Long Weekend di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Oleh Imelda Sutarno pada Selasa, 17 Mei 2016
Seputar Activities

Sejak anak-anak masih bayi, suami saya sudah memiliki keinginan agar kelak mereka suka dengan aktivitas yang berbau adventure dan back to nature. Intinya agar anak-anak menjadi lebih mencintai alam ini. Maka ketika anak-anak sudah cukup umur dan bisa dibawa ke berbagai tempat, suami pun segera mewujudkan niatnya. Membawa anak-anak ke laut dan pantai sudah dilakukan. Nah sekarang anak-anak diperkenalkan dengan suasana hutan dan gunung.

Kebetulan di bulan Mei 2016 ini ada long weekend. Suami pun berinisiatif membawa kami sekeluarga plus kakak saya dan keponakan, ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kawasan ini merupakan area konservasi hutan seluas 113.000 hektar, yang di dalamnya banyak sekali terdapat beragam objek wisata alam. Jika dari Jakarta, area wisata ini bisa ditempuh dengan rute: lewat jalan tol Jagorawi, keluar di gerbang tol Sentul Selatan, kemudian ke arah kanan, masuk ke tol Bogor Outer Ring Road. Setelah itu masuk ke jalan baru, belok ke Dramaga (Kampus IPB), lurus terus. Hingga sampai dan melewati Pasar Ciampea. Tidak jauh dari situ ada pertigaan, kemudian ambil arah kiri. Masuklah kita ke kawasan bernama Gunung Bunder, dan sampailah akhirnya di pintu gerbang Taman Nasional Gunung Halimun. Jika masih bingung, dapat mengakses Google Maps ya urban mama. Menurut kami ini adalah akses yang paling mudah.

Taman Nasional ini sendiri sebenarnya memiliki beberapa gerbang masuk dari berbagai arah atau akses. Jika mengikuti arah yang saya berikan di atas, maka urban mama akan masuk melalui gerbang ini.

Karena ini libur panjang, kami berinisiatif berangkat dari rumah setelah sholat subuh untuk menghindari macet.

Setelah membayar retribusi (total 3 dewasa dan 3 anak-anak hanya bayar Rp. 35.000,-), kamipun mulai menyusuri jalanan aspal yang sayangnya di beberapa titik banyak yang rusak. Sehingga mobil pun harus dikendarai pelan-pelan. Alhamdulilah selama kami berwisata ke sini, tidak hujan. Berkunjung ke sini, asyik juga kalau bawa motor karena lebih praktis. Namun karena kami beramai-ramai, mau tidak mau ya pakai mobil.

Apa saja yang bisa kita nikmati dalam Taman Nasional ini?

1. Hutan pinus.
Lokasi ini terbentang sejak gerbang masuk tadi. Suasana segar hutan sangat terasa. Kami mendengar banyak sekali kicauan burung bersahut-sahutan. Serasa berada dalam taman burung. Duh, adem rasa hati dan pikiran ini. Stress dan rasa penat langsung hilang. Kemudian deretan pepohonan pinus di hutan ini pun tak pelak menjadi lokasi foto-foto para wisatawan yang datang. Kami pun tak ketinggalan berfoto.

2. Aneka Curug. 
Dalam area taman nasional ini, ada setidaknya tujuh curug yang bisa kita kunjungi. Masing-masing curug tentunya memiliki tiket masuk sendiri-sendiri. Curug terbesar dan paling ramai pengunjung adalah Curug Cigamea. Kami tidak berminat ke sini, karena pas sampai area parkirannya, baik parkir motor maupun mobil penuh sesak. Jadi sudah terbayang di dalamnya seperti apa. Lebih baik mencari curug-curug kecil yang tidak terlalu ramai oleh pengunjung, sehingga main airnya juga lebih nyaman. Di setiap curug, tiket masuknya tidak mahal kok. Berikut dua curug yang kami kunjungi:


