini.
Akhirnya, saya resmi ke Pasar Malam saat Jibril berusia 14 bulan dan saya sedang mengandung anak ke-2 saya (Jihan). Pertama kali permainan yang saya naiki adalah kereta mini. Bermodal tiket Rp 3,000 termasuk Jibril, kami memulai aktivitas kegembiraan kami di Dufan mini ala Pasar Malam. Selanjutnya kami mencoba terbang dengan mainan ala gajah terbang di Dufan, tetapi di sini bentuknya justru beneran pesawat. Antara takut dan ingin, saya & Jibril pun terbang bersama.
Rentang waktu yang cukup lama, kami kembali lagi ke Pasar Malam saat Jihan sudah ada di tengah-tengah kami. Tidak lupa membawa mainan mobilnya, kami pergi lagi ke sini, di tempat yang sama. Tidak seperti saat pertama, gajah terbang itu kini dalam bentuk Helikopter. Karena menggendong Jihan & cukup tinggi juga. Jibril menaikinya bersama Ayahnya.
Berbeda saat kali pertama ke tempat ini, sebenarnya saya sangat ingin menaiki kincir angin atau bianglala, namun Ayah Jibril masih khawatir, sehingga kami memilih permainan lain yang relatif aman yakni komidi putar. Kali ini saya, Jibril dan Jihan bersama menaikinya. Resmi juga Jihan menikmati Pasar Malam pertamanya. Sedikit berbeda, kali ini tiketnya adalah @ Rp 5,000 untuk 1 x permainan.
Hari sudah semakin sore, matahari pun perlahan beranjak pergi. Kami memutuskan pulang sebelum Adzan Magrib berkumandang. Kami sekeluarga sangat menikmati momen kebersamaan ini di Pasar Malam.
wuahhhh seru ga kalah sama pusat hiburan anak2 di Mall atau di ITC....
Seru bgt ya.tp aman kan mom ya psr.mlm gini.jgn bawa benda berharga dan hrs sama papanya ya :-)
ih seru banged kalo liyat dari fotonya. iya sekarang emang udah jarang ya hiburan rakyat kaya gini. tapi taon baru kmaren aku juga ajak anak2 ke pasar malam :)
Teh Ninit,klo Jakarta pinggir masih banyak nih Teh,maklum hiburan untuk rakyat :)
Ayo Peh,klo tar pas ke rumah MIL dan ada pasar malam,ajak Lana maen..seru!! Hiburan murmer :D