Bahagia dan Lancar Menyusui Si Kecil

Oleh adinda larasati pada Rabu, 07 Agustus 2019
Seputar Our Stories
Bahagia dan Lancar Menyusui Si Kecil

Urban Mama pasti pernah merasakan kondisi di mana menyusui bukanlah hal yang mudah, bahkan ada yang penuh tantangan. Ada beragam cerita seputar perjuangan menyusui dan setiap ibu pasti menghadapi tantangannya masing-masing, begitu pula dengan saya.

Saya pernah berbagi kisah di tulisan sebelumnya, bagaimana 'kebutaan' akan segala hal tentang menyusui yang saya alami di awal-awal menjadi seorang ibu sempat membuat saya panik. Panik karena saya tidak tahu apakah ASI saya cukup, ditambah pula anak sudah disusui namun tetap menangis sepanjang malam. Pernah saya semalaman tidak tidur karena si kecil terus menangis mencari susu. Untungnya peran suami sangat membantu di minggu-minggu pertama saya menyusui anak kami, suami pun banyak mendukung dengan cara memuji berapapun hasil ASI perahan yang saya dapatkan. Saya baru sadar bahwa pujian kecil seperti "Wah alhamdulillah ya ASI kamu banyak" terasa sangat luar biasa menenangkan, meski saya tahu hasil ASIP hanya 50 ml. 

ASIP saya dulu tidak banyak, jangan bayangkan seperti di foto-foto yang bisa mengumpulkan ASI berkulkas-kulkas. Rasanya dulu bisa menyusui anak kami sampai 6 bulan saja saya sudah bersyukur. Seiring dengan perjalanan menyusui, saya belajar menjalani saja peran sebagai ibu tanpa terbeban harus menyusui 'seperti ini' atau 'seperti itu'. Dalam kondisi tersebut, saya berusaha mencari tahu hal apa saja yang sebenarnya dapat memperlancar produksi ASI, dan hal apa saja yang membuat produksi ASI setiap ibu itu berbeda-beda.

breastfeeding

(image credit: www.pixabay.com)

Dari pengalaman menyusui ini, baru kemudian saya sadari bahwa produksi ASI saya jadi membaik sampai hari ini karena usaha menjalaninya dengan santai tanpa beban, sambil belajar. Hal yang saya lakukan hanya hal-hal sederhana, namun ditambah niat dan komitmen yang tinggi. Meski belum genap menyusui si kecil hingga dua tahun, namun paling tidak berada di kondisi yang sekarang saja saya sangat bersyukur. Sampai pada kesimpulan bahwa ibu menyusui butuh melakukan hal-hal berikut:

 

Rajin Menyusui dan Memompa

Saya tidak bekerja tetapi dari awal menyusui sudah membiasakan diri untuk rajin memerah ASI. Selama 1.5 tahun belakangan, hari-hari bisa dibilang dihiasi dengan jadwal pumping rutin untuk anak saya. Apa gunanya memompa ASI untuk ibu rumah tangga, bukankah memompa ASI hanya diperlukan oleh ibu yang bekerja kantoran? Menurut saya, memompa ASI ini penting karena dengan rajin memompa ASI, sebenarnya kita sedang menjaga agar produksi ASI dapat terus banyak. Istilah supply & demand pasti sudah tidak asing bagi ibu menyusui, dan memang benar adanya. Badan ibu akan memproduksi ASI sebanyak yang si kecil butuhkan. Bagaimana badan jadi tahu berapa banyak ASI yang dibutuhkan, ya dari seberapa sering ASInya dikeluarkan. Semakin sering ASI dikosongkan dengan menyusui dan pumping, maka tubuh akan mengirim sinyal ke otak bahwa ASI perlu diproduksi lagi secepatnya dan sebanyak yang dibutuhkan. Proses pengosongan payudara sangat penting untuk menjaga kelangsungan produksi ASI. 

 

Bahagia dan Tenang

Selain rajin mengosongkan payudara (baca: pumping dan menyusui), hal lain yang ibu menyusui perlukan adalah bahagia, perasaan senang dan jauh-jauh dari stres. Kelancaran produksi ASI dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang sangat dipengaruhi oleh perasaan bahagia, suasana hati, rasa dicintai, dan juga perasaan tenang (relax). Jadi sebisa mungkin, cari hal-hal kecil yang bisa membuat hati senang, dan kalau ada pikiran jangan dibawa berlarut-larut karena apapun yang ibu pikirkan, efeknya akan terasa ke badan. Menyusui pun jangan dibawah tekanan; hindari perasaan terpaksa atau cemburu melihat ibu-ibu lain yang mungkin ASInya lebih banyak. Usahakan untuk menyaring isi pikiran dari apa-apa yang dilihat, dan ikhlas membangun kesadaran bahwa ASI adalah nutrisi terbaik untuk anak. Menyusui bukan soal banyak-banyakan ASIP memenuhi kulkas. Yang penting ASI cukup untuk anak dan ibu merasa bahagia memberikan ASI untuk anak, itu pun sudah luar biasa hebatnya.