  • Curug Cihurang. Curug ini adalah curug pertama yang akan kita temui. Kami terdiri dari 3 orang dewasa dan 3 anak kecil, semuanya hanya dikenakan tarif Rp.40.000,- an. Dari area parkir, curug hanya berjarak 50 meter saja. Dari petugas loket, kami mendapat informasi bahwa kalau mau berkemah di sini akan dikenakan tarif Rp.15.000,- per orang/malam. Tenda bisa disewa. Harga sewa untuk tenda ukuran 10 orang adalah Rp.300.000,-. Jadi kalau patungan, per orang cukup bayar Rp.30.000,-. Murah ya. Kami melihat banyak yang mendirikan tenda di lahan seputar curug. Kami pun bermain air basah-basahan di curug ini. Memang tidak seberapa jernih airnya, cenderung cokelat. Airnya sangat dingin untuk ukuran orang Jakarta seperti kami. Setelah puas bermain air di curug ini, kami pun mandi di kamar mandi umum dan dikenakan tarif mandi Rp.2.000,- per orang. Kamar mandinya hanya terbuat dari tripleks sederhana. Jangan bayangkan kamar mandi keramik ya. Ini cuma kamar mandi ala kadarnya, tetapi lumayan untuk membersihkan diri.


 

 


  • Curug Kondang,  atau juga dikenal dengan nama Curug Ngumpet. Mungkin dinamai demikian karena letaknya yang agak tersembunyi.



Masuk ke Curug Ngumpet dikenakan biaya Rp. 7.500,- per orang. Jika Curug Cihurang hanya berjarak 50 meter dari parkiran, maka untuk menuju Curug Ngumpet ini urban mama-papa harus berjalan sekitar 150 meter dari parkiran. Jalanannya sempit dan naik-turun. Harus sangat berhati-hati juga karena di beberapa titik ada yang tidak memiliki pagar pembatas dan langsung bersebelahan dengan lembah sungai yang lumayan dalam. Seperti ini kira-kira jalan masuknya.


Sesampainya di tepi curug, untuk sampai ke bawah masih harus menuruni jalan bebatuan yang licin dan agak curam. Namun semua terbayar dengan jernihnya sungai di curug ini. Kami pun main air lagi sampai puas. Senangnya kali ini bukan main karena airnya asli lebih jernih dan bening ketimbang di Curug Cihurang. Namun harap berhati-hati, di Curug Ngumpet ini ada larangan untuk tidak berenang melewati tali pembatas yang berada persis di bawah curugnya. Sepertinya area tersebut adalah area yang cukup dalam sehingga berbahaya walaupun kita bisa berenang. Di Curug Ngumpet ini pun ada satu pos jaga yang diisi oleh petugas rescue. Si petugas selalu mengawasi semua pengunjung yang lalu-lalang untuk mencegah insiden-insiden yang tidak diinginkan.

3. Area camping dan berbagai villa/penginapan yang disewakan. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan fasilitas outbound juga. Semuanya ada di kiri dan kanan jalan sepanjang taman nasional ini. Tarifnya tentu berbeda-beda tergantung mewah tidaknya penginapan tersebut.

4.  Pemandian air panas/belerang, kebun teh teh Nirmala, canopy trail  (jembatan gantung), dan masih banyak lagi. Karena keterbatasan waktu, kami tak sempat mengunjungi semua objek wisatanya.

 

Jangan khawatir kalau lapar dan haus karena di sepanjang jalan banyak warung-warung tradisional menjual aneka makanan dan minuman. Walau warungnya hanya terbuat dari tripleks seadanya, namun harga makanannya dijual dengan standar harga tempat wisata pada umumnya. Satu cup/satu bungkus mie instant dibandrol Rp.15.000,-. Kopi atau teh hangat harganya Rp.5.000,- per gelas. Sementara jagung bakar dihargai Rp.10.000,- per buah.

Beberapa tips untuk menikmati wisata di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, terutama di tempat-tempat yang sudah kami kunjungi di atas:

1. Pastikan kondisi kendaraan kita dan bahan bakarnya cukup. Karena jalanannya tidak mulus dan ditambah di beberapa tempat harus menanjak dengan tikungan yang tajam. Di dalam area ini pun tidak ada SPBU, hanya ada penjual bensin eceran saja.

2. Karena area curug penuh bebatuan nan licin, pastikan pengawasan extra ketat terhadap anak-anak kita agar tidak terpeleset. Usahakan pakai sendal atau sepatu yang nyaman dan solnya 'mencengkeram' tanah ya, seperti sepatu hiking atau sendal gunung.

