Mastitis? Plugged ducts? Abscess? Di hari kesepuluh setelah anak saya, lahir, payudara saya mulai bengkak. Badan saya meriang setiap subuh menjelang pagi dan sore menjelang malam. Saya pun bertanya sana-sini, termasuk ke dokter obgyn, dan solusi mereka adalah massage, massage dan massage.
Saya adalah ibu bekerja yang meninggalkan anak saya selama 5 hari dan bertemu si kecil hanya saat weekend. Saya dan suami bekerja di Surabaya, anak saya tinggal di Tulungagung bersama kakek neneknya. Dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk mempercayakan pengasuhan anak pada kakek neneknya.
Saat menjadi ibu baru, saya suka membaca teori-teori parenting. Sampai akhirnya, tibalah waktu untuk mempraktikkannya sendiri. Seiring berjalannya waktu, saya berada pada titik di mana saya perlu mengurangi ekspektasi dalam menerapkan seluruh teori yang saya pelajari. Alasannya sederhana: demi menjaga kewarasan.
Desember tahun ini Ghiffari, anak pertama kami, genap berusia 9 tahun. Berarti sudah 9 tahun lamanya saya menyandang profesi ibu. Dan artinya sudah sekitar 7.5 tahun saya berkutat dengan rutinitas terapi setelah Ghiffari didiagnosa PDD-NOS, salah satu dari 5 gangguan spektrum autisme.
Menjadi seorang ibu adalah anugerah yang luar biasa. Bentuk kasih sayang seorang ibu saat buah hati tercinta lahir ke dunia, salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif karena ASI adalah makanan terbaik untuk buah hati. Hal ini sejalan dengan tema Breastfeeding Week 2018 yaitu Breastfeeding: foundation of life.
Memasuki trimester ketiga, saya mempersiapkan perlengkapan menyusui. Dimulai dengan membongkar breastpump yang dulu saya pakai saat menyusui anak pertama. Akhirnya mendekati HPL, saya sibuk mencari breastpump yang cocok dan harganya ramah di kantong. Jatuhlah pilihan saya pada manual breastpump.
Tak ada hasil yang mengkhianati perjuangan. Mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan perjalanan program induksi laktasi yang saya jalani. Semuanya berawal dari kabar gembira bahwa akan memiliki anak kurang dari 5 minggu lagi. Namun tunggu dulu, saya 'kan tidak hamil.
Memerah ASI adalah mengeluarkan ASI dari payudara baik dengan tangan (yang biasa dikenal dengan teknik marmet) dan menggunakan alat pompa ASI baik yang manual ataupun elektrik. Berikut adalah tipsnya agar proses memerah ASI menyenangkan dan hasil perahnya banyak.
Pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan (atau rumah sakit) yang tepat juga akan mendukung keberhasilan menyusui. Kenapa demikian? Karena hari awal pasca melahirkan merupakan masa krusial yang sangat menentukan perjalanan menyusui.