Let The Kids Run

Anak-anak saya, dua-duanya laki-laki, dua-duanya aktif dan energik. Sepertinya mereka bergerak lebih banyak daripada saya waktu masih seumur mereka. Mereka yang lebih semangat berolahraga daripada saya. Saya baru saja berlari, setelah suami saya mengiming-imingi hadiah (persis seperti membujuk anak kecil). Sedangkan mereka? Dua anak itu selalu ikut ayahnya yang lebih suka olahraga itu.

Saya sempat berpikir akan merepotkan membawa si kecil ikut berlari di akhir pekan, tapi ternyata tidak tuh. Cukup menyenangkan malah. Kalau bersama Attar (2 tahun 9 bulan), larinya berhenti setiap 300 meter. Lalu diselingi lihat burung, lanjut lagi kejar burung. Stop lagi, naik perosotan, lari lagi memutari perosotan. Stop lagi, lihat anak kecil disuapi, bertanya umurnya berapa, sok colek-colek lalu lanjut lagi. Atau ketemu anak kecil bawa bola, stop dan mengejar bola... Lalu menonton orang India main kriket, stop dulu minum susu. Terasa lama menonton orang India, saya lari memutari lapangan basket, ternyata Attar mencari saya dan menangis. Akhirnya kami pulang, hanya dapat 3 km saja. Yang penting senang berdua-duaan sama Attar.

Kakaknya lebih kuat lari, pernah dua kali ikut lomba lari Jakarta Kids Run dan Jakarta Marathon. Larinya kencang juga ya anak-anak ini. Dan yang terpenting lari dengan pasang wajah sumringah ganteng gitu deh, senang sekali keliatannya.

1) Raka lari dengan senyum di Jakarta Kids Run

2) I'm not running, I'm flying. Wajahnya bersungguh-sungguh mau finish.

Untungnya olahraga lari ini gampang dan anak-anak memang dari sananya suka lari-lari. Semoga anak-anak terbiasa senang berolahraga sampai dewasa, jangan seperti mamanya.