3. Air di sungai dan curug sangat dingin untuk ukuran orang kota yang tidak biasa. Jadi kalau anak terlampau kedinginan, lebih baik tidak terlalu lama bermain air di sini. Bawa baju ganti dan baju hangat secukupnya. Dan setelah selesai bilas atau mandi, balurkan juga minyak yang hangat-hangat secukupnya pada tubuh anak. Bisa juga ditambah dengan minum minuman yang hangat atau urban mama-papa meminum cairan herbal hangat agar menghalau kemungkinan masuk angin.

4. Letak satu curug ke curug lainnya ada yang berdekatan. Kalau naik mobil, paling belum sampai lima menit sudah sampai ke curug lain. Kalau memang niat main air di berbagai curug yang berdekatan ini, sebaiknya begitu keluar dari satu curug jangan langsung buru-buru bilas atau mandi dulu. Langsung masuk mobil dan berpindah ke curug berikutnya. Risikonya ya memang interior mobil akan basah. Saat kemarin kami ke sana, saya lihat ada beberapa keluarga yang melakukan hal ini. Berbasah ria dan pindah ke curug berikutnya. Kalau urban mama-papa mengambil cara ini, siapkan alas duduk secukupnya agar interior tidak terlalu basah kuyup.

5. Selalu patuhi peringatan yang diberikan. Jika di curug sudah diberi peringatan untuk tidak boleh berenang melewati batas yang sudah ditentukan, selalu patuhi warning ini. Keselamatan dan kenyamanan berekreasi tentu menjadi yang utama kan?

6. Jaga kebersihan selalu. Ketika kami di Curug Cihurang maupun di hutan pinus, hati miris rasanya melihat lokasi ini banyak sampah yang dibuang pengunjung. Mengurangi kenyamanan. Mari kita jaga alam dan lingkungan agar tetap bersih dan asyik untuk dinikmati keindahannya. Buang sampah pada tempatnya atau dalam kantong plastik untuk nanti dibuang setelah menemukan tempat sampah, jangan asal buang di mana-mana.

Akhirnya anak-anak pun telah dikenalkan dengan alam pegunungan dan hutan, walau hanya di objek wisata di kaki gunung saja. Semoga kelak mereka akan semakin mencintai alam Indonesia yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan keindahan. Dan yang paling penting tentunya mencintai dalam bentuk selalu menjaga kebersihan dan kelestariannya, melalui beragam tindakan nyata. Dimulai dari tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak alam.

Kalau urban mama dan papa, long weekend kemarin ke mana saja bersama keluarga?

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno

A working mom with two gorgeous krucils. Suddenly love the outdoor recreations as an impact of married with her scuba diver husband, Bambang. Take the kids from beach to the hill, from forest to the waterfall, will always give her (and her husband) joy and enthusiastic. Cooking isn’t her middle name but always trying to give her family the best food that she can. Now she lives in Jakarta.

9 Komentar
Imelda Sutarno
Imelda Sutarno May 26, 2016 2:02 pm

@eka: Seger, dingin tapi seneng ka. Campur semua jadi satu. Yuk main ke sini :)

@mbak Aini: iya seru. Satu hari di sini sangat kurang sekali. Kapan-kapan pengen banget nyoba kemping euy :)

@mbak Gabriella: ayuk ayuk mbak, jangan mamanya aja yang kenal Taman Nasional ini. Al juga kudu yah, hehe....

@mbak Cindy: iya udah pasti seneng banget walopun kelarnya pada kedinginan. Maklum, orang kota masuk kawasan gunung, enggak kuat ama dinginnya air di sini, hihi.....

@mbak Shinta Daniel: iya asik mbak. Kapan-kapan ke sini ya :)

Shinta Daniel
Shinta Daniel May 25, 2016 4:08 pm

Waaaw asiik yaa anak2 happy dan fun banget...

Cindy Vania
Cindy Vania May 20, 2016 1:47 pm

Seru banget Mba Imel!
Anak-anak happy banget yaa mainan air di curug.

Gabriella F
Gabriella F May 18, 2016 8:21 pm

seru banget... ingat dulu pernah jadi fasilitator anak-anak outing di sini pas baru lulus kuliah... pengen banget bawa Al ke sini. TFS ya buat tips2nya...

Retno Aini
Retno Aini May 18, 2016 3:23 pm

Hihi, jadi ingat...ini tempat outing langganan jaman kuliah dulu. Seru banget ya mba Imelda, ajak anak2 ke sana. Kalau nanti balik ke Bogor lagi, mau ah kuajak anakku ke sana juga. Thanks utk sharingnya yaa mba Imelda :D