World Breastfeeding Week 2019: Empower Parents, Enable Breastfeeding

Oleh the urban mama pada Kamis, 01 Agustus 2019
Seputar Our Stories
World Breastfeeding Week 2019: Empower Parents, Enable Breastfeeding

#WorldBreastfeedingWeek tahun ini mengangkat tema "empower parents, enable breastfeeding", sebagai perlindungan sosial untuk kedua orangtua, tempat bekerja formal dan informal yang ramah orangtua, serta penerapan nilai dan norma sosial untuk kedua orangtua dalam menyusui. Selain memberikan edukasi mengenai pentingnya perlindungan sosial untuk menyusui, serta menanamkan pentingnya nilai kesetaraan gender orangtua untuk mendukung menyusui, kampanye ini juga memotivasi para individu, organisasi, dan komunitas untuk menyuarakan pentingnya menyusui secara lebih luas, dan menggalakkan tindakan nyata perlindungan untuk orangtua yang menyusui.

Ada alasan mengapa menyusui dirayakan selama seminggu penuh di seluruh dunia, mengapa Kementerian Kesehatan RI selalu menggembar-gemborkan manfaat ASI dan menyusui, dan mengapa ASI serta menyusui kerap menjadi bahan perbincangan dan bahkan perdebatan di kalangan para ibu. Alasannya, karena ASI dan menyusui memang sepenting itu dalam mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil dan menjaga kesehatan ibu.

Manfaat ASI

ASI merupakan nutrisi ideal dan satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi pada bulan pertama kehidupannya. Komposisi ASI paling sempurna, baik secara kualitas maupun kuantitas, dan memiliki berbagai keunggulan yang dapat menunjang kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Berikut ini berbagai keunggulan ASI untuk tumbuh kembang si kecil:

  • Kaya akan asam amino, AA, DHA, vitamin A, D, E, K, B-karoten, dan mineral seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dan sulfur yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi
  • Dilengkapi dengan hormon dan enzim yang membantu pencernaan bayi
  • Kandungan nutrisi dalam ASI dapat berubah–ubah sesuai dengan usia dan pertumbuhan si kecil
  • ASI dapat melindungi si kecil dari berbagai penyakit, karena mengandung sel-sel imun seperti immunoglobulin yang mencegah anak dari infeksi telinga, infeksi pernapasan, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih, penyakit kulit seperti ruam eksim/eczema
  • Menurunkan risiko terkena penyakit metabolik ketika dewasa nanti.

Dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp. A, MHSM, IBCLC menjelaskan, “Tak hanya ASI yang memiliki banyak kebaikan untuk bayi, kegiatan menyusui pun memiliki banyak manfaat untuk bayi, bahkan untuk Anda, sang ibu. Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan setelah kehamilan, menjaga kesehatan mental dan fisik, menurunkan risiko depresi setelah persalinan, sebagai kontrasepsi alami, menguatkan tulang, hingga menurunkan risiko penyakit jantung serta kanker payudara. Yang terpenting, menyusui mampu menguatkan hubungan antara ibu dan si kecil. Namun, meski proses menyusui berlangsung secara alami, memang tak semua ibu (juga bayinya) langsung bisa lancar menjalani proses ini. Diperlukan beberapa strategi agar Anda dapat sukses menyusui eksklusif si kecil selama enam bulan. Kesuksesan pemberian ASI ini pun harus disertai dengan pengetahuan mengenai ASI dan menyusui secara komprehensif. Jangan lupa, lakukan juga tujuh kontak dengan konselor laktasi untuk mendukung Anda selama masa menyusui.”

 

Pentingnya memiliki pengetahuan mengenai ASI dan menyusui

Edukasi mengenai ASI dan menyusui bisa urban Mama dapatkan dari para konselor laktasi di fasilitas kesehatan terdekat, lembaga kesehatan, hingga komunitas menyusui. Rumah sakit dengan kategori rumah sakit sayang bayi juga biasanya memiliki kelas-kelas edukasi laktasi.

Berikut ini hal-hal yang dapat Anda pelajari dalam kelas edukasi laktasi:

  • Manfaat ASI
  • Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
  • Manfaat rawat gabung setelah persalinan (rooming in)
  • Perawatan payudara saat hamil dan menyusui, termasuk cara-cara pijat oksitosin untuk merangsang keluarnya hormon oksitosin
  • Bagaimana pelekatan yang tepat agar proses menyusui berjalan dengan baik
  • Mengenali berbagai kendala menyusui, sehingga apabila Anda mengalami hal tersebut Anda bisa tetap tenang sambil mencari solusinya.
  • Manajemen ASI Perah (ASIP) terutama bagi ibu menyusui yang bekerja.

Mama disarankan untuk bertemu dengan tenaga kesehatan/konselor laktasi setidaknya tujuh kali selama masa kehamilan dan setelah persalinan. Dokter Yovita memaparkan tujuh kontak dengan tenaga kesehatan/konselor laktasi, yaitu:

  1. Kontak pertama: Saat hamil, membahas keuntungan dan manajemen menyusui.
  2. Kontak kedua: Saat hamil, membahas proses menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.
  3. Kontak ketiga: Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat IMD.
  4. Kontak keempat: 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu pelekatan mulut bayi pada payudara.
  5. Kontak kelima: Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.
  6. Kontak keenam dan ketujuh: Dilakukan dalam satu dan dua bulan setelah melahirkan. Untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui, persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya 

Urban Mama, nantikan artikel-artikel menarik seputar ASI pekan ini dalam rangka #WorldBreastfeedingWeek ya! Mari menjadi bagian dalam meluaskan informasi mengenai betapa pentingnya ASI dalam mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil dan menjaga kesehatan ibu.

 

0 Komentar

 

Artikel Terbaru
Senin, 09 November 2020 (By Expert)

Mengenal Lebih Dekat Rahasia Manfaat BPJS Sebagai Asuransi Proteksi Kita

Jumat, 25 Desember 2020

6 Keuntungan Tidak Punya Pohon Natal di Rumah

Kamis, 24 Desember 2020

Rahasia kecantikan Alami dari THE FACE SHOP YEHWADAM REVITALIZING

Rabu, 23 Desember 2020

Lentera Lyshus

Selasa, 22 Desember 2020

Different Story in Every Parenting Style

Senin, 21 Desember 2020

Menurut Kamu, Bagaimana?

Jumat, 18 Desember 2020

Santa's Belt Macarons

Selasa, 15 Desember 2020

Christmas Tree Brownies