 

Mengonsumsi Makanan Sehat

Makanan bernutrisi adalah menu wajib ibu kalau mau kualitas dan kuantitas ASInya bagus.  Sumber protein yang sangat mempengaruhi ASI saya kala itu adalah daging; setiap sedang rutin makan daging pasti ASI bertambah banyak dan menjadi lebih kental. Sayuran pun tak harus daun katuk saja lho, namun bisa diganti dengan sayuran apa saja karena semua sayuran hijau bagus nutrisinya. Konsumsi sayur pun dapat ditambah dengan konsumsi jagung dan kacang-kacangan untuk memperlancar ASI. Dulu untuk satu porsi sekali makan, saya menerapkan hitungan 1/4 bagian protein, 1/4 bagian karbohidrat dan 1/2 bagian sayuran. Buah-buahan pun jangan lupa dikonsumsi ya untuk menambah asupan vitamin dan mineral.

 

Minum Susu dan Suplemen

Sebenarnya tidak ada kewajiban ibu menyusui harus mengonsumsi susu, namun kalau mau ditambahkan ya boleh saja karena kandungan nutrisi susu akan menambah asupan kalsium, vitamin D, zat besi, fosfor, magnesium, dan asam lemak penting seperti omega-3, 6 dan 9. Begitu juga dengan suplemen ibu menyusui, sah-sah saja kalau Urban Mama ingin mengonsumsi suplemen menyusui untuk melengkapi kebutuhan nutrisi selama menyusui. Hitung-hitung nantinya nutrisi yang kita dapat dari makanan, susu dan suplemen tersebut semuanya akan diserap menjadi ASI yang si kecil minum, terutama saat si kecil masih bayi yang nutrisi utamanya masih berasal dari ASI.

 

Banyak Minum Air Putih

Kalau minum air putih sih memang wajib ya bagi siapapun, tidak hanya mereka yang sedang menyusui, karena semua orang tidak boleh kekurangan cairan setiap harinya. Namun menyusui dan memompa ASI membakar kalori, tak jarang sehabis menyusui pasti ibu lebih merasakan haus (tak hanya lapar). Bagi Urban mama yang sedang menyusui, ingat untuk banyak minum air putih dan jangan sampai merasa haus. Jangan tunggu sampai merasa kehausan, apalagi sampai badan sudah kekurangan cairan. Usahakan minum air putih walaupun tidak merasa begitu haus, ini dapat diakali dengan memperbanyak frekuensi minum air putih daripada minum air putih banyak sekaligus.

 

Atur Pola Tidur

Tubuh memerlukan istirahat agar metabolisme berjalan baik dan pikiran pun jadi tenang dan clear. Bagi ibu menyusui, ujung-ujungnya juga agar tubuh dapat menghasilkan ASI yang berkualitas. Tubuh memperbaiki diri pada saat kita istirahat, maka dari itu usahakan untuk beristirahat cukup. Atur pola tidur, tetap selipkan jam tidur meski serepot apapun, apalagi pada minggu-minggu awal kelahiran si kecil saat tubuh ibu memerlukan banyak istirahat untuk pemulihan pasca melahirkan. Setelah anak lahir, pola tidur ibu memang bakal berkurang dan acak-acakan, namun ini dapat diakali dengan membuat prioritas pkerjaan rumah tangga dan mengatur pola tidur. Bagi-bagi proporsi waktu tidur di siang dan malam hari. Kalaupun tidak bisa tidur siang, paling tidak usahakan malam untuk cukup tidur. Hindari pula hal-hal yang dapat mengganggu kualitas istirahat dan jangan terjaga sampai larut malam.

 

Menjaga Niat dan Komitmen

ASI booster datang dalam banyak bentuk, salah satunya adalah menjaga niat dan komitmen Urban mama untuk menyusui si kecil. Semua kembali lagi ke pola pikir. Terhadap apa kita menggantungkan sesuatu, pasti disitu kita percaya bahwa hal tersebut dapat diandalkan. Niat dan komitmen ini adalah penyatu antara doa dan usaha. Doanya adalah supaya produksi ASI tercukupi untuk si kecil, usahanya adalah dengan rajin menyusui dan pumping. Keduanya berjalan dengan dorongan niat dan komitmen. Pernah saya menggantungkan harapan pada suplemen ASI booster agar produksi ASI melimpah. Namun sudah coba ini-itu malah tidak ada pengaruhnya, yang ada jadi pusing sendiri. Kemudian saya tersadar, untuk mengetahui ASI booster itu efektif atau tidak ya dikonsumsinya ketika produksi ASI sedang menurun, jangan dicoba pada saat ASI sedang melimpah atau saat sedang rajin pumping karena jadi rancu. Beberapa petunjuk pemakaian ASI booster bahkan ada yang dengan jelas menuliskan 'pompa payudara setiap 2 jam sekali', itu membuktikan bahwa minum ASI booster tanpa diiringi usaha rajin pumping pun juga tidak berpengaruh banyak.

