Trekking Bersama Si Kecil

Oleh Mel pada Sabtu, 23 April 2016
Seputar Activities


Sejak remaja, hobi saya memang beraktivitas di luar ruangan. Setelah menikah, bersepeda dan trekking bersama suami menjadi rutinitas mingguan yang tak pernah terlewatkan. Ketika anak pertama kami lahir, tak sabar rasanya ingin mengajak dia berjalan-jalan ke tengah alam.

Ketika Lintang berusia enam bulan dan sudah bisa duduk sendiri, saya dan suami mulai mengajaknya trekking melalui jalur yang ringan di Ubud, Bali. Berbekal gendongan ransel sewaan, saya dan suami bergantian menggendong Lintang menyusuri perbukitan Campuhan. Untuk mengantisipasi sengatan terik matahari, tidak lupa kami semua mengoleskan sunblock, memakai topi, dan memasang tudung di gendongan Lintang.

Sengaja kami pilih jalur yang tidak terlalu panjang supaya Lintang—dan kedua orangtuanya—tidak terlalu kecapekan. Tidak lupa sebelum memulai perjalanan, kami membawa perlengkapan jalan yang memadai: sepatu jalan yang nyaman, air minum yang banyak, camilan ringan penambah tenaga, serta sunblock.

Campuhan merupakan trek yang cukup umum dilalui oleh wisatawan dan hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer (satu arah). Berawal dari pinggir jalan raya di tepian Ubud, jalan setapak kecil membawa kami menyusuri perkampungan lalu menanjak hingga ke puncak bukit. Di sisi kiri dan kanan terhampar sawah-sawah hijau, vila-vila mewah dan aliran sungai. Pemandangan indah yang sangat menawan.


Jalur tersebut berakhir di sebuah restoran bale bambu yang pas untuk beristirahat, mengisi perut dengan kudapan ringan dan menghilangkan dahaga dengan minum air kelapa muda segar. Usai mengumpulkan kembali tenaga, kami memutuskan untuk berjalan pulang melalui jalur berangkat yang sama. Bagi yang lelah berjalan lagi, terdapat juga pilihan naik ojek atau mobil sewaan untuk kembali ke pusat kota Ubud, tentunya dengan tarif harga wisatawan.

Pengalaman pertama mengajak Lintang trekking terasa sangat menyenangkan. Anaknya pun anteng di dalam gendongannya dan tampak senang melihat-lihat pemandangan.


Berbekal pengalaman inilah kami menjadi yakin bahwa trekking bersama anak kecil sangat memungkinkan jika dipersiapkan secara matang. Kami pun berlanjut mengajak Lintang menyusuri jalur-jalur trekking lainnya yang lebih panjang dan seru. Semoga tips ini bermanfaat bagi urban mama dan papa ada yang hendak mengajak si kecil trekking.

Mel
Mel

13 Komentar
Mel
Mel May 4, 2016 10:27 am

Terimakasih semua untuk komentar-komentar positifnya.. Yuk, ajak si kecil jalan-jalan ke alam, hehe..

Mbak Reska, gendongan dengan tudung seperti ini namanya baby backpack carrier yang bisanya memiliki alumunium frame, tudung pelindung dari panas matahari dan hujan, serta beberapa kantong penyimpanan barang. Banyak dijual di toko outdoor dan disewakan di penyewaan barang bayi.

Imelda Sutarno
Imelda Sutarno May 2, 2016 10:40 am

mbak Allira keren banget sih ini. Iri deh, karena suami emang pengeeen banget anak-anaknya lebih suka dunia adventure luar ruang seperti ini. Jadi gatel pengen nyobain juga, semoga berhasil...amiiin....

Cindy Vania
Cindy Vania May 2, 2016 7:35 am

Waah seru banget trekking bareng anak-anak!
Aku pengen deh,tapi belum kesampaian nih. Mau sekalian nunggu yang kecil 4th dulu biar makin seru trekkingnya :)

Reskha
Reskha April 28, 2016 11:26 am

Wah mom keren bangeeettt!! Jadi pengen deh coba trekking sama anak2.. Kl boleh tau, itu gendongan apa ya yg ada tudungnya?

Retno Aini
Retno Aini April 26, 2016 5:56 pm

Fix mudik nanti pengen ke Ubud lagi, kali ini trekking sama si kecil xD asal mama-papanya pintar milih trek yang enak & cocok buat anak2 & persiapannya matang, sy percaya bgt trekking n hiking bisa jadi kegiatan yg menyenangkan buat anak2. Soalnya di kampung sini hiburan kami cuma hiking n trekking di bukit2 sekitar rumah, hihi. Tapi jadi kangen juga dengan hijaunya alam Indonesia. thanks yaa mama Allira utk tipsnya! Foto2nya keren deh!