[caption id="attachment_116633" align="alignnone" width="496" caption="Kredit foto: www.pixabay.com"][/caption]
Saya senang dan bersyukur sekali di umur 5 tahun ini, Nadhifa sudah cukup lancar membaca. Progres membacanya dari hari ke hari semakin baik. Yang awalnya baru mengenal huruf, suku kata, sekarang sudah mampu membaca kata per kata. Terkadang memang masih suka terdengar gagap dan ragu ketika membaca, misalnya lupa membedakan "ang" dengan "nga", namun secara keseluruhan, kemampuan membaca Nadhifa di umurnya yang masih 5 tahun sudah cukup baik.
Lewat tulisan ini, saya mau berbagi cerita perjalanan Nadhifa belajar membaca. Dengan berbagai pertimbangan, Nadhifa tidak saya masukkan ke les khusus untuk membaca. Saya hanya ingin kemampuan Nadhifa dalam aspek tersebut berkembang secara alami sesuai usianya. Tentunya ini dengan dukungan saya dan suami sebagai orang tuanya, metode pembelajaran di TK-nya, permainan, dan alat bantu membaca sederhana, baik di rumah maupun di sekolahnya. Ditambah Nadhifa termasuk anak yang suka dibacakan buku, hal itu menjadi faktor pendukung dalam perkembangan kemampuan membacanya saat ini.
1. Perkenalan huruf abjad
Tahap ini mulai rutin saya lakukan sejak Nadhifa memasuki usia toddler. Saya tempel poster dan memasang karpet puzzle huruf abjad di kamar supaya Nadhifa cepat mengenal abjad. Saya juga mengajaknya bermain tebak-tebakkan huruf, misalnya melalui kartu huruf, menunjuk huruf per huruf pada sebuah kata, dan bermain engklek huruf. Saya juga senang mengajak Nadhifa mewarnai huruf dengan pensil warna, krayon, atau cat air. Berkat media-media itu, Nadhifa terbilang cepat dalam menghafal huruf abjad.
2. Pengenalan kata sederhana
Di tahap ini, saya tidak lagi mengenalkan huruf per huruf. Saya mulai memperkenalkan kata-kata sederhana. Media yang saya gunakan biasanya tulisan kata yang saya tempel pada benda-benda dalam rumah seperti tulisan "Nadhifa", "pintu", "kaca", "meja", "kulkas", "laci", dan "lemari". Saya ajak Nadhifa bermain kartu kata. Khusus kartu kata ini, saya tidak terlalu menggunakan metode Glen Doman karena keterbatasan waktu. Dan sepertinya Nadhifa juga kurang cocok menggunakan metode ini. Saya hanya mengenalkan bentuk tulisan dari sebuah kata tanpa menekankan Nadhifa untuk menghafal.
3. Pengenalan kata-1 (suku kata)
Saat Nadhifa berusia 4 tahun, saya mulai mengenalkan suku kata seperti "ba" "ca" "da" dengan kartu suku kata. Ternyata Nadhifa cocok dengan metode belajar membaca lewat pengenalan dan penggabungan suku kata ini. Nadhifa terlihat senang sekali saat berhasil membaca seluruh suku kata dengan tepat. Setelah masing-masing suku kata berhasil dikenalkan, saya mulai menggabung antar suku kata menjadi sebuah kata. Di akhir tahap ini, Nadhifa sudah mampu membaca kata-kata sederhana seperti "buku", "mama". "susu", "ibu".
4. Pengenalan kata-2 (lanjutan)
Setelah mampu membaca kata sederhana, saya mulai mengenalkan dengan kata yang sedikit lebih sulit. Saya mengajarkan membaca kata yang mengandung "ng" dan "ny" serta berakhiran huruf konsonan seperti "an", "ar", dan "is". Di tahap ini sebetulnya Nadhifa terkadang masih suka lupa, tetapi saya terus melatihnya supaya semakin lancar.
5. Membaca buku cerita sendiri
Pada tahap ini saya mengajak Nadhifa untuk lebih banyak membaca buku cerita. Sebetulnya di tahap 1-4 selalu saya selingi dengan membaca buku agar Nadhifa semakin tumbuh minat membacanya, terbiasa melihat bentuk tulisan, dan mengenal cara membaca kalimat dengan intonasi suara yang saya bawakan. Di tahap ini, saya juga melibatkan Nadhifa untuk berlatih membaca sendiri. Meskipun belum terlalu lancar, Nadhifa merasa puas apabila ada beberapa kalimat yang lancar dibaca sendiri olehnya.
Tiap anak pasti memiliki tahapan belajar membaca yang berbeda-beda. Ada yang memang memulai dari yang sederhana seperti Nadhifa, namun ada juga yang langsung lancar membaca satu kata utuh. Menurut saya tidak ada yang paling baik atau buruk. Semua tergantung kesiapan orang tua, anak, dan dukungan lingkungan.
Apa pun metodenya, menurut saya ada beberapa hal penting yang tidak boleh dilupakan urban mama dan papa saat mengajari anak membaca:
- Kondisi urban mama dan papa haruslah dalam keadaan baik. Tidak hanya kondisi fisik, mood juga harus positif. Karena kondisi mood yang kurang baik akan mempengaruhi cara kita mengajarkan (menjadi tidak sabar, marah, dan sebagainya).
- Pastikan anak dalam kondisi yang sama baiknya. Misalnya tidak dalam keadaan sakit, kurang tidur, lapar, atau sedih.
- Buat suasana yang menyenangkan saat mengajarkan membaca. Misalnya lewat bermain agar tidak bosan.
- Perhatikan durasi waktu saat mengajak anak belajar membaca. Biasanya saya antara 15-30 menit. Lewat dari 30 menit biasanya akan membuat anak bosan.
- Lakukan secara rutin dan konsisten.
- Hindari memaksa anak untuk cepat memahami huruf atau kata. Pemaksaan dapat berakibat anak trauma untuk belajar.
- Ajarkan dari yang sederhana sebelum yang rumit.
Bagaimana urban mama dan papa? Semoga tips ini dapat membantu urban mama dan papa yang saat ini sedang mengajari anak membaca. Semangat mengajarkan anak membaca, urban mama dan papa.
@all: terima kasih juga semuanya :)
terima kasih tips-nya mama Novi :)
Memang tiap anak kemampuannya berbeda jadi santai aja, pasti nanti si anak akan bisa membaca atas kemauannya sendiri, yang penting kita sebagai orangtuanya menstimulasi :)
Kalau anakku kendalanya waktu itu agak lama di kata tertutup, contonya: membal, jangkau.. yg sejenis itu.. trus jd lancar krn efektif banget pakai buku cerita dan di dikte. Kita dikte dia menulis untuk melancarkannya. Diktenya cukup kata yang dia suka atau nama2 karakter di film2 anak yang baru kita tonton lama2 ke kata tertutup alhamdulillah skr sudah bisa membaca.. tfs mama ya novi...
tfs mama novi.. simpen dulu buat diterapkan nanti kalo umurnya kaitlynn udah cukup..hehe
Thanks buat tipsnya ya mama Novi. Bisa buat belajar bareng anak ketiga nih :)