 

Pelajaran yang saya petik: menyusui adalah sebuah proses. Namanya juga proses maka tidak ada yang instan, butuh ketekunan usaha dan waktu yang tidak sedikit. Yang paling utama adalah andalkan tubuh dan pikiran Urban Mama. Yakin dan percaya bahwa tubuh wanita sudah dipersiapkan oleh Tuhan dengan begitu sempurna, dengan begitu tubuh akan terbantu untuk bekerja dengan baik. 

Gunakanlah pula cara yang senyaman mungkin saat menyusui, karena hanya kita yang tahu apa yang tubuh perlukan agar dapat nyaman selama menyusui. Yang pasti menyusuilah dengan bahagia, tanpa ada paksaan, tanpa ada tekanan, bebas dari rasa cemburu apalagi berkompetisi. Jangan sampai niat baik untuk memberikan yang terbaik bagi si kecil justru menjadi bumerang yang mencederai usaha dan niat kita sebagai seorang ibu, hanya karena kita merasa tidak bahagia. Fokus saja pada apa yang bisa kita berikan untuk anak, karena sesungguhnya yang paling mengerti dan dapat memberikan nutrisi terbaik untuk anak kita ya hanya kita sendiri sebagai ibunya.

Selamat menyusui dengan bahagia ya, Urban mama!

9 Komentar
Erlinda Wijayanti March 15, 2019 8:30 am

Baru baca artikel ini.. makasih mama adinda artikelny sangat membantu apalagi utk sy yg baru 2 minggu jadi mama.. saya sempat stres krn hbs lahiran asi sy gak kluar ditmbah 2 hari stelah lahiran anaku bilirubinya tinggi sampai 20.. tapi alhamdulillah skrg anak sudah sehat, asi juga sudah keluar meski ga bnyk ky ibu2 lain yg bisa stok asi sampai kulkas penuh. Yg pntg ttp fokus untuk mengASIhi dan memberi yg terbaik utk anak. Happy BF

Artia Sitanggang
Artia Sitanggang January 12, 2018 5:34 pm

well saya lagi berjuang untuk full asi smp anak saya 6 bulan dan 1 bulan kedepan ni terasa berat mengingat produksi asi smakin menurun pekerjaan dan tidak rutinnya memompa kala dikantor membuat saya kadang pesimis apa bs full asi smp bulan dpan anak saya 6 bulan tapi kata orang mengASIhi itu harus optimis jadi saya yakin saya masih sanggup menyediakan asi buat anak saya secara eksklusif hingga bulan depan genap dia berusia 6 bulan.

adinda larasati
adinda larasati January 19, 2018 11:20 pm

Semangat mba artia.. ASI surut dialami rata2 ibu menyusui kok itu normal tapi yang paling penting jangan patah semangat. Mindsetnya harus optimis ASI pasti cukup! Tetap dipompa mba 2 jam sekali utk merangsang produksi, power pumping di jam jam malam, dan bisa juga pijat laktasi bagus utk relaksasi dan melancarkan aliran darah. Semangat mengASIhi mom..

Retno Aini
Retno Aini January 4, 2018 4:16 pm

pernah menyusui 5-6 tahun yang lalu dan... setuju sama tulisannya :D dulu pun saya harus sampai mengubah pola makan agar produksi ASI bisa lancar. terima kasih utk sharingnya yaa mama Adinda. Semoga bermanfaat sbg penyemangat buat para busui lainnya.

adinda larasati
adinda larasati January 19, 2018 11:14 pm

sama sama mba aini, semoga sharingnya bermanfaat..

Cindy Vania
Cindy Vania January 4, 2018 3:00 pm

Terima kasih tipsnya mama, bermanfaat banget! ❤️

adinda larasati
adinda larasati January 19, 2018 11:14 pm

Semoga berguna mba cindy.. ^^,

musdalifa anas
musdalifa anas January 4, 2018 6:23 am

Mama adinda, terima kasih tulisannya. Semoga bermanfaat untuk ibu-ibu menyusui lainnya.

Saya jadi ingat ketika saya menyusui kedua anak saya, proses keduanya beda, pengalamannya beda. Anak pertama gak full ASIP krn ilmu tentang ASI nya minim banget. Begitu anak kedua lahir, langsung berkomitmen untuk full ASI dan selalu bersugesti kalau ASI saya banyak. Jd ingat di minggu-minggu pertama, saya selalu bangun jam 2-3 pagi untuk pumping.

adinda larasati
adinda larasati January 19, 2018 11:13 pm

Pengalaman yang mengajarkan kita menjadi lebih baik ya mba, Alhamdulillah kalau di anak kedua menyusuinya bisa lebih baik :)
itu bener banget mba power pumping di tengah malam karna ternyata hormon prolaktin bekerja maksimal di malam hari