Urban Mama pasti pernah merasakan kondisi di mana menyusui bukanlah hal yang mudah, bahkan ada yang penuh tantangan. Ada beragam cerita seputar perjuangan menyusui dan setiap ibu pasti menghadapi tantangannya masing-masing, begitu pula dengan saya.
Ada kalanya Kafi (2 tahun) dan Janna (10 bulan) menangis bersamaan. Saat itulah, peran suami sangat diandalkan, sementara saya menyusui dan menenangkan si kakak, suami akan menyiapkan ASI perah untuk si bungsu sambil menggendongnya.
Breastpumping with fun. Sebagian ibu menyusui yang bekerja atau mama yang sering beraktivitas di luar rumah pasti ingin tetap memberi bayinya ASI hingga dua tahun. Namun, kadang keinginan ini sulit tercapai karena ada kendala saat menyediakan ASIP untuk bayi di rumah.
Ada bermacam-macam cara untuk memberikan ASIP pada bayi. Saya pribadi memilih untuk menggunakan dot dan botol susu. Kriteria botol susu yang saya pilih adalah yang BPA Free dan mudah dibersihkan.
Tetap menyusui anak-anak langsung hingga mereka berusia dua tahun, salah satu impian terbesar saya sebagai ibu. Dengan menyusui langsung, saya merasa lebih dekat dengan buah hati meski tidak bisa setiap saat berada di dekat mereka.
Bersyukur saya mendapatkan kesempatan untuk menyusui ketiga anak saya. Mulai anak pertama saat pengetahuan saya tentang ASI masih sangat sedikit, tetapi saya tetap berusaha untuk ASI eksklusif. Lalu ketika anak kedua persiapan sudah makin matang dan ilmu sudah makin banyak, saya sudah menyiapkan banyak stok ASI sebelum kembali bekerja dan sudah makin mengerti soal manajemen ASIP.
Cukup sulit menemukan format surat keterangan menyusui di internet. Bahkan, jasa untuk membuatkan surat keterangan dokter bagi ibu menyusui juga masih belum lumrah di sejumlah klinik maupun rumah sakit Jakarta. Setidaknya itulah yang saya alami saat tahun lalu mempersiapkan perjalanan dinas luar negeri.
Bagi ibu dari bayi dan balita seperti saya, waktu menjadi begitu berharga. Apalagi, saya masih menyusui bergantian kedua buah hati, Kafi (17 bulan) dan Janna (1 bulan). Belum lagi selama cuti melahirkan kali ini, saya berkomitmen untuk terus mendampingi keduanya termasuk saat bermain.
Di kantor, saya berusaha rutin pumping 2-3 kali. Dengan stok penuh selama cuti dan hasil pumping di kantor (sekitar 700-800 ml bisa saya bawa pulang), freezer mulai tidak muat menampung. Mulailah saya berpikir untuk mendonorkan stok ASIP tersebut.
Masa cuti berakhir, stok ASIP pun sudah berbaris rapi di kulkas rumah. Bahkan sempat tidak muat, akhirnya kulkas kantor ikut ambil andil. Sampai suatu hari saya dapat kabar dari rumah kalau listrik padam.