Pororo Park

Setelah membeli tiket kami diberikan gelang sebagai tanda masuk. Harga tiket untuk orang dewasa sebesar 10.000 Krw (Rp90.000,-), anak - anak 20.000 Krw (Rp180.000,-). Umur 12-18 bulan diskon 50% sedangkan di bawah 12 bulan gratis. Harga berlaku untuk 2 jam pertama dan akan dikenakan biaya 1.000 Krw per 10 menit berikutnya. Sesudah itu kami menitipkan stroller dan membuka sepatu untuk disimpan di loker. Mata Chila berbinar-binar melihat teman-teman sebayanya berlarian, berteriak-teriak, dan bermain bersama.

Pilihan pertama kami jatuh pada komidi putar kecil. Ini adalah pengalaman pertama Chila menaiki komidi putar sehingga kami sempat khawatir Chila akan menangis, tapi ternyata dia senang sekali. Chila bahkan tidak mau turun dari ketika komidi putar sudah berhenti.

Setelah itu, Chila bermain di dalam kolam bola, meloncat-loncat sambil tertawa di bouncy castle, naik Pororo Train dan juga bianglala mini. Kakak petugas di sana ramah-ramah, mereka siap sedia dengan boneka Pororo-nya membujuk dan menggoda jika ada anak yang nangis ketika bermain.

Chila betah sekali bermain dalam rumah Pororo dibuat persis seperti yang ada di filmnya. Tempat tidur, kursi, meja, dapur, dan toilet mini yang semuanya mungil dan menggemaskan.

Ada juga permainan yang belum bisa dinikmati Chila seperti bumper car, moon sand playground (bermain pasir), dan mewarnai karena Chila belum cukup umur.

Yang paling menyenangkan adalah menonton pertunjukan Pororo dan teman-temannya secara langsung. Saat pengumuman pintu teater akan dibuka, saya langsung berlari dan mengambil tempat duduk bagian tengah sedangkan Chila dan amungnya menyusul di belakang dengan santai. Rupanya saya lebih bersemangat daripada Chila.

Pororo muncul dari balik panggung dan menyapa semua anak "anyyooong chingudel" ("halooo teman-teman). Anak-anak menjawab dengan suara mereka yang lucu sekali "annyyoong Pororooo". Chila yang berada di pangkuan saya bengong, tetapi kelihatan antusias. Ada untungnya tidak mengambil bagian terlalu depan karena mungkin Chila akan menangis ketakutan melihat Pororo dalam ukuran yang besar. Anak-anak balita yang duduk di barisan depan berlomba-lomba ingin memeluk Pororo. Pororo pun begitu ramah memeluk mereka satu persatu.

Pororo memanggil teman-temannya untuk masuk, datanglah Eddy, Poby, dan si cantik Loopy. Sayangnya Petty, Crong, dan Hery tidak datang. Mereka berempat melakukan permainan petak umpet dan bernyanyi. Semua ikut bernyanyi riang bersama Pororo. Saya dan Chila hanya hafal lagu Kenchanayo dan Barabam, lagu Pororo kesukaan Chila.

Setelah dua jam bermain, akhirnya Chila mengantuk. Kami keluar untuk mengambil sepatu dan mengembalikan gelang. Sebelum keluar kami mampir ke toko Pororo yang ada di pintu keluar. Boneka, alat tulis, alat makan, peralatan renang, dan mainan dengan karakter Pororo beserta teman-temannya lengkap dijual di sana.

Puas sekali bermain di Pororo Park! Jika Urban mama berkunjung ke Korea, Pororo Park bisa menjadi salah satu tempat yang didatangi, apalagi kalau anak-anak suka Pororo!