Sejak jatuh cinta dengan olahraga lari, saya jadi punya kebiasan baru setiap liburan. Sebisa mungkin, saya menyelipkan acara lari dalam agenda. Selain untuk menjaga kesehatan, libuRUN juga menjadi kesempatan bagi saya menikmati me-time dan menyusuri kota sendirian.
Berlari bersama menjadi bonding-time kami dengan anak-anak. Menyemangati mereka untuk tidak mudah putus asa. Kalau pun capek, jalan juga tidak apa-apa. Yang penting adalah mereka menyelesaikan apa yang mereka putuskan sendiri untuk memulai.
We're not getting any younger dan tentunya anak-anak saya tumbuh semakin besar. Kalau anak-anak sudah besar dan berjalan bersama saya, akan seperti apakah saya? Apakah fisik saya masih kuat?
Bagi yang belum pernah dan tidak suka dengan dingin, mungkin menganggap olahraga ski ini mahal karena akhirnya perlu berbagai macam perlengkapan supaya bisa nyaman berada di cuaca seperti ini. Tapi kebetulan sekali, saya dan suami memang senang olahraga musim dingin ini, dan ingin memperkenalkannya kepada anak-anak.
Target saya... saat check-up tahunan 2014 ke dokter nanti, saya membawa medali pertama untuk ditunjukkan ke dokter tulang. Saya akan dengan lantang berkata, "Don't ever tell me that it's IMPOSSIBLE, because I'm possible by trying harder."
Saya pun mulai mencari alternatif kegiatan di luar ruangan yang ramah untuk bayi dan tentunya ramah untuk dompet ibunya! Walaupun Jakarta terkenal akan ratusan malnya, ternyata banyak juga fasilitas umum seperti taman yang tersedia gratis untuk dinikmati oleh masyarakat.
Kami bertekad untuk mengenalkan anak kami pada kegiatan di alam bebas sejak dini. Sewaktu Ledi masih di perut saja, kami sudah berdiskusi umur berapa amannya kami bisa mengajak Ledi arung jeram, gunung pertama yang akan kami daki dengan Ledi, dll.