Mempersiapkan Si Kecil Menjadi Kakak

Oleh Marsha Maria pada Selasa, 07 November 2017
Seputar Our Stories
Mempersiapkan Si Kecil Menjadi Kakak

Kehamilan tentu saja adalah kabar gembira bagi keluarga. Begitu pula saat mengetahui saya tengah mengandung anak kedua. Namun, tersisip juga kekhawatiran, bagaimana saya harus menjelaskan mengenai kehamilan ini dan memberitahukan kepada Kaitlynn yang saat itu baru berusia 1,5 tahun bahwa dia akan segera menjadi seorang kakak.

Jadi hal apa saja yang saya lakukan untuk mempersiapkan Kait untuk menjadi seorang kakak?

  • Segera memberitahunya: setelah dinyatakan positif hamil, saya mencari waktu yang tepat untuk memberitahu Kait bahwa dia akan memiliki seorang adik. Tidak ada patokan waktu tertentu, semua tergantung intuisi kita sebagai seorang Ibu kapan saat yang tepat untuk berbicara kepada si calon kakak.
  • Memberi gambaran: saya sering mengajak kait bertemu dan melihat bayi yang lebih kecil darinya untuk memberi gambaran seperti apa itu "adik bayi". Bahwa nanti dia akan memiliki adik bayi sendiri di rumah.
  • Mendekatkannya dengan si adik: saat perut saya mulai membesar, saya memberitahu Kait bahwa di dalam perut saya ada adiknya. Saya mengajak Kait untuk membelai perut saya dan mulai mengajarinya untuk menyayangi si adik. Ketika janin di perut saya mulai aktif bergerak saya mengajak Kait untuk merasakan gerakan itu. Sejak saat itu saya lihat dia mulai merasakan sayang kepada adiknya, dia bisa dengan tiba-tiba menghampiri saya untuk membelai dan mencium perut saya.
  • Membuatnya merasa dibutuhkan: saya memberitahu Kait bahwa nanti saya akan banyak membutuhkan bantuannya. Bantuan yang saya maksud adalah seperti “nanti mami akan repot jaga adik, Kait tolong bantu mami untuk lebih mandiri”, “nanti perut mami makin besar makin sakit, Kait bantu mami ke mana-mana jalan sendiri digandeng ya mami tidak bisa gendong”, dan hal-hal sejenis lainnya. Kait merasa senang bahwa dia bisa ikut andil “membantu” saya dan merasa jasanya dibutuhkan dalam proses kehamilan ini.
  • Bangun komunikasi yang baik: walaupun masih kecil, saya percaya Kait sudah bisa diajak berkomunikasi dan mengerti apa yang kami katakan. Setiap malam saya mulai sering menyatakan pada Kait bahwa saya dan suami sangat menyayanginya. Nanti ketika adiknya lahir, kami juga menyayanginya sama seperti kami menyayangi Kait.
  • Tidak menjadikan kehamilan sebagai penghalang: walaupun dalam keadaan hamil besar sebisa mungkin saya tidak menjadikan kehamilah ini penghalang untuk melaksanakan rutinitas kami sehari-hari bersama Kait. Saya tetap berusaha mengajaknya bermain seperti biasa, suami juga mulai membangun kedekatan yang lebih lagi dengannya.

Setelah melakukan semua persiapan di atas saya melihat Kait bisa dengan baik menerima bahwa dia akan segera menjadi seorang Kakak. Namun kekhawatiran saya tidak berhenti sampai disitu saja, saya mulai memikirkan bagaimana ketika nanti dia benar-benar melihat adiknya saat lahir.

