Sarapan: Perlu atau Tidak?

Pagi hari sebelum berangkat sekolah adalah saat-saat yang sangat sibuk dan merupakan tantangan terbesar ibu di pagi hari adalah membangunkan anak-anak dari tidur, menyuruh mereka mandi dan bersiap-siap, serta meminta mereka untuk menghabiskan sarapannya, ditambah lagi dengan anak yang suka pilih-pilih makanan dan makan dengan lambat. Rasanya waktu selalu kurang di pagi hari dan sering membuat kita terburu-buru. Apalagi kalau harus mengantar anak sekolah menembus kemacetan. Di tengah ketergesaan ini, sarapan sering dinomorduakan. Yang penting anak sudah bangun tidur, mandi, dan siap berangkat. Sarapan bisa dilakukan di mobil atau malah dilewatkan begitu saja. Sebenarnya sarapan itu perlu atau tidak?

Berikut beberapa cerita dari member the urban mama tentang kebiasaan sarapan anak-anak mereka.

Ica:

Abi (8) sudah merasa butuh sarapan karena ia selalu minta untuk sarapan. Biasanya sarapan pagi makan nasi dengan lauk atau mi goreng. Kadang-kadang juga makan sereal atau oatmeal pakai keju. Abi selalu sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah.

Yardian:

Saya selalu masak sendiri untuk sarapan Ywa (8) dan suami. Karena harus berangkat sekolah sekitar pukul 05.30, jadi Ywa sudah duduk di meja makan pukul 05.15. Biasanya menu sarapan berganti-ganti antara nasi, sup, roti, telur, atau kentang. Karena pagi-pagi sekali harus sudah berangkat dan baru ada istirahat pukul 09.00 di sekolah, Ywa sadar harus sarapan di pagi hari agar tidak kelaparan sampai saat istirahat.

Zata:

Ken (12) dan Caca (10) selalu sarapan pagi di rumah. Kalau sudah kesiangan ya terpaksa sarapan di mobil. Menunya berganti-ganti, bisa nasi goreng, roti, nasi pakai nugget, smoothies, atau sereal. Anak-anak sendiri sudah sadar kalau tidak sarapan mereka jadi cepat lapar dan tidak bertenaga saat harus beraktivitas.

Mitha:

Sebulan terakhir ini Aiko (9) dan Kiarra (7) mengikuti kebiasaan saya dan suami sarapan green smoothie. Biasanya setelah minum green smoothie anak-anak baru sarapan makanan lain, seperti roti atau pisang.

Ipeh:

Lana (6) biasanya hanya minum susu sebelum berangkat ke sekolah. Lana tidak suka makan berat di pagi hari. Biasanya saya bawakan bekal untuk dimakan bersama di sekolah pada pukul 09.00. Saat libur atau weekend, Lana justru semangat sarapan. Ia biasa minta nasi goreng, roti, atau sereal. Mungkin karena suasananya santai, ia jadi semangat makannya.

***

Berdasarkan penuturan para urban mama di atas, rata-rata menganggap bahwa sarapan itu perlu sebelum melakukan aktivitas sehari-hari, tapi apakah semua sudah tahu fakta tentang sarapan? Kami berikan beberapa fakta tentang sarapan yang perlu kita ketahui bersama:

1. Sarapan menyediakan energi dan gizi penting untuk otak dan tubuh di pagi hari.


2. Sarapan membantu agar anak-anak bisa lebih fokus dan lebih berstamina dalam menjalani aktivitasnya sepanjang hari.


3. Setelah perut kosong selama 8-10 jam, sarapan mengisi perut kita yang berfungsi untuk meningkatkan gula darah sehingga kita menjadi lebih bersemangat.


4. Sarapan membuat kita merasa kenyang lebih lama, sehingga tidak tergoda untuk makan berlebihan saat makan siang, jadi berat badan pun lebih stabil.

Dengan fakta-fakta tentang sarapan itu, bagaimana dengan kebiasaan sarapan di rumah urban mama? Apakah selalu menyempatkan diri untuk sarapan atau tidak? Dan apa yang biasa dimakan saat sarapan?