Setelah adiknya lahir, yang kami lakukan adalah:

  • Beri perhatian lebih: saat persalinan, kami memutuskan untuk membiarkan Kait tidur di rumah bersama suami saya dan yang menginap di rumah sakit adalah mama saya. Setiap hari suami saya akan membawa Kait untuk menjenguk saya. Ketika Kait datang saya akan memaksimalkan perhatian saya kepadanya. Saya menanyakan bagaimana hari ini, makan apa hari ini, main apa saja hari ini. Dengan begini Kait tidak akan merasakan perubahan yang terlalu signifikan. Bahwa saya tetap menyayangi dan memperhatikannya seperti sebelum dia memiliki adik.
  • Bangun kedekatan: bangun kedekatan antara kakak dan adik sedini mungkin. Saya mengajak Kait untuk memeluk dan membelai adiknya. Saya juga mengizinkannya untuk menggendong si adik tentunya dengan bantuan saya. Saat menyusui si adik saya mengajak Kait untuk duduk di dekat saya dan menyayangi adiknya atau mengajaknya mengobrol supaya Kait tidak merasa terabaikan bahwa waktu saya akan tersita banyak untuk menyusui.
  • Membuat anak memiliki andil dalam keluarga: saat hadir anggota baru dalam keluarga, kadang anak yang lebih tua merasa terabaikan. Oleh sebab itu saya berusaha membuat kait merasakan bahwa ia memiliki peran penting dalam keluarga. Saya memujinya dan berterimakasih untuk hal-hal kecil yang iya lakukan sehingga ia merasakan bahwa kontribusinya dibutuhkan dan dihargai.
  • Tidak memintanya untuk bersikap dewasa: walaupun sudah menjadi seorang kakak, Kait tetaplah anak balita yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Ketika malam hari ia meminta untuk dikeloni saat mau tidur saya tetap menemaninya. Ketika Kait merengek meminta perhatian lebih saya memakluminya.
  • Berikan perhatian lebih: sebagai kakak baru, saya berusaha memberikan Kait perhatian ekstra agar dia tidak merasa tersisih dengan kehadiran adiknya. Saya juga berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlalu memusatkan perhatian hanya pada si adik. Ketika saya harus menyusui si adik, saya tetap mengajak Kait berkomunikasi agar ia tidak merasa diabaikan.
  • Menjaga rutinitas yang sama: saya menjaga rutinitas harian yang kami lakukan tetap sama seperti sebelum kehadiran adik bayi. Hal ini penting agar anak merasa tenang dan tidak merasa hidupnya berubah drastis karena kehadiran si adik.

Saya bersyukur Kait bukan tipe anak pencemburu yang bisa menangis berlebihan ketika saya menggendong atau mengurus adiknya. Tapi saya yakin di dalam hatinya tetap ada rasa cemburu itu. Oleh sebab itu saya berusaha untuk tetap memusatkan perhatian kami kepadanya sampai ia mengerti bahwa setiap anak dalam keluarga memiliki peranan yang penting dan mendapatkan cinta kasih yang sama dari orangtua.

Marsha Maria
Marsha Maria

An interior designer who works at home. She loves fashion and enjoy styling her baby girl and lives in Jakarta.

4 Komentar
Dahlian Ayu Novanti
Dahlian Ayu Novanti November 28, 2017 12:06 pm

Makasih mama kait :) Jadi pembelajaran buat saya nih bahwa manambah anak itu bukan hanya fokus pada yang baru lahir saja, tapi juga mempersiapkan si kecil menjadi kakak. :)

Honey Josep
Honey Josep November 8, 2017 1:59 pm

Kait pinteeeeer!

Tfs Marsha, udah-mudahan ga ada lagi cerita sibling rivalry buat kids zaman now setelah baca artikel ini :)

Cindy Vania
Cindy Vania November 7, 2017 10:16 pm

Thanks artikelnya mama Kait! Aku gak pernah kepikiran buat artikel kayak gini lhoo, hehehe..

Semoga Kait & Kayden saling sayang dan akur terus yaa..

Alanda Kurniawan
Alanda Kurniawan November 7, 2017 3:47 pm

Wah fotonya bagus banget nih Kait & Kayden. Kelitan deh Kait sayang ya sama dede Kayden. Thanks for the tips by the way... gue harus forward nih buat salah satu temen yang kakaknya jeles banget karena si adik lahir bulan lalu